Keesokan harinya, Roki terbangun dari tidurnya. Dia melihat keluar jendela. Di sana, dia melihat pintu gerbang terbuat dari baja. Suasana di sekitar gedung, terlihat sepi. Roki berjalan perlahan menuruni tangga sambil memegang pistol di kedua tangan. Dia masuk ke dalam setiap ruangan.
Dia berharap menemukan makanan, senjata dan obat-obatan. Sesampainya di lantai dasar, Roki melihat puluhan loker terbuat dari besi. Satu persatu dia membuka loker itu. Roki menemukan lima flare stick tersusun rapi. Kemudian, dia menemukan sebuah benda berbentuk seperti gagang pedang.
Dia menekan sebuah tombol merah pada gagang tersebut. Munculah sinar merah membentuk sebuah pedang.
"Lightsaber?"
Roki mematikan Lightsaber lalu memasukkannya ke dalam tas. Setelah itu Dia memasuki sebuah ruangan berada sebelah. Di dalam ruangan itu, Roki menemukan Crossbow tipe R29X berada di dalam loker masih terbuka. Crossbow itu, memiliki panjang sekitar 100 cm, dengan panjang anak panah 5 cm, lengkap dengan 10 magazen.
Satu buah magazen, berisi 20 anak panah. Roki memasukan semuanya ke dalam tas. Dari kejauhan, dia melihat
dua zombie melintas di luar pagar. Roki langsung bersembunyi di balik tembok pagar. Beruntung zombie itu tidak menyadari keberadaannya.
"Hampir saja ketahuan."
Profesor tiba-tiba muncul dalam wujud hologram mini duduk di atas pundak kanan Roki. Roki menoleh ke atas pagar.
"Kenapa tidak melompat saja?"
"Hah? Apakah anda bercanda? Mana ada manusia bisa melompatinya?"
"Memangnya kamu itu manusia?"
"Apa maksudmu? Tentu saja aku seorang manusia. Hanya itu yang bisa aku percaya saat ini."
"Terserah. Apa salahnya untuk mencoba melompatinya?"
"Jika terjadi sesuatu padaku, kau harus bertanggung jawab!"
"Baiklah, aku bersumpah,"
Profesor mengangkat mengangkat tangan kanan sambil mengucap sumpah.
Kemudian Roki langsung melompat melintasi pagar. Dia terkejut, melihat dirinya bisa melompati pagar setinggi 7 m.
Dia melihat zombie berada di hadapannya. Zombie itu melihat ke depan dan tidak menyadari keberadaannya. Roki langsung menebas kepala zombie dengan lightsaber hingga terputus. Dua zombie dari kejauhan, berlari mendekatinya.
Kemudian Roki memutus kepala zombie itu dengan sekali tebas. Setelah itu, Roki berjalan lurus memasuki pusat Kota Mati.
"Profesor, apa makhluk itu adalah zombie?"
"Benar, mereka adalah Zombie. Zombie merupakan senjata biologi. Zombie ada dua jenis. Pertama zombie mutan dan biasa. Yang kau hadapi sebelumnya merupakan jenis biasa.
Zombie yang memiliki kecerdasan, serta kemampuan khusus. Dari beberapa jenis yang pernah aku temui, zombie mutan memiliki kemampuan menyemburkan api, racun, bisa terbang dan membelah diri. Aku pernah melihat beberapa dari mereka dipasang sebuah chips di otak mereka."
"Apa mereka mempunyai semacam kelemahan?"
"Kelemahan mereka terletak pada bagian otak. Tetapi letak otak mereka tak selalu berada di satu tempat. Sebaiknya kamu berhati-hatilah."
Sesampainya di pusat kota, dia melihat suasana kota sangat sepi. Tidak ada satu pun zombie berkeliaran.
"Woi apa ada orang disini?!"
Roki berteriak mencari keberadaan seseorang di kota ini . Tetapi tidak ada manusia selain dirinya. Samping kanan dan kiri dia meliha gedung. Selain gedung, Roki melihat beberapa toko kecil.
Roki mulai merasakan guncangan. Perlahan guncangan itu semakin kuat. Puing-puing bangunan mulai berjatuhan. Profesor terus memandang sekitar dengan sangat ketakutan. Radar pada Genix menangkap sinyal pertanda bahaya.
"Profesor, di zaman ini sering terjadi gempa?"
"Lari!"
Roki pun berlari. Keluarlah tangan raksasa dari dalam tanah lalu muncullah sosok monster raksasa setinggi 50 m. Monster itu memiliki tiga garis seperti insang pada bagian dua sisi kepalanya, pada bagian punggung berbentuk cangkang seperti tumpukan balok besi. Kulitnya berwarna coklat terang, matanya berwarna merah terang. Monster itu memandang Roki dari kejauhan dengan rasa lapar.
Monster itu meraung membuat seluruh bangunan bergetar. Kemudian monster itu berlari dan berhasil mencengkeram Roki. Roki merasa sesak dan muntah darah. Kedua tangan Roki menyentuh tangan monster. Kekuatan super yang ia miliki membuatnya berhasil melepas cengkeramannya. Roki melompat dan menusuk tangan monster dengan lightsaber miliknya.
Monster itu berteriak kesakitan. Roki berlari di atas lengan monster dan ia menebas kedua matanya.
"Wu Ahhhh!"
Roki melompat ke atas salah satu gedung. Mata monster itu kembali pulih hanya dalam hitungan detik. Monster itu mengamuk. Roki mulai menembaki monster itu, dengan pistol laser sambil berjalan mundur. Monster itu berlari mengejar Roki sambil menabrak gedung di dekatnya.
Roki berlari sekencang mungkin dan melompati gedung satu persatu. Gadung tempat Roki berlari hancur. Dia terjatuh dan terjebak di dalam sebuah ruangan dalam keadaan pingsan.