Chereads / AIRIN'S LOVE JOURNEY / Chapter 18 - Tertampar Ucapan

Chapter 18 - Tertampar Ucapan

Alvino kini sedang berada di ruang OSIS khususnya di ruang pribadinya.

"Al..!!" ucap Davin yang baru saja memasuki ruangan pribadi Alvino.

"Ngapain lo ke sini?!" ucap Al ketus.

"Astaghfirullah Al.. ketus banget sih lo sama gue.." ucap Davin.

"Gak usah bacot! Ada apa?!" ucap Al.

"Gue mau minta tanda tangan lo dong.." ucap Davin.

"Buat apaan?? Lo kira gue artis gitu??" ucap Al.

"Yeah.. yang bilang kalau lo itu artis siapa?? Ngimpi.. Gue cuma minta tanda tangan buat keperluan gue.. udah buruan deh Al tanda tangan.. biar gue bisa cepat ke luar dari sini dan minta PJ sama Raffael.." ucap Davin santai dengan kekehan.

Deg!!!

"Apa lo bilang?? PJ??" Ucap Al.

"Iya PJ.. Pajak Jadian.. Yaelah kudet banget sih lo.. kurang update.." ucap Davin.

'Sialan!! Jadian sama siapa dia?! Apa jangan-jangan Raffael jadian sama Anin lagi?! Sialan!!' batin Al.

"Jadian sama siapa dia??" ucap Al.

"Hmm siapa ya tadi namanya?? Rin.. Irin.. apa gitu lupa gue.." ucap Davin.

"Airin?!" ucap Al.

"Nah iya benar itu... udah deh buruan Al tanda tangan.." ucap Davin.

"Lo tanda tangani aja sendiri!" ucap Al ketus lalu meninggalkan Davin begitu saja di ruangannya.

Sepergian Al, Davin benar-benar merasa kesal.

"Sialan emang tuh anak ya!! Gue udah nungguin dari tadi juga.. Dikasih enggak, kena semprot iya.. Sialan banget tuh orang.. Dasar kutub!!" ucap Davin kesal lalu ke luar dari ruangan itu.

.......

Al benar-benar emosi sekali saat ini ketika dirinya mendengar bahwa Raffael dan Airin telah resmi jadian.

'Sialan si Raffael!! Dia mencari kesempatan dalam kesempitan untuk merebut hati Airin!! Brengsek!! Gue gak akan pernah biarin hubungan kalian berjalan dengan mulus!!' batin Al begitu emosi.

Kini Al sedang berjalan di koridor sekolah dengan tangan yang terkepal karena emosi.

......

Di lain sisi, Davin pun kembali menghampiri Raffael dan juga Airin di rooftop.

"Raf!!" panggil Davin pada Raffael.

"Gimana?? Udah belum??" ucap Raffael.

"Tinggal punya si Al tuh.. payah banget perasaan cuma dimintain tanda tangan doang.. emosi gue.." ucap Davin.

"Ya udahlah bodo amat.. gue bisa kok buat duplikat tanda tangan dia.. "ucap Raffael.

"Eh jangan sembarangan lo Raf... dia tuh payah orangnya entar bisa-bisa dia ngamuk lagi.." ucap Davin.

"Udah pernah.." ucap Raffael tak peduli lalu membuat duplikat tanda tangan Alvino.

"Kak... kakak yakin?? Gimana nanti kalau kak Al marah lagi??" ucap Airin.

"Biarin aja Rin.. kalau dia marah, ya kita marahin balik.. suruh siapa susah banget cuma buat dimintai tanda tangan doang.. sok artis banget dia!" ucap Raffael.

"WAKTU SELESAI!!!"

Terdengar sebuah suara yang berasal dari pengeras suara di sekolah.

"Itu suara kayak...." ucapan Davin langsung disambar oleh Raffael.

"Suara si Alvino tuh.. Rese emang.." ucap Raffael.

"Tuh anak irit banget ya kalau ngomong eh sekalinya ngomong Panjang, nyakitin hati anjray.." ucap Davin.

"Kak, ayo kita masuk aja.. aku gak mau cari masalah lagi sama kak Al.." ucap Airin.

"Ya udah ayo Rin.." ucap Raffael.

Mereka berdua pun lalu beranjak dari sana.

"Jangan lupa PJ ya Raf!!" ucap Davin sedikit berteriak.

"Ntar gue transfer!!" ucap Raffael.

"Asyikk..." ucap Davin.

....

Setelah memberikan informasi melalui pengeras suara sekolah, Alvino lalu ke luar dari ruangan tersebut dan melangkahkan kakinya menuju ruang kelas sepuluh IPA satu..

