Ne Zha mengerutkan alisnya saat melihat Xia Shiva yang keluar dari kamar dan mengatakan bahwa dia adalah tim nya untuk Pertarungan Keajaiban.
"Aku tidak pernah mengajakmu masuk ke dalam tim ku," tukas Ne Zha sedikit bingung.
"Sssshhh..." Xia Shiva mengangkat jari telunjuknya memberi tanda diam.
Patriark Hong menatap bingung juga pada Xia Shiva, dia memang mengetahui sifat kekanakan dari putri Kerajaan Xia tetapi yang dia lihat hari ini cukup meyakinkan.
"Patriark Hong!" Xia Shiva memandang Patriark Hong secara langsung.
Tindakan Xia Shiva ini membuat ekspresi Patriark Hong memburuk karena Xia Shiva yang tidak menghormatinya saat berbicara.
"Mana sopan santun mu sebagai putri kerajaan?!" suara dominasi terdengar dari halaman kediaman Ne Zha.
Ne Zha sangat mengenal suara ini.
Pintu terbuka dan menunjukan sosok yang sangat memikat, tubuh yang sangat menyenangkan seperti iblis tapi wajah yang cantik seperti malaikat menjadi daya tariknya tersendiri.
"Kau!!! Su Lihwa!!!" Xia Shiva berteriak kesal pada gadis yang baru saja datang tersebut.
Ya gadis cantik itu adalah Su Lihwa tunangan Ne Zha.
Ne Zha menghela napas kasar begitu juga Patriark Hong, mereka berdua sangat paham jika dua wanita cantik ini bertemu maka hanya akan ada perkelahian tanpa ujung yang baik.
Xia Shiva mengambil pedang dari sarungnya lalu menunjuk Su Lihwa dengan pedangnya.
Su Lihwa tidak takut dia maju berjalan perlahan mendekati Xia Shiva dan berhenti tepat di depan ujung pedang Xia Shiva, sekarang posisi wajah Su Lihwa hanya satu inci untuk tergores oleh pedang tajam Xia Shiva.
"Kalian! Hentikan!" Patriark Hong mengangkat suaranya pada saat ini.
"Diam!!!" teriak Su Lihwa dan Xia Shiva pada waktu yang bersamaan seraya menatap tajam Patriark Hong.
"Sial! Jika bukan karena latar belakang kalian maka akan ku potong-potong kalian!" geram Patriark Hong dalam hatinya.
Ne Zha menggeleng pelan menatap dua gadis yang akan bertarung tersebut, dia menatap Patriark Hong lalu berkata. "Patriark, jika tidak ada yang dikatakan lagi maka aku meminta waktuku. Aku sudah memiliki tim ku sendiri."
Patriark melihat tatapan tegas Ne Zha dan sadar bahwa apapun yang dia ucapkan hanya akan membuang napasnya.
"Baiklah! Jika begitu, aku hanya ingin kau mengambil satu dari murid Klan untuk tim mu," kata Patriach Hong.
Ne Zha hanya menatap Patriach Hong, tidak mengiyakan atau menolak keinginan Patriach dari Klan Ne tersebut.
Menghela napas Patriark keluar dari kediaman Ne Zha dan naik keatas tandu lalu perlahan menghilang dari pandangan Ne Zha. Sekarang tatapan Ne Zha jatuh pada dua gadis yang saling bertatapan tajam seperti macan yang akan berperang atau nuklir yang akan meledak kapan saja.
"Kalian." Ne Zha memisahkan dua gadis itu ke sisi yang berlawanan dan cukup jauh sebelum melanjutkan perkataannya, "jika kalian ingin menjadi tim ku, kalian harus tau bahwa aku hanya bekerja sama dengan Han Xiao."
Kedua gadis itu mengerutkan dahinya hingga Su Lihwa bertanya, "Han Xiao putra kaisar Yang Qian?"
Ne Zha mengangguk, "Memang ada nama Han Xiao lainnya di Benua Angin Selatan ini?"
Memang betul sejauh yang mereka ketahui tak ada nama Han Xiao di Benua Angin Selatan ini yang bisa disebut oleh Ne Zha selain putra Kaisar Yang.
"Setauku dia tidak memiliki kultivasi." Su Lihwa mengerutkan dahinya bingung.
Begitu juga Xia Shiva, karena dia terlahir di keluarga bangsawan dia tahu betul siapa itu Han Xiao. Hanya saja dia tidak pernah menyangka bahwa pemuda yang dia ganggu di restoran kecil adalah teman baik Han Xiao ini.
