Chereads / AIRIN'S LOVE JOURNEY / Chapter 23 - Promise

Chapter 23 - Promise

Airin tersenyum.

"Hmm kakak mau bahas tentang apa ya??" ucap Airin.

"Tentang kita, rin.. udah ih.. jangan gugup gitu.." ucap Raffael dengan senyum jahilnya.

"Aku serius kak..." ucap Airin.

"Aku dua rius Airin..." ucap Raffael.

"Kakak ihhh..." ucap Airin kesal.

Raffael pun tertawa kecil karena gemas melihat wajah Airin.

"Mau bahas apa sih kak??" ucap Airin.

"Oke, kali ini aku serius yaa... oke.." ucap Raffael.

"Hmm iya.. apa kak?" ucap Airin.

"Kamu jangan serius banget dong ngelihatnya.. aku kan jadi gagal fokus ini.." ucap Raffael terkekeh.

"Tuh kan ... kakak bercanda mulu sih ihh.." ucap Airin kesal.

"Sini.. sini... " ucap Raffael meminta Airin untuk duduk di sampingnya seraya menepuk kursi pada sisi kirinya.

Airin menggeleng.

"Enggak ah.. di sini aja..." ucap Airin.

"Oke baiklah princess.. Hmm gimana tadi sekolah kamu tanpa kakak??" ucap Raffael.

Deg!!

Raffael menaik turunkan alisnya seraya tersenyum jahil.

'Apa yang harus aku jawab?? Apa aku harus mengatakan sejujurnya pada kak Raffael??' ucap Airin di dalam hatinya.

"Airin..." panggil Raffael pada Airin.

Airin tersenyum getir.

"Baik-baik aja kok kak.." ucap Airin berbohong.

"Maka itu artinya kamu sedang berbohong pada kakak saat ini.." ucap Raffael.

Airin membelalakkan matanya terkejut.

"Da-dari mana kakak tahu bahwa aku sedang berbohong??" ucap Airin gugup.

"Airin... kakak tahu apa yang terjadi pada kamu hari ini di sekolah.. bahkan kakak mengetahui semuanya meskipun tadi kakak gak ada di samping kamu, kakak gak datang ke sekolah karena suatu urusan.. tapi kakak gak akan pernah lupa untuk selalu mencari informasi tentang kamu.. tapi.. kakak minta maaf ya rin...karena tadi kakak gak bisa bantuin kamu, kakak gak bisa melindungi kamu dari kejahatan mereka.. maafin kakak ya.." ucap Raffael merasa bersalah.

Airin mengangguk.

"Aku gak apa-apa kok kak... aku udah biasa diperlakukan seperti itu.." ucap Airin.

"Justru itu Airin.. justru itu kamu tidak boleh merasa terbiasa ketika orang-orang melakukan hal itu pada kamu.. gak boleh..." ucap Raffael.

"Tapi mereka tentu akan selalu membully aku kak, menghina aku, mencaci aku bahkan menginjak-injak harga diri aku hanya karena aku ini miskin kak.. kenapa sih kak, mereka hanya memandang status materi keluarga aku?? Kenapa kak?? Apakah orang miskin seperti aku ini gak layak untuk ada di sekolah elite seperti itu meskipun aku memiliki prestasi dan attitude yang baik?? Iya kak??" ucap Airin kembali menangis.

Raffael tanpa berkata-kata apa pun langsung bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya lalu duduk di sebelah Airin dan memeluk Airin dari samping.

"Jangan nangis... kamu tahu kan kalau tangisan kamu itu pedihnya kakak?? Please jangan nangis, Airin.." ucap Raffael semakin mengeratkan pelukannya.

Ia bahkan mengecup puncak kepala Airin.

"Tolong jangan menangis... hati kakak sakit ketika kakak melihat kamu menangis.. maafin kakak ya karena kakak sudah membuat kamu mengingat kejadian itu lagi.. maafin kakak, Airin.. tapi kakak janji, setelah ini, gak akan ada lagi yang berani membully kamu.. gak akan ada lagi air mata kamu yang jatuh karena pembullyan.. kakak janji.." ucap Raffael lalu mengusap air mata yang mengalir di pipi Airin.

Airin masih menangis. Dadanya benar-benar sesak.

