Chereads / Anak Angkat / Chapter 14 - Aliran Sesat

Chapter 14 - Aliran Sesat

Arthur menatap tajam ke arah Mesya dan juga Romi.

Kemudian pemuda yang baru genap berusia 14 tahun itu merogoh sakunya, dan mengambil sebuah ponsel.

"Halo, Ayah, ada seseorang yang sepertinya akan menjadi target kita selanjutnya," ucap Arthur.

Rupanya Arthur sedang menelpon Charles.

"Siapa?" tanya Charles.

"Dia sahabat Mesya dari panti asuhan, nanti aku akan mengirimkan informasi detailnya lewat pesan chat,"

"Baik,"

Tut... tut... tut....

Arthur menutup ponselnya, dan menaruhnya ke dalam saku kembali.

Dia berjalan sembari tersenyum tipis penuh arti.

***

Memang ada sebuah rahasia besar dalam keluarga mereka, yang selama ini tidak di ketahui oleh orang lain, jangankan orang lain, Mesya yang juga anggota keluarga mereka sendiri saja tidak mengetahuinya.

Keluarga Davies, adalah penganut sekte sesat, di mana mereka di haruskan membunuh dan memakan manusia serta melakukan ritual-ritual aneh secara turun temurun.

Sebenarnya Charles adalah warga pendatang yang juga seorang psikopat, dia bertemu dengan Arumi, warga Indonesia berdarah Jawa, dan memiliki kepercayaan yang di anut keluarganya sejak dulu.

Namun keluarga Arumi meninggal karna peristiwa kebakaran yang di sengaja oleh keluarga dari pamanya.

Keluarga mereka berkelahi dan saling memperebutkan sebuah kitab peninggalan leluhur yang bisa membuat mereka hidup   abadi dan juga makmur.

Keluarga Arumi yang terdiri dari kedua orang tua Arumi dan seorang adik perempuannya meninggal.

Setelah keluarga sang paman yang bernama Wijaya Diningrat, membuat kepalsuan, dan membakar rumah mewah  milik Subroto hingga hangus tak tersisa.

Sehingga semua orang mengira jika keluarga itu meninggal karna peristiwa kebakaran besar, bukan karna pembunuh.

Namun untungnya Arumi berhasil lolos.

Awalnya Arumi adalah wanita yang polos dan sama sekali tidak tertarik dengan hal-hal yang berbau mistik ataupun kepercayaan-kepercayaan kuno yang di anut oleh sang ayah. Namun karna rasa dendamnya kepada sang paman, merubah Arumi menjadi sangat ingin meneruskan ritual sesat keluarganya itu.

Dia berharap dia akan kembali bangkit dan kuat agar bisa membalas perbuatan sang paman, dengan di bantu oleh Charles perlahan dia mulai bangkit.

Kehidupan keluarganya yang sudah hancur perlahan mulai membaik, dia melakukan sama persis apa yang di lakukan oleh keluarganya dulu, membunuh, memakan daging manusia, meminum darahnya hingga melakukan ritual persembahan di hari tertentu.

Hanya saja Arumi tidak memiliki kitab warisan leluhurnya, yang harus dia pelajari lagi untuk menyempurnakan ilmu sesat mereka.

Tentu meskipun Arumi saat ini sudah kaya raya dan memiliki segalanya tapi keluarga sang paman jauh lebih tinggi di atas Arumi.

Keluarga dari Wijaya Diningrat tidak mengetahui jika Arumi masih hidup, mereka mengira Arumi sudah tewas saat peristiwa kebakaran itu.

Kini Arumi hidup bahagia bersama Charles, dan menggunakan nama Davies,  yang di ambil dari marga keluarga Charles sebagai sebutan untuk keluarga mereka.

Mereka memiliki tiga anak yaitu David dan Arthur, serta Lizzy Davies, atau yang akrab di sapa Lizzy, namun sayangnya Lizzy meninggal, karna di jadikan tumbal oleh keluarga Wijaya.

Meski sudah bertahun-tahun Arumi bersembunyi, tapi akhirnya Wijaya sudah mengetahui jika Arumi masih hidup, namun dia membiarkan saja, karna Wijaya berpikir jika Arumi itu tidak berbahaya baginya.

Dia mengira Arumi menjadi kaya raya dan terhormat saat ini karna menikah dengan Charles yang seorang pengusaha kaya raya.