"Kalian akan tahu saat bertemu." Ne Zha tersenyum mesterius.
***
"Yu'er, ini kamarmu." Seorang pemuda tampan dan riang membawa seorang gadis kecil berambut emas ke dalam kamar yang mewah dengan berbagai hiasan.
Gadis berambut emas itu tertegun saat melihat kamar tidur yang mewah ini, dalam mimpi terliarnya pun dia tak pernah membayangkan hal seperti ini.
"Pa... Pangeran Han, apakah kau tidak berlebihan? Aku hanya seorang budak," ucap gadis kecil itu lalu menundukan kepalanya.
Pemuda riang itu adalah Han Xiao dan gadis kecil berambut emas itu tak lain Ren Yanyu. Setelah mengetahui identitas Han Xiao Ren Yanyu memanggilnya sebagai Pangeran karena Han Xiao adalah anak dari Kaisar Yang Qian.
"Budak?" Han Xiao tidak senang mendengar kata ini. "Siapa yang bilang bahwa kau budakku?"
Kepala kecil Ren Yanyu diangkat perlahan oleh tangan Han Xiao, "Kau adalah temanku, ah tidak kau adikku." Han Xiao tersenyum lebar.
Memang Ren Yanyu ini berumur empat belas tahun, tiga tahun lebih muda dari Han Xiao.
"Tapi Pangeran–" belum sempat memprotes Han Xiao sudah memelototi Ren Yanyu.
"Kau tidak mau jadi adikku?"
Melihat wajah Han Xiao yang terlihat marah tapi tercampur duka di dalam pandangan matanya membuat Ren Yanyu sedikit berkabut, pada akhirnya dia hanya menundukan kepalanya lagi.
Han Xiao menggelengkan kepalanya lalu membawa Ren Yanyu duduk di samping ranjang, dia menatap Ren Yanyu sebelum bertanya, "Apakah kau ingin mempunyai kekuatan sepertiku?"
Ren Yanyu mengangkat kepalanya menatap Han Xiao dengan mata bersinar dia mengaggukkan kepalanya.
"Baik pertama aku ingin bertanya kau tau apa itu Kultivator?"
Ren Yanyu menggeleng.
"Kau tahu sekte dari Benua Angin Selatan ini?"
Lagi-lagi Ren Yanyu menggeleng.
"Baik pertama-tama aku akan menjelaskan apa itu Kultivator," ucap Han Xiao.
"Kultivator adalah seseorang yang berjalan menuju keabadian dengan cara meningkatkan kultivasi mereka dengan energi alam yang kita sebut Qi."
"Kultivator dibagi menjadi banyak tingkatan mulai dari Alam Perunggu, Alam Perak dan Alam Emas.
Setelah itu Ekspansi Istana, di Alam Perunggu hingga Alam Perak Qi akan menempa tubuh saat mencapai Alam Emas tidak hanya tubuh yang ditempa oleh Qi tapi juga dengan jiwa..."
"Semakin tinggi tingkat kultivasi seseorang semakin bertambah juga umur mereka hidup, dengan garis bawah tidak dibunuh oleh seseorang..."
Han Xiao menjelaskan tentang Kultivator secara perlahan pada Ren Yanyu, ternyata Ren Yanyu ini adalah gadis kecil yang sangat cerdas karena bisa mengingat semua yang diucapkan Han Xiao dalam satu kali ucap saja.
"Aku akan memberimu manual kultivasi setelah kujelaskan isi dunia Kultivator di Benua Angin Selatan ini." Han Xiao tersenyum riang penuh dengan kasih sayang pada Ren Yanyu.
"Di Benua Angin Selatan ini ada tiga Kekaisaran yaitu Kekaisaran Yang, Kekaisaran Ren dan Kekaisaran Ming. Tapi ada kekuatan yang memiliki wilayah setara dengan tiga Kekaisaran ini yaitu Istana Falcon utara.
itu adalah sebuah sekte yang sangat besar yang bahkan tiga Kekaisaran tidak berani bertindak sembarangan. Istana Falcon Utara berada di utara dimana wilayah itu hanyalah ada selimut salju sejauh mata memandang."
Ren Yanyu mengangguk dengan mata yang berbinar saat mendengar penjelasan Han Xiao, dia adalah anak yang tidak berpendidikan sejauh ini karena dia hanya mengikuti orang tuanya berjualan permen di pasar sejak berumur tujuh tahun.
"Pangeran Han, apakah ada sekte dengan kekuatan besar di bawah naungan kekaisaran?"
