"Sas," Raka menyapaku lagi.
"Apa?" tanyaku meresponsnya dengan cepat.
"Sebenarnya ... aku sempat berpikir ... aku takut kehilangan ingatanku saat aku bersamamu saat ini, entah kenapa ... jika nanti ingatanku tidak kembali seperti saat ini."
Rupanya Raka juga memikirkan hal itu.
"Padahal jauh sebelum mengenalmu ... entah kenapa aku senang sekali dengan hidup baruku, dan kupikir inilah sosokku yang baru saat ini. Tapi, sekarang ... aku malah takut jika ingatanku teriset, aku akan melupakanmu ...."
Raka mengatakan dengan nada sedihnya.
Aku tetap tersenyum di depannya padahal aku ikut bersedih juga mendengar hal itu, bukan cuma aku saja kan yang terlupakan ... tapi, semua orang yang ada di sini ....
"Ah! Sudahlah ka, kamu harus istirahat dulu, ya. Kamu harus benar-benar pulih, ka. Kamu terlalu banyak mikir juga." Aku mengatakannya sambil mempertahankan senyum lembutku agar dia juga tidak terlalu khawatir.