"Jangan menangis lagi Airin.. kakak mohon jangan menangis lagi.." ucap Raffael.

"Hiks... kenapa kakak mau sama perempuan miskin seperti aku kak?? Bahkan, mereka aja gak ada yang mau untuk berteman sama aku.." ucap Airin.

"Sssttt... jangan katakan hal itu Airin... kakak mencintai kamu tanpa pernah memandang status kamu, status keluarga kamu dan apa pun itu.. karena kakak mencintai kamu dengan tulus, rin.." ucap Raffael.

"Tapi aku merasa gak pantas untuk kakak... kita jauh berbeda kak..." ucap Airin.

"Setiap manusia yang terlahir di dunia ini tuh sama rin.. nothing is different... jangan pernah menganggap diri kamu rendah.. justru kamu harus membuktikan pada mereka jika suatu hari nanti, kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari mereka yang merendahkan kamu dari segi manapun.. kamu harus bisa lebih unggul dari mereka yang menghina kamu.." ucap Raffael.

Airin tersenyum kaku.

"Aku gak tahu lagi harus ngomong apa.. tapi aku beruntung karena aku punya kakak di sini.." ucap Airin.

Raffael tersenyum.

"Harus dong... satu hal.. jadikan hinaan dan cacian mereka sebagai motivasi kamu menuju kesuksesan kamu.. They may judge you now, but not for next.. okay??" ucap Raffael.

Airin pun mengangguk.

"Thanks kak.. thanks atas semuanya.. tolong jangan pernah tinggalin aku.. karena aku cuma punya kakak yang bisa menguatkan aku ketika aku benar-benar dalam kondisi terpuruk.." ucap Airin.

Raffael memberikan kelingkingnya untuk ditautkan pada kelingking Airin.

"Promise..." ucap Raffael. Airin pun menautkan kelingkingnya pada kelingking Raffael.

"I trust you.." ucap Airin.

"Thank you, baby.." ucap Raffael.

Airin tertawa kecil.

"I like your laugh and also your smile.. wish you can always happy with me or without me, maybe.." ucap Raffael.

"My happiness is you and I hope so for you.." ucap Airin.

"Yes, you're my happiness.." ucap Raffael kembali menarik Airin ke dalam pelukannya.

"Hmm oh iya kak... kakak tahu dari mana ya soal kejadian ini??" ucap Airin.

"Devan.. aku suruh dia untuk mengawasi kamu.. tapi tadi karena kejadiannya ketika jam pelajaran, Devan kan otomatis gak bisa lindungi kamu.. dia mengetahui ini dari anak di kelas lain yang melihat kamu dibully.. dia lalu kabari aku.." ucap Raffael.

Airin pun mengangguk paham.

"Hmm gitu.." ucap Airin.

Raffael mengambil kedua tangan Airin lalu ia genggam.

"Sekali lagi aku minta maaf banget karena hari ini aku gagal melindungi kamu dari mereka... kamu boleh kok marah sama aku.. atau melakukan apa pun tapi please jangan suruh aku pergi dari hidup kamu, karena aku gak akan bisa melakukan itu.." ucap Raffael.

Airin tertawa kecil.

"Iya kak gak apa-apa kok... lagian siapa juga sih yang mau suruh kakak pergi?? kecuali kakak sendiri yang memang mau pergi dari hidup aku.. aku gak akan bisa melarangnya.." ucap Airin.

Deg!!

Raffael terdiam sejenak.

"Kita berdoa saja supaya kita selalu dibersamakan apa pun yang terjadi nanti.." ucap Raffael.

"Apa itu artinya bahwa suatu hari nanti kakak akan pergi?" ucap Airin.

"Setiap manusia hanya memiliki satu nyawa dan dia tentu akan kembali pada-Nya.. apa pun yang terjadi di antara aku atau pun kamu nanti, tolong jangan pernah membenci aku.." ucap Raffael.

"It'll never happen kak.." ucap Airin.

Raffael pun mengangguk.

"Aku percaya bahwa kamu adalah perempuan yang baik, rin.." ucap Raffael.

"And I believe that you are also like that.." ucap Airin.

Keduanya saling pandang dan tersenyum.

...

....

Maafkan Typo....

Thank You for Reading....

Please support this novel....

❤❤❤