Han Xiao tersenyum lalu lanjut menjelaskan pada gadis kecil itu bahwa sekte sangat jarang untuk mengikuti atau berada dibawah naungan Kekaisaran, tapi ada beberapa sekte yang menjadi pelindung untuk keluarga kekaisaran.
Sebagai contoh adalah Sekte Gunung Giok, itu adalah sekte besar yang sangat berpengaruh untuk Kekaisaran Ren karena sekte tersebut, sangat sedikit Kultivator yang berani membuat onar di Kekaisaran Ren.
Sekte Gunung Giok adalah sekte yang memfokuskan dalam elemen Sihir, jadi ini dianggap unik karena biasanya sekte lain hanya akan memfokuskan pada satu atau dua Elemen saja, bukan sekte lain tidak memiliki Ilmu Sihir, tapi karena setiap murid pasti memiliki Roh Beladiri yang bervariasi tidak hanya Roh Beladiri Elemen.
Selanjutnya Han Xiao memberitahu sekte kuat lainnya di Benua Angin Selatan yang tidak berada dibawah naungan kekaisaran. Sekte Tiga Pedang adalah sekte untuk Kultivator Pedang sekte ini memfokuskan pada beladiri pedang dan Ilmu Sihir yang berhubungan dengan pedang, Sekte Tiga Pedang ini sangat unik karena memiliki tiga Patriark aktif pada saat yang bersamaan dan tiga lokasi sekte yang berbeda.
Sekte Musim Semi Kosong, saat Han Xiao menyebutkan nama sekte ini dia sedikit tenggelam dalam halusinasi seraya menjelaskan. Ini adalah sekte yang hanya menerima murid perempuan, tapi tidak ada yang berani meremehkan sekte tersebut, selain kekuatannya yang besar sekte tersebut juga yang mengelola Restorant Musim Semi dan Penginapan Musim Semi. Adapun lokasi mereka, tidak ada yang mengetahuinya selain murid Sekte Musim Semi Kosong itu sendiri.
Ada juga sekte unik lainnya yaitu Sekte Naga Roh, itu adalah sekte yang berisikan Kultivator Binatang, sekte ini memelihara banyak Binatang Iblis dan Binatang Roh yang sudah dijinakan, bahkan di Sekte tersebut banyak Binatang buas yang memiliki darah Naga. Oleh karena itu Sekte itu diberi nama Sekte Naga Roh.
"Pangeran, apakah di belakang Surga Harta Karun ada sekte yang melindungi mereka? Mereka pedagang besar tapi tidak ada yang berani berbuat onar di Paviliun Surga Harta Karun?" tanya Ren Yanyu.
Han Xiao mengangguk lalu menjelaskan lagi.
Di belakang Paviliun Surga Harta Karun adalah Sekte Surga Harta Karun sendiri, sekte ini mendirikan Paviliun Surha Harta Karun dan menjual setiap kebutuhan untuk Kultivator sebagai contoh adalah Alat Roh, Pil, Tanaman Roh, Pohon Sihir, Teknik kultivasi dan masih banyak lagi. Mereka juga menjual informasi yang dibutuhkan para Kultivator, karena hal ini sekte itu mendapat banyak dukungan di belakang mereka hingga tak ada yang berani berbuat sembrono untuk Sekte Surga Harta Karun.
Ada pepatah lama mengatakan, jika anda menyentuh Sekte Surga Harta Karun sama dengan anda menarik Benua Angin Selatan untuk menghancurkan anda.
"Sekuat itu." Ren Yanyu terkejut.
Han Xiao mengangguk, "Cabang Paviliun Surha Harta Karun tersebar di seluruh Benua Angin Selatan."
Ren Yanyu adalah gadis pintar jadi dia cepat pahan hal tersebut.
"Pangeran, kau bilang kekuatan Istana Falcon Utara sangat kuat? Seberapa kuat mereka?" Ren Yanyu memiringkan kepalanya.
"Kuat, sangat kuat mereka adalah satu-satunya sekte yang memfokuskan dalam Ilmu Sihir elemen es," ucap Han Xiao. "Mereka bagiku mirip dengan sekumpulan manusia es." Han Xiao tertawa saat mengingat Bing Xing yang sangat dingin padanya.
"Sekumpulan manusia es?!" Suara dingin tapi menyenangkan terdengar di luar kamar.
Han Xiao menatap horor ke arah pintu yang perlahan terbuka lalu sosok indah dengan balutan gaun biru masuk ke dalam kamar tersebut, sosok itu adalah gadis yang memancarkan aura dingin sesuai dengan wajahnya saat menatap Han Xiao.
