"Pa. Aku tidak bisa makan makanan terlalu asin!" Naoki bicara dengan nada tinggi di depan meja makan. Membuat ayah dan ibu tirinya berhenti melumat makanan mereka.
"Apakah ini terlalu asin untukmu?" ayahnya kembali menyeruput sup misonya dan mengecap rasanya.
"Tidak mungkin kan, aku memasak seperti biasanya." Mari, ibu tirinya tampak membela diri.
"Makanan asin tidak baik untukku. Makoto-sensei juga tahu hal itu. Makanya dia membuatkan sarapan untukku dengan mengurangi takaran garamnya." Naoki bicara lantang tanpa rasa bersalah.
"Tapi Naoki-kun, bukan kah kemarin-kemarin kau biasa saja." Mari mulai merasa tak suka.
"Berhentilah membawa-bawa Makoto-sensei, Nao. Papa akan pesankan makanan dari restoran keluarga kalau kau tak suka masakan Mari." Ayahnya menghabiskan makanannya tanpa peduli lagi komplain yang Naoki ajukan.
"Baiklah aku akan menunggu di kamar." Tanpa menyentuh lagi makanannya atau bahkan membereskan piring di hadapannya, Naoki melenggang pergi.