Chereads / SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard / Chapter 107 - RINDU LAURA...

Chapter 107 - RINDU LAURA...

Hari sudah mulai gelap. Rachel dan yang lainnya sudah kembali kerumah. Mereka segera membersihkan badan dan berganti pakaian.

Tiba waktunya makan malam. Meja makan yang biasanya terisi penuh oleh seluruh keluarga Winata, malam itu hanya terisi oleh beberapa orang saja. Dan Rachel pun masih menjalani hukuman yang diberikan oleh Rere meskipun Rere sedang tidak dirumah. Rachel juga tak ingin berbuat curang, sebab itu hanya akan memperpanjang hukuman Rachel.

Usai makan malam, mereka berkumpul diruang keluarga.

"Mih, gimana dengan perusahaan eyang?" tanya Rachel pada Cellyn sembari makan camilan. "Apa hanya perusahaan yang ada di Bekasi saja yang mengalami kerugian?"

"Mamih juga belum dapat kabar lagi, sayang." jawab Cellyn. "Tetapi, jika perusahaan sampai colaps itu akan berdampak pada 3 perusahaan yang ada di Palembang, Kalimantan sama Bali." tambahnya.

"Itu gak mungkin terjadi, tante." timpal Rafi meyakinkan. "Dalam waktu dekat, eyang pasti berhasil menanganinya."

"Bukannya om Haris sudah tahu masalahnya?" timpah Rio. "Next, akan ada surprise untuk keluarga kita."

"Maksud kamu apa, Rio?" tanya Marisa sang bunda yang tak paham dengan perkataan anaknya.

"Bang Rio meretas komputer milik salah satu manager keuangan diperusahaan eyang." jawab Rey.

"Rey, ini pembahasan orang dewasa. Kamu tidak boleh ikut campur." tutur Adriana mengingatkan.

"Iya tante, Rey minta maaf." ucapnya. "Kalau begitu, Rey masuk kamar aja." pamit Rey dan segera naik ke lantai 3.

"Coba kalian jelaskan!" titah Adriana.

"Sebenarnya semua karena Laura." tukas Rachel. Mendengar Rachel sebut nama Laura, sontak semua orang kaget bukan kepalang. Karena yang mereka tahu, bahwa Rachel sedang bermasalah dengan Laura.

Bukan hanya Rachel, seluruh keluarga Winata juga sudah jarang berinteraksi dengannya hanya karena satu kesalahan yang Laura lakukan. Meskipun mereka sudah mendapat penjelasan dan alasannya. Padahal, Bram dan Rere tidak memperpanjang masalah tersebut. Tapi, Laura sendiri yang memilih untuk tidak lagi berada disekitar keluarga Winata.

"What?" ucap Rafi terkejut. "How can? Bukankah elo sama dia?" Rafi pun menggantung ucapannya.

"Sebenarnya...

**Flashback On**

Sehari setelah fakta Laura terungkap, Rachel menemui Reza di Kafe Brownies. Dia mencari tahu semua kebenarannya. Dan Reza mengatakan bahwa Laura memang memiliki saudara kembar. Dia juga menjelaskan alasan dirinya menukar nama serta menganggap bahwa yang sudah meninggal itu adalah Lara. Karena Reza tahu, Lara selalu mendapat bullyan dan perlakuan tidak baik dari teman-temannya disekolah. Sehingga kejadian yang menimpa Laura dan Lara disungai, dia jadikan kesempatan untuk merubah penampilan Lara.

Usai mendengar cerita tersebut, Rachel memahami sesuatu. Beberapa hari kemudian, ia mengajak Laura bertemu disebuah taman.

"Gue kecewa sama elo!" ucap Rachel pada Laura tanpa basa basi.

"Tapi Chel, semua ini bukan salah gue sepenuhnya." jelas Laura. "Semuanya karena bokap gue. Iya! Gue akui gue juga salah." ungkapnya. "Gue benar-benar minta maaf."

"Kenapa elo gak cerita dari awal? Why Laura?" Rachel mempertanyakan alasan dibalik kebohongan Laura.

"Karena semuanya gak ada yang percaya sama gue. Termasuk nenek gue sendiri."

"Dasar bodoh!" umpat Rachel yang sempat marah dan kecewa terhadap Laura. "Oke! Gue maafin elo, tapi dengan satu syarat." ucapnya dan lalu meminta Laura untuk berpura-pura dan berakting seakan-akan mereka tidak lagi bersama. Supaya orang berpikir jika Rachel benar-benar marah dan tidak ingin berteman lagi dengannya.

**Flashback Off**

Seluruh keluarga tidak menyangka bahwa Rachel merencanakan semua itu. Rachel berhasil menutupi rahasia antara dirinya dengan Laura. Dan Rachel juga sengaja mempengaruhi keluarganya agar tidak percaya lagi pada Laura, termasuk Rafa dan Rio.

Berbeda dengan Rafi yang sulit dipengaruhi untuk menjauhi Laura. Maka dari itu, Rachel membiarkan semuanya mengalir seperti air yang murni mengalir. Supaya rencana Rachel terlihat lebih nyata.

