Chereads / Dosen Amnesiaku / Chapter 3 - Aneh

Chapter 3 - Aneh

Setelah itu Ali masuk kedalam rumah untuk mengganti bajunya sebentar. Mikha kembali mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh Ali setelah selesai baru ia berikan hasilnya ke Ali.

Beberapa menit kemudian...

Tok...Tok...Tok...

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam rumah. Mira berjalan kearah pintu depan lalu membukanya. Iapun sempat terkejut melihat Mikha yang datang kerumahnya karena sudah sangat jarang sekali Mikha berkunjung kesana.

"Mikha!" panggil Mira.

"Bu," Mikha mencium punggung tangan kanan Mira.

"Ada apa kamu kesini, Mikha? kamu mau, bertemu dengan Ali atau ada masalah lain?" tanya Mira.

"Saya mau bertemu pak Ali, Bu. Tadi soalnya saya dikasih materi sekaligus latihan sama pak Ali, tetapi sekarang sudah selesai dan saya mau menyerahkannya kepada pak Ali," jelas Mikha pada Mira.

"Oh tunggu sebentar ya, tadi Ali nya pergi keluar sebentar beli makan. Kamu duduk saja disini ngobrol-ngobrol sama saya," jawab Mira.

Mira dan Mikha duduk dikursi ruang tamu lalu mengobrol-ngobrol sedikit mengenai kehidupan Ali selama ini.

"Ali itu anaknya tergantung mood! kalau moodnya lagi bagus pasti dia ramah begitupun sebaliknya. Tetapi karena ia hidup dilingkungan sosial, dia harus tetap bersikap ramah meski moodnya buruk," cerita Mira kepada Mikha.

"Iya Bu, Mikha sudah mengenal beberapa watak Ali selama tiga tahunan ini. Oh ya Bu, bisa ceritakan mengenai kehidupan Ali sebelumnya kah?" tanya Mikha.

"Ceritakan kehidupan Ali sebelumnya? maksud kamu bagaimana?" tanya Mira heran.

"Maksud saya, ibu ceritakan gitu kejadian sebelumnya. Misalnya Ali pernah mengalami insiden atau lainnya," jelas Mikha.

"Hmm? coba saya ingat-ingat dulu ya!" ujar Mira.

#Flashback on#

Sembilan tahun yang lalu...

Tok..tok...tok...

"Bu! buka pintunya!" teriak Malik (suami Mira).

Mira langsung berlari menuju pintu rumah bertujuan membukakan pintu untuk suaminya yang teriak-teriak itu.

"Mas? mas sudah pulang? mas ambil cuti?" tanya Mira.

Iapun terkejut saat melihat suaminya itu sedang memapah seorang pria dalam kondisi tak sadarkan diri.

"Mas! ini siapa, mas?" tanya terkejut Mira.

"Sudah, kamu diam saja! lebih baik kamu bantu saya bawa pemuda ini!" perintah Malik.

Mira pun membantu Malik membawa pemuda tersebut masuk kedalam rumahnya. Setelah itu mereka menidurkan pemuda tersebut diatas ranjang. Malik langsung memerintahkan Mira untuk mengambilkan beberapa alat medis yang mereka simpan.

"Mira, tolong ambilkan alat-alat medis yang aku simpan di lemari belakang!" perintah Malik.

"Iya, mas. Tunggu sebentar ya," jawab Mira sembari meninggalkan Malik dan pemuda tersebut.

Tak lama, Mira pun kembali menemui Malik dan menyerahkan alat-alat medis yang diambilnya di lemari belakang.

"Ini mas alat-alat medisnya," ucap Mira sembari menyerahkan.

Malik langsung mengambil alat-alat medis tersebut lalu menangani pemuda yang dibawanya kerumah. Sembari menunggu, Mira duduk disamping Malik dan coba bertanya dengan asal usul dimana suaminya menemukan seorang pemuda yang dibawa ke rumah.

"Mas, coba ceritakan kepadaku. Ini siapa? kenapa kamu bawa pulang pemuda ini kerumah dalam kondisi tak sadarkan diri? dia siapa mas?" tanya Mira.

"Dia itu adalah Aarav Alkatiri, anak dari pengusaha terkaya se-Eropa. Dia ini adalah salah satu korbannya pesawat jatuh kemarin! kamu tahukan aku ditugaskan untuk mencari korban sekaligus barang bukti lainnya yang akan diserahkan ke komandan. Nah terus tadi saat aku sudah bertugas, aku menemukan pemuda ini dalam kondisi masih setengah sadar padahal sedang terambang ditengah laut, terus saat kulihat lebih dekat ia tak sadarkan diri. Dia mengalami luka dikepala cukup parah sepertinya," jelas Malik.

"Apakah nanti akan kamu serahkan pemuda ini ke komandan sebagai saksi mata?" tanya Mira.

"Iya, tetapi aku kasihan dengan kondisinya. Mungkin saat dia sudah sembuh akan ku serahkan ke komandan," jawab Malik.

"Ya udah, mas mandi dan ganti baju aja dulu. Pasti mas sangatlah lelah kan? karena mencari korban kecelakaan pesawat itu," usul Mira.

"Iya, pasti itu Mira. Ya sudah, aku tinggal bentar ya," Malik pun keluar dari kamar tersebut dan pergi masuk kedalam kamar mandi untuk membasuh dirinya.

***

Tiga puluh menit kemudian...

"Hmm, sampai saat ini dia belum sadar juga, apa kita bawa ke rumah sakit saja ya?" ujar Mira sembari menatap pemuda tersebut.

"Tidak usah, kita tunggu saja sampai dia sadar," bantah Malik.

Selang beberapa menit mereka mengobrol, terlihat kedua mata pemuda tersebut bergerak. Lalu pemuda tersebut membuka matanya perlahan-lahan dan memerhatikan sekelilingnya. Malik dan Mira langsung menatap pemuda tersebut.

"Di.. dimana saya?" tanya pemuda tersebut sembari berusaha untuk bangun.

"Shuuu... kamu istirahat saja dulu, kondisi mu masih belum pulih," jawab Malik.

"Siapa kalian? dan dimana saya?" tanya pemuda tersebut.

"Kamu dirumah kami, nak. Kamu tenang saja, kami orang baik-baik kok," ucap Mira sembari tersenyum.

Pemuda tersebut menatap Mira dan Malik. Seketika ia mengingat beberapa kejadian yang dialaminya saat didalam pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut.

"Terakhir yang saya ingat, ckckck... sa... saya berada dalam kondisi tegang didalam pesawat," jelas Aarav.

"Nak, lupakan itu. Kamu istirahat saja ya, kamu masih sakit," ucap Mira.

"Ya, betul kata bu Mira. Kamu istirahat dulu ya," jawab Malik.

***

Tiga hari kemudian...

Terlihat Aarav keluar dari dalam kamar dan menemui Mira yang sedang meminum teh di ruang tamu.

"Bu!" panggil Aarav sembari berjalan mengarah Mira.

"Nak!" Mira langsung berjalan kearah Aarav dan membantunya berjalan.

"Hati-hati, nanti kamu jatuh karena kamu masih sakit!" ujar Mira.

Setelah itu mereka berdua duduk di kursi ruang tamu dan mengobrol berdua.

"Bu, saya mau tanya sesuatu," jelas Aarav.

"Ya nak, mau tanya apa?" tanya Mira.

"Sebenarnya saya itu siapa Bu? saya tidak tahu siapa saya dan kalian yang telah merawat saya. Yang saya ingat hanyalah saya didalam pesawat dan pesawat itu mengalami kecelakaan," ucap Aarav.

"Kamu Ali! anak kami!" celetuk Malik yang membuat Mira tidak bisa berkata apa-apa.

"Anak? jadi saya anak kalian?" tanya Aarav sembari menatap Malik.

"Ya, kamu anak kami. Kamu mengalami kecelakaan pesawat saat kamu ingin pergi berkuliah ke Eropa sana, tetapi pesawat mu justru malah jatuh di daerah laut Jawa," jelas Malik sembari duduk di samping Aarav.

"Iya, kamu anak kami," Mira pun memegang tangan Aarav dengan kedua tangannya.

#Flashback off#

"Bu? bu Mira? saya tanya kok malah gak dijawab?" ucap Mikha memanggil Mira.

"Eh iya, tadi sampai mana?" tanya Mira.

"Bu, saya tanya masalah kejadian yang dialami pak Ali sebelumnya," jawab Mira.

Tak lama, Terlihat Ali yang datang sehabis pulang membeli makan. Iapun melihat Mikha dan Mira yang sedang mengobrol di teras rumahnya.