Sesampainya di kelas, ia pun langsung duduk di kursinya.

Beberapa murid mulai memenuhi ruangan.

Hingga terakhir..

Raffael dan Airin yang baru saja memasuki ruang kelas.

Mereka berpencar pada saat Airin yang harus duduk di kursinya sedangjan Raffael duduk di depan, tepat di samping Alvino.

"Satu hal yang lo semua harus tahu... Kalau lo semua mau masuk OSIS, jangan pernah pacaran sama adik kelas lo sendiri!" ucap Alvino menyindir Raffael.

"Dari dulu gak ada tuh peraturan kayak gitu.. Sejak kapan peraturan itu ada?? Gak usah ngarang deh lo.." ucap Raffael.

"Mungkin lo yang pikun atau emang bodoh.." Ucap Alvino..

"Maksud lo apa ha ngomongin gue kayak gitu?!" ucap Raffael mulai tersulut emosi.

Alvino pun tersenyum miring.

"Lo terlalu bodoh untuk bisa memahami hal itu.. Masa sih hal seperti itu aja lo harus gue kasih tahu dulu?? Bodoh!" ucap Alvino.

"Jaga ya mulut lo!!" ucap Raffael emosi dan akan melayangkan pukulan pada Alvino.

"KAK RAFFAEL JANGAN!!" Ucap Airin berteriak lalu berlari ke arah mereka.

Airin pun menangkis tangan Raffael yang sudah melayang ke udara. Ia lalu menurunkan nya secara perlahan.

"Udah kak.. Jangan terpancing emosi.." ucap Airin mengingatkan.

"Sorry Rin.. Dia tuh selalu cari gara-gara sama gue!" ucap Raffael.

"Udah kak.. biarin aja.." ucap Airin.

"Heran gue.. bisa-bisanya mau pacaran sama orang yang gak bisa mengendalikan emosinya.." ucap Alvino menyindir.

"Maksud lo apa ha ngomong gitu?! Lo iri sama gue?! Lo iri karena lo gak bisa miliki Airin gitu?! Iya?!" ucap Raffael..

Alvino pun tersenyum miring.

"Gue?? Iri sama dia?? Enggak mungkin! Cewek cantik masih banyak di luar sana! Ngapain juga gue harus iri sama cewek yang gak seberapa kayak dia?!" Ucap Alvino.

"Emang benar ya kata orang-orang.. Kak Al itu jarang ngomong.. tapi sekalinya ngomong panjang, nyakitin hati orang! Kakak tuh emang gak pernah mikirin perasaan orang ya!! Bicara seenaknya! Emang kakak pikir orang itu gak punya hati?!" ucap Airin kesal.

Ia bahkan membentak Alvino.

Deg!

'Astaga Al.. lo lagi dan lagi salah bicara.. Argh!!' batin Al merutuki dirinya sendiri.

"Kakak pernah mikir gak sih gimana sakit hatinya orang yang kakak hina?? Kakak mungkin gak akan pernah mikirin karena kakak gak akan pernah ada di posisi itu dan karena kakak juga gak punya hati! Kakak itu bukan manusia! Gak ada manusia yang kayak kakak.. sedingin apa pun manusia, dia akan berbicara dengan batas, bukan seperti kakak! Semakin ke sini aku semakin sadar bahwa kakak memang gak pantas untuk menjadi ketua OSIS di sekolah ini!!" ucap Airin lalu pergi begitu saja dari kelas.

"AIRIN!!" Teriak Raffael.

"Brengsek lo emang!!" geram Raffael lalu ia benar-benar melayangkan pukulannya pada perut Alvino hingga membuat Alvino meringis.

Raffael lalu berlari untuk mengejar Airin yang telah ke luar dari kelas.

Karena kejadian itu, banyak murid di kelas sepuluh IPA satu yang menilai negatif soal Alvino.

"Kak Alvino sih... ngomong gak bisa dijaga.. Gue juga akan sakit hati tentunya kalau dibilangin kayak gitu.."

"Iya.. bisa-bisanya dia bicara seperti itu.."

"Lemes banget tuh mulut.."

"Irit bicara, sekalinya bicara, bikin orang sakit hati.. Apan sih??"

Dan blabla...

'Ya Allah.. gue juga gak pengen kayak gini.. Argh!! Lo bego Al!!' batin Alvino merasa bersalah.

Alvino pun lalu meninggalkan kelas begitu saja karena kecewa terhadap dirinya sendiri.

.................

Next???

Hayuks Komen dulu dong...

Thank You For Reading..