"God job my sis!" puji Rafi dengan bertepuk tangan.

"Jadi kamu dengan Laura eh maksud mamih, Lara? Sebenarnya baik-baik saja?" tanya Cellyn memastikan. Rachel pun mengangguk pelan.

"Ya ampun Rachel, kenapa gak bilang tante?" timpah Adriana.

"Mamah sih gak dengerin omongan Rafi. Udah dibilang jangan kehasyut syaitonirojim, masih aja terpengaruh." ujar Rafi sedikit kesal.

"Enak aja elo bilang gue syaiton." sangkal Rachel.

"Iya, iya. Mamah minta maaf."

"Ngomong-ngomong soal Laura, mamih jadi rindu." kata Cellyn. "Udah lama juga dia gak main atau nginep dirumah ini."

"Benar tuh." tambah Marissa. "Gak ada dia, gak ada yang masakin menu spesial tiap sarapan."

"Rafa, tolong besok kamu jemput dia ya." Cellyn pun menyuruh Rafa pergi ke rumah Laura.

"Kenapa harus Rafa sih tan, Rafi juga bisa jemput Laura?" Terlihat jelas bahwa Rafi merasa cemburu saat Cellyn menyuruh Rafi.

"Kamu besok antar papah ke Bandara, sayang." ujar Adriana.

"Gak usah nunggu besok." kata Rachel santai. "Satu... Dua..." Semua orang heran dan hanya mengerutkan kening mereka saat Rachel mulai berhitung. "Ti...ga, empat, li..."

"Assalamualaikum!" terdengar seseorang mengucap salam.

***

Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Usai berkumpul di ruang keluarga, Rachel dan yang lainnya berpindah tempat ke lobi lantai 3 termasuk Laura. Mereka saling melepas rindu bersama Laura setelah beberapa minggu Rachel berpura-pura menjauhinya.

"Chel, mau sampai kapan elo berpura-pura? Eh maksud gue, kita harus berakting." tanya Rafi penasaran.

"Sampai waktunya habis." balas Rachel.

Kemudian Rachel pun menjelaskan bahwa sebenarnya Laura yang telah memberikan file milik keluarga Melani. Sehingga dengan mudah, Rachel bisa mengetahui siapa sebenarnya Darwin Sitanggang dan Darius Sitanggang.

"Gue merindukan momen ini." ucap Rafi.

"Yakin elo? Cuma rindu momen nya aja?" sangkal Rio berhasil membuat Rafi salah tingkah.

"Berisik elo, anjim!"

"Oh... Jadi selama gue gak ada, kalian merindukan gue?" tanya Laura memastikan sembari tersenyum menyindir.

"Ngarep elo!" tukas Rachel dengan wajah ketusnya.

"Jangan terlalu senang dulu." sambung Rafa. "Ingat! Melani orang yang licik. Kita belum punya senjata yang tepat untuk mengalahkannya." ungkapnya mengingatkan.

"Gue rasa, dia belum sadar juga. Kalau kita adalah satu keluarga." pikir Rafi.

"Bukan gak sadar, tapi dia kayaknya memang gak tahu." tambah Rio.

"Sepertinya dia mulai menggali informasi tentang gue." ucap Rachel.

"Kok bisa?" tanya Rafi.

Rachel pun kembali bercerita. Ia memberitahu soal kejadian sepulang sekolah diparkiran bersama Melani yang sempat berdebat dengannya. Rachel juga mengatakan kalau dirinya melihat Melani sedang mengobrol dengan Leon saat tiba diparkiran.

"Apa? Leon?" ujar Rafi sedikit tersentak. "Mereka saling kenal?"

"Entahlah." Rachel pun mengedikkan bahunya. "Sepertinya Melani cari mangsa."

"Ya, dia pasti cari mangsa." timpah Laura. "Dia akan memanfaatkan seseorang yang dekat dengan targetnya." jelasnya.

"Lalu hubungan nya elo, Rafa juga Rachel itu apa?" Rio pun merasa heran dan penasaran, apa yang sebenarnya Melani inginkan?

"Dia hanya mencari ketenaran dan kepopuleran saja." terang Laura lagi. "Target sebenarnya adalah Rachel. Yang lain hanya figuran." Mereka semua pun paham maksud dari perkataan Laura. "So, be careful!" ucapnya mengingatkan.

Kemudian mereka mengakhiri dan bubar barisan karena waktu sudah larut malam. Rachel dan yang lainnya bergegas masuk kamarnya masing-masing dan segera tidur menjemput mimpi.

Sebelum Rachel memejamkan matanya, ia melihat satu pesan baru masuk diponselnya.

💬"Delicious Resto pukul 10 pagi." Sekilas Rachel membacanya, lalu kembali tidur tanpa membalas pesan tersebut. Rachel mematikan lampu kamarnya dan hanya menyisakan sorot cahaya lampu dari arah balkon kamarnya yang menembus sela-sela gorden.

★★★★★