Dia tahu jika sejak kecil Arumi tidak tertarik dengan kepercayaan keluarga mereka, sehingga membuat Wijaya yakin Arumi tidak mungkin akan mau merebut kitab warisan leluhur mereka.

Bahkan ketika putri kesayangannya di ambil dan di jadikan tumbal saja Arumi dan Charles tak berdaya.

Itu lah alasan Wijaya membiarkan Arumi tetap hidup.

Dia tidak mengetahui jika Arumi bukanlah Arumi yang dulu.

Keponakannya yang polos itu kini berubah menjadi wanita cerdik penuh intrik dan juga dendam yang membara.

Arumi mengadopsi Andrea Mesya, karna dia ingin menjadikan Mesya sebagai pengganti Lizia putri kesayangannya.

Dan dia ingin kelak Mesya bisa membalaskan dendam keluarganya dan merebut kitab kuno yang ada di tangan Wijaya dengan cara menikahkan Mesya dengan Putra dari Wijaya.

Sampai detik ini dia memang sudah tidak berhubungan atau saling bertegur sapa kepada sang paman, tapi diam-diam Arumi masih memantaunya.

Melihat dan mengutuk kehidupan sang paman yang sempurna itu menjadi hancur.

Wijaya sangat menyayangi putra semata wayangnya yang bernama Satria Wijaya Diningrat. Satria kelak akan menjadi pewaris tunggal dari keluarga Wijaya.

Dan dengan kecantikan Mesya, Arumi yakin suatu saat nanti putra kesayangan Wijaya akan bertekuk lutut dengan putrinya, dan tentu saja dengan begitu  dia bisa merebut kembali kitab kuno itu dan menghabisi keluarga Wijaya hingga tak tersisa.

***

"Mau kemana, Sayang?" tanya Arumi kepada sang suami.

"Ada yang berani memakan bekal anak kita, bukankah itu berarti dia sudah siap menjadi makanan kita?" ujar Charles.

"Haha! Terserah, kita akan makan enak malam ini!" ucap Arumi.

"Iya, Sayang, aku berangkat dulu ya?" Charles mengecup kening sang istri.

"Apa kamu butuh bantuanku?"

"Tidak, Sayang, aku tidak mau istriku kelelahan. Lagi pula ini adalah pekerjaanku. Aku mencintai pekerjaan ku,"

"Iya, apa artinya kamu akan pergi sendiri saja?"

"Tidak, aku akan di bantu oleh putra-putraku,"

"Iya, mereka memang harus di latih menjadi seorang Davies sesungguhnya."

"Iya, Sayang. Kamu tetap di rumah dan tunggu putri tercinta kita yang akan segera pulang,"

"Baik, suamiku,"

Charles pergi meninggalkan Arumi.

Dia sudah bersiap, untuk datang di tempat yang sudah Arthur janjikan.

Hari itu, Romi beru saja keluar dari gerbang sekolahan, dia berjalan berdampingan bersama Mesya.

"Sampai bertemu lagi, Mesya!" ujar Romi seraya melambaikan tangannya.

Lalu Romi memasuki mobil, dia pulang bersama dengan seorang sopir pribadinya.

Hanya beberapa menit telah berlalu, Romi sudah sampai di depan gerbang rumahnya.

"Maaf, Den Romi, saya mau pergi beli roko dulu, Den Romi, saya tinggal sebentar ya, sebentar lagi, si Embak juga bakalan pulang dari pasar," ucap sopir itu.

"Iya, Pak," jawab Romi.

Lalu mobil pun berlalu pergi meninggalkan gerbang rumah Romi.

Dan Romi mulai membuka gerbang rumah itu.

Mamun baru saja sekitar dua langkah dia memasuki gerbang, dia mendapati ada seorang pria bertopeng sudah menunggu kepulangan.

Di tangan pria itu memegang sebuah pisau, dan membuat bulu kuduk Romi merinding.

Dan tanpa berpikir panjang Romi berlari sekuat tenaga keluar gerbang.

Dia berlari berteriak meminta tolong, namun sayangnya tak ada siapa pun yang ada di situ, karna memang komplek perumahan yang dia tinggali itu mayoritas orang kantoran yang masih beraktivitas di luar rumah.

Meski begitu harusnya masih ada asisten rumah tangga atau satpam yang berjaga, namun entah mengapa sialnya hari ini mereka sedang tidak berada di tempat.

"TOLONG! TOLONG!" teriak Romi.

To be continued