"Ya sekelompok manusia es," ucap Han Xiao lalu menatap Ren Yanyu. "Yu'er apakah kau suka dengan patung manusia es?"
Yanyu terlihat bingung dengan Han Xiao yang ketakutan dan tiba-tiba bertanya padanya, menyukai patung manusia es? Yanyu hanya menatap Han Xiao bingung.
"Yu'er?" gadis itu menatap Han Xiao lalu Ren Yanyu.
"Dasar patung es," celetuk Han Xiao.
"Hey aku ini memiliki nama!" protes gadis itu. "Dan aku bukan patung!"
"Yayaya terserah kau." Han Xiao menggibaskan tangannya. "Ini adalah Ren Yanyu, dia adikku."
Han Xiao mengenalkan gadis berambut emas tersebut pada gadis dingin itu.
Gadis itu melihat dari atas hingga bawah Ren Yanyu, dia kagum akan kecantikan Ren Yanyu muda ini.
"Sial kapan aku merasa buruk rupa di hadapan gadis lain? Dan juga ini gadis kecil," batin gadis itu.
"Halo, aku Bing Xing." Menarik napas pelan Bing Xing mengulurkan tangannya.
Ren Yanyu menatap Han Xiao sebentar setelah melihat Han Xiao mengangguk dia menjabat tangan Bing Xing, "Ren Yanyu."
Suara lembut Ren Yanyu membuat bahkan Bing Xing sebagai gadis kehilangan dalam halusinasinya.
"Suaramu sangat indah," ucap Bing Xing saat kembali mendapat kendali atas pikirannya.
Ren Yanyu hanya menunduk lagi saat mendapat pujian dari Bing Xing.
"Untuk apa kau disini?" tanya Han Xiao.
"Biar aku saja yang memberitahu beberapa pengetahuan umum dunia Kultivator pada Ren Yanyu." Bing Xing melototi Han Xiao.
"Tidak perlu, aku sudah memberitahunya sekarang ini aku hanya menjelaskan beberapa kekuatan di Benua Angin Selatan ini," ujar Han Xiao.
Bing Xing tak peduli pada Han Xiao dia mengambil kedua tangan Ren Yanyu dan menariknya perlahan membawa Ren Yanyu duduk di samping ranjang lagi.
"Aku akan memberitahumu tokoh besar Benua Angin Selatan," kata Bing Xing yang dijawab oleh anggukan dari gadis berambut emas tersebut.
"Di Benua Angin Selatan ada tokoh yang disebut sebagai Tiga Petapa, Enam Kaisar dan Dua Orang Suci."
"Pertama aku akan menjelaskan Enam Kaisar, kau pasti bingung bukan karena kita memiliki tiga kekaisaran tapi enam Kaisar?" kata Bing Xing.
Ren Yanyu lagi lagi mengangguk.
"Enam Kaisar ini adalah tokoh hebat yang diakui oleh para Kultivator sebagai kaisar, tapi hanya dua dari mereka adalah Kaisar dari tiga kekaisaran dan empat lainnya dari sekte kuat Benua Angin Selatan."
Bing Xing menyebutkan satu persatu dari Enam Kaisar serta asal mereka.
Kaisar Darah yang terkuat dari Enam Kaisar adalah Kaisar Yang Qian. Ayah Han Xiao.
Kaisar Ilusi gelar tersebut dimiliki oleh Kaisar Ming dari Kekaisaran Ming.
Selanjutnya Kaisar Racun dipegang oleh Feng Wei. Patriark Sekte Jurang Racun, setiap racun yang dipakai oleh Feng Wei sangat mengerikan.
Kaisar Pedang yaitu Jian Qi, salah satu patriark dari Sekte Tiga Pedang saat ini. Dia adalah Kultivator Pedang nomor satu di Benua Angin Selatan.
Saat sampai di sini mata Bing Xingdipenuhi kekaguman. Kaisar Es adalah Bing Donghai, kekuatan Bing Donghai hanya ada di bawah Kaisar Yang Qian diantara enam Kaisar.
Berbanding dengan Bing Donghai yang kuat. Kaisar Harta Karun adalah yang terlemah dari seluruh Enam Kaisar tetapi tidak ada yang meremehkannya karena banyaknya Alat Roh tingkat tinggi di balik lengan bajunya. Dia disebut sebagai pembunuh menggunakan kekayaan. Cao Shan, Grand Elder Sekte Surga Harta Karun.