"Mikha jangan berkata seperti itu! saya jadi merasa tidak enak sama kamu," ucap Ali.
"Tidak enak? tidak enak kenapa, pak?" tanya Mikha.
"Sudah jangan pikirkan itu, saya mau masuk kedalam dulu dan kamu istirahat karena ini sudah larut malam. Dan satu lagi, besok kamu pakai baju pergi tapi tidak pakai make up, ya?" jelas Ali.
"Oke pak, besok saya mau rok sama baju lengan panjang serta masih banyak lainnya. Dan juga tidak pakai make up," ujar Mikha.
"Ya sudah, saya masuk dulu. Assalamualaikum," Ali pun berjalan masuk kedalam rumahnya.
"Walaikumsalam," jawab Mikha.
Sehabis itu Mikha masuk kedalam rumahnya dan beristirahat sebelum besok pergi bersama Ali.
***
Dua jam kemudian...
#Dirumah Ali#
Terlihat Malik sedang duduk di sofa ruang keluarga. Tak lama, Mira pun datang dan duduk disamping sang suami.
"Ali mana?" tanya Malik.
"Dia sudah tidur tadi. Dia sangat lelah apalagi saat di Semarang, Ali banyak membantu," jawab Mira.
"Anak itu sepertinya anak baik-baik. Tanpa kita didik lebih, dia sudah sangat baik. Sering menolong banyak orang. Aku sangat salut padanya. Makanya waktu dia sudah sembuh, aku tidak menyerahkan dirinya pada komandan tetapi merawatnya dan menganggapnya sebagai anak," jelas Malik.
"Tapi, mas. Sedikit demi sedikit Ali semakin curiga dengan dirinya. Apalagi saat berada di Semarang," kata Mira.
"Apa yang terjadi saat di Semarang, Mira?" tanya terkejut Malik.
Mira pun menceritakan kejadian pada saat ia di Semarang bersama Ali.
***
#Flashback on#
Dua hari yang lalu...
Mira dan Ali sampai dirumah duka. Disana banyak sekali orang datang dan semuanya langsung menatap mereka. Ibu dari korban kecelakaan beruntun tersebut yang tak lain adalah saudaranya Mira, langsung mendekati Mira.
"Mbak Mira!" ucap Maya (saudara sepupu Mira).
"May!" Mira pun memeluk saudaranya tersebut.
Sedangkan Ali hanya terdiam menatap Mira dan Maya. Mira pun melepaskan pelukan hangat Maya, saudara sepupunya tersebut.
"Maya, aku turut berdukacita atas meninggalnya Ariel. Semoga dia diterima disisi Allah," ucap Mira.
"Aamiin mbak, makasih sudah mau datang kesini," jawab Maya.
Setelah itu Ali memberanikan diri untuk mendekati Maya bermaksud untuk mencium punggung tangan Maya.
"Tante," Ali mencium punggung tangan kanan Maya.
Terlihat wajah Maya langsung berubah. Ia terlihat terkejut saat Ali mendekatinya karena ia belum pernah bertemu sebelumnya.
"Mbak Mir, ini siapa?" tanya Maya sembari menatap tajam Ali.
"Ini itu a...," saat Mira ingin menjawab, justru Maya malah memotong pembicaraannya.
"Oh, iki korban nabrak pesawat sing disimpen (Oh, ini adalah korban kecelakaan pesawat yang diselamatkan)," jawab Maya.
Mira yang mendengar itupun langsung menatap tajam saudaranya karena telah membongkar rahasia nya. Tetapi...
"Bu, Tante Maya ngomong apa?" tanya polos Ali.
Saat itupun Mira langsung menjawab perkataan nya Maya tadi yang menggunakan bahasa Jawa.
"Anjeun cicingeun! tong ngomong dihareupeunana! anggap anjeunna putra biologis kuring! (Anda diam! jangan katakan sebelumnya! anggap dia anak kandungku!)," jawab Mira yang justru malah menggunakan bahasa Sunda.
Beruntung Maya mengerti bahasa Sunda karena ia memiliki tetangga orang Sunda. Sedangkan Mira bisa mengerti bahasa Sunda karena ia pernah les bahasa Sunda.
"Maaf, apa ya yang kalian bicarakan? soalnya saya tidak mengerti," celetuk Ali.
"Ini, dia itu muji kamu katanya kamu tampan. Kamu tumbuh menjadi anak yang baik dan sopan!" jawab Mira berbohong.
"Tetapi kenapa Tante Maya menyebutkan kata-kata kecelakaan pesawat?" tanya Ali mulai curiga.
"Hmm gini Ali, tadi itu aku bilang seperti yang dikatakan oleh ibumu tadi. Nah terus aku bilang juga, tetapi kamu pernah tertimpa musibah yaitu kecelakaan pesawat. Beruntung bapakmu bisa menyelamatkanmu," jelas Maya ikut berbohong.
"Oh begitu, iya Tante. Alhamdulillah Allah masih memberikan saya kesempatan untuk hidup," jawab lugu Ali.
***
#Flashback off#
"Untung saja Ali tidak mengerti bahasa daerah, hanya mengerti bahasa luar negeri. Kalau dia mengerti, bisa-bisa ketahuan jati dirinya!" ucap Malik.
"Iya, aku mau terus bersama anak itu. Dia benar-benar baik dan berbakti kepada kita berdua! aku tidak ingin dia pergi dari kehidupan ku, mas," jelas Mira.
"Hmm, lebih baik kita istirahat ya. Besok katanya kamu ada acara keluarga, kan? biar ku antarkan," ujar Malik.
"Iya, mas. Yuk istirahat," ajak Mira.
Setelah itu mereka berdua menaiki anak tangga. Setelah itu baru masuk ke kamar mereka yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tangga rumahnya.
***
Keesokan harinya...
Terlihat Ali bersiap-siap untuk pergi bersama Mikha. Ia menyemprotkan parfum dibajunya agar wangi, serta menata rambutnya agar lebih rapi dari yang biasanya.
Setelah selesai, Ali mengambil ponselnya lalu menelepon Mikha untuk mengabarkan bahwa dia telah siap untuk berangkat pergi dengannya.
#Dirumah Mikha#
Terlihat Mikha sedang menyisir rambut sembari duduk didepan kaca. Tak lama, telepon genggamnya berbunyi dan Mikha langsung mengangkatnya.
"Halo, pak Ali. Kenapa?" tanya Mikha.
"Assalamualaikum Mikha, saya sudah siap. Apakah kamu sudah siap?" tanya balik Ali.
"Walaikumsalam, sebentar lagi saya siap pak," jawab Mikha.
"Baik, saya tunggu kamu didepan rumah," setelah itu Ali pun mematikan teleponnya.
Terlihat Mikha tersenyum melihat Ali yang tingkahnya tidak seperti biasanya. Namun tingkahnya tidak tengil melainkan lebih perhatian baginya.
Setelah itu Mikha menyisir tinggi rambutnya. Selang beberapa menit, Mikha keluar dari dalam kamar sembari memakai tas selempang mininya.
Iapun mengambil sepatu boot panjang hitamnya lalu memakainya diruang tamu sebelum pergi menemui Ali.
Style yang dipakai Mikha sangatlah sederhana, Hanya baju putih berlengan panjang yang dimasukkan kedalam rok pendek sepaha berwarna merah dan hitam yang pucat. Ditambah tas selempang berwarna hitam dan ia memakai sepatu boot panjang berwarna hitam.
Tetapi Mikha sudah terlihat menawan memakai style itu. Mikha pun berjalan kearah mobil Ali lalu masuk kedalamnya.
Tampak Ali terpesona dengan kecantikan Mikha, tetapi ia tetap bersikap seperti biasanya.
"Pagi, Mikha. Apakah itu baju pergi yang kamu pilih?" tanya Ali.
"Iya, pak. Tidak apa-apa kan? lagipula roknya tidak terlalu pendek-pendek banget kok," jawab Mikha.
"Iya gak apa-apa, tetapi diusahakan pakai yang panjang aja biar gak digigit nyamuk. Satu saran untukmu, lebih baik urai saja rambutmu agar kamu terlihat lebih menawan," usul Ali.
"Oh, rambutnya diurai saja, ya? baik pak," Mikha mengurai rambutnya lalu merapihkan nya sedikit.
Setelah itu Ali mengendarai mobilnya menuju tempat yang sudah ia rencanakan tanpa sepengetahuan Mikha.
Untuk style yang dikenakan oleh Ali sangatlah sederhana. Hanya baju berwarna abu-abu lengan panjang dan juga celana hitam panjang. Aksesoris tambahnya adalah kacamata hitam, untuk sepatunya berwarna coklat.
"Pak, kita mau kemana kalau boleh tahu?" tanya Mikha.
"Intinya tempat yang indah," jawab Ali.
"Oh begitu, makasih atas informasinya pak," ucap Mikha.
Ali langsung menatap kearah Mikha saat mendengar ucapannya Mikha.
"Astaghfirullah... ini wanita jawabannya tidak sesuai dengan pemikiran ku. Kukira Mikha akan marah atas jawabanku tetapi dia baik-baik saja, aneh!" batin Ali.