"Tolong hentikan, Paman! Percayalah bahwa aku tidak akan melakukan ritual leluhur sepertimu! Aku dan keluargaku ini hanya manusia biasa, bukan manusia abadi yang tak bisa mati sepertimu!" ucap Arumi dengan suara yang melengking tinggi.
Charles dan Wijaya berhenti sejenak. Mereka mengakhiri perkelahiannya.
"Apa benar ucapanmu itu, Arumi?" tanya Wijaya dengan nada bicara yang mengintimidasi.
"Tentu saja benar!" jawab Arumi, "aku tidak tertarik mengikuti ajaran leluhur kita! Aku hanya ingin hidup normal! Lagi pula aku sudah punya segalanya, jadi tolong jangan ganggu aku, Paman!" pinta Arumi.
"Ah, baiklah," Wijaya menganggukkan kepalanya, "aku tidak akan mengganggumu, dan aku membiarkanmu hidup, tapi awas kalau sampai aku melihatmu, melakukan ritual-ritual sesat ajaran leluhur keluarga kita, maka jangan harap aku akan mengampunimu!" ancam Wijaya.