Chereads / SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard / Chapter 110 - RIO SANG PERETAS...

Chapter 110 - RIO SANG PERETAS...

Rachel pun menghela nafas lega seraya mendudukan tubuhnya dan bersandar didinding, meskipun tubuhnya terkulai lemas.

"Are you okay?" tanya laki-laki itu menghampiri Rachel lalu memeluknya dengan sangat erat.

"Gue takut, Je." ucapnya lirih sambil menangis dipelukan Jason. Laki-laki itu memang Jason. Ya, Jason lah yang telah menyelamatkannya.

"Don't worry!" ucap Jason menenangkan. "Sekarang kita pergi dari sini." Jason pun melepas pelukannya dan membantu Rachel untuk berdiri.

**Beberapa Jam Sebelumnya**

Jason kembali menghubungi Rafa dan menanyakan password ponsel milik Rachel. Setelah berhasil membuka password, Jason mencari sesuatu yang mencurigakan diponsel tersebut.

Dimulai dari membuka pesan WhatsApp, Instagram, Facebook, dan Line bahkan email sekalipun. Namun dirinya tak dapat menemukan apapun. Lalu mencoba membuka log panggilan terakhir, tetap saja tak ada yang aneh. Karena nomor kontak terakhir yang ada di daftar panggilan tertera nama Es Kutub.

"Damn! Dia memang salah memanggil. Mana kontak gue dinamain Es Kutub lagi." umpat Jason. Terlintas pikiran jahil dibenaknya seraya menyeringai. Jason mengubah nama kontaknya diponsel milik Rachel dengan nama Jason Ganteng ditambah emoji mata love.

"Ck! Gue harus cari kemana tu bocah?" tanyanya dalam hati.

Sebelumnya, Jason telah meminta manager restoran melihat rekaman cctv. Nampak jelas ada seorang pelayan yang mencurigakan. Jason juga meminta untuk menyimpan sisa minuman milik Rachel dan menyerahkannya pada Rafa saat tiba diresto.

Ketika sedang menunggu kedatangan Rafa cs, Jason kembali mengotak ngatik ponsel Rachel. Seperti merasa ada yang kurang, ia kembali mencari sesuatu di semua aplikasi yang ada. Dan benar saja Jason baru mengingatnya, ia belum membuka semua pesan biasa yang masuk.

"Delicious Resto pukul 10 pagi." gumamnya saat membaca salah satu pesan yang masuk dari nomor tanpa nama. "Apa dia berada disini karena pesan ini?" tanyanya lagi. "Siapa yang telah mengirim Rachel pesan seperti ini?"

Tanpa berpikir panjang, Jason bergegas melacak siapa pemilik nomor tersebut dan mencari lokasi nomor itu. "Hotel Krishna?" ucapnya. "Hotel ini sangat dekat dari sini. Hanya setengah jam." Jason pun segera menaiki motor gedenya dan menyalakan mesin. Kemudian pergi begitu saja sebelum Rafa cs tiba.

Alhasil, pelacakannya sempurna. Jason tiba disebuah hotel dimana pemilik nomor ponsel tersebut berada. Dan lebih sempurnanya lagi, bukan hanya pemilik nomor itu saja yang Jason temukan. Tetapi Jason juga menemukan Rachel yang memang sedang bersama pemilik nomor tersebut disalah satu kamar hotel lantai 2.

***

Malam pun telah tiba. Waktu menunjukkan pukul 7 lewat. Jason sudah mengantarkan Rachel pulang kerumah nya dengan selamat dan utuh meskipun dalam keadaan tak sadarkan diri.

Jason juga sudah memanggil Daniel untuk datang ke kediaman Winata Family. Sebagai dokter pribadi keluarga Sultan sekaligus pengganti dokter Bagas jika beliau sedang ada tugas. Daniel memang dipercaya oleh dokter Bagas meskipun hanya anak angkat.

"Bagaimana keadaan nya, nak Daniel?" tanya Cellyn sedikit cemas.

"Tante tenang saja." jawabnya santai. "Rachel baik-baik saja, hanya kelelahan dan butuh istirahat." lanjut Daniel.

"Oh, syukurlah." ucap Cellyn lega. "Kalau begitu, tante tinggal ke dapur sebentar ya. Tante mau bikin minuman untuk kalian." Cellyn pun bergegas keluar kamar.

Daniel merasa ada yang aneh dan tidak memahami situasi macam apa yang tengah dialami oleh Rachel. "Ada apa dengannya?" tanya Daniel pada Rafa.

"Entahlah!" jawab Rafa datar. "Rachel sempat hilang tadi siang."

"Hilang?" ucap Daniel tersentak kaget. Rafa pun mengangguk.

"Tapi Jason berhasil menemukan dan membawanya pulang. Dan keadaannya memang sudah seperti ini." ungkap Rafa.

"Apakah sesuatu sudah terjadi? Gue lihat, nampaknya Jason penuh emosi." ujar Daniel seraya melirik Jason yang sedang berdiri menatap keluar jendela.

"I don't know! Dia belum menjelaskan apapun." Lalu Rafa pun mengambil satu cup minuman yang ia bawa dari resto dan memberikannya pada Daniel. "Ini sisa minuman Rachel dari resto nyokapnya. Kemungkinan ada sabotase. Dia sempat menghubungi Jason dan minta tolong sebelum akhirnya menghilang." jelasnya.

"Entar dulu deh!" ucap Daniel heran. "Maksud nya gimana sih? Gue gak ngerti."

"Seseorang telah menyuruh Rachel untuk pergi ke Delicious Resto." jawab Jason tiba-tiba. Kemudian menceritakan semuanya.

"APA!? LEON?" Daniel dan Rafa pun tersentak kaget. "Sialan tu bocah!" geram Daniel sembari mengepalkan kedua tangannya.

***

Keesokan paginya, Rachel terbangun dengan keadaan sedikit pusing dikepalanya. Ia menyibak selimut yang menutupi setengah badannya lalu berusaha menginjakkan kakinya ke lantai dan berdiri menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Mau kemana elo?" tanya Jason yang sedang duduk disofa seraya melipat kedua tangannya dengan menaikan satu kakinya.

Rachel yang belum sepenuhnya sadar, tidak menyadari kehadiran Jason dikamarnya. Pandangannya masih buram, ia pun sedikit mengucek matanya.

Namun nyatanya, Rachel tak melihat Jason sebagai Jason. Dalam pikirnya terlintas bayangan Leon. "Elo ngapain dikamar gue?" tanyanya gemetaran. Seketika wajah Rachel berubah menjadi takut. "Pergi!" teriaknya.

Jason pun terkejut dengan sikap Rachel yang sedikit aneh. "Chel! Ini gue, Jason." ucapnya mencoba menenangkan sembari menghampiri.

"Jangan mendekat!" pekik Rachel. Tetapi Jason terus melangkah mendekatinya. "GUE BILANG PERGI! PERGIII....!!!" Rachel pun histeris ketakutan saat Jason akan merangkulnya. Lalu duduk menyandarkan tubuhnya disandaran tempat tidur dengan menekuk lututnya sambil menangis. Mendengar teriakan dari lantai atas, sontak semua orang berlari menuju kamar Rachel.

Hari masih pagi, jam di dinding menunjukkan pukul 6 lewat 25 menit. Cellyn yang kebutulan ingin mengantar sarapan untuk Rachel sangat terkejut dengan teriakan tersebut. Ia pun bergegas masuk kamar Rachel. "Ada apa nak Jason?" tanyanya cemas.

"Sepertinya Rachel mengalami trauma, tante." jawab Jason.

"Trauma?"

"Saat Rachel terbangun dan melihat saya, dia langsung teriak menyuruh saya pergi." lanjut Jason.

Dengan segera, Cellyn memeluk erat anak semata wayangnya itu. "Sayang, kamu kenapa?" tanyanya pada Rachel seraya membelai rambutnya.

"Rachel takut mih. Tolongin Rachel." ucapnya seraya tak henti menangis. "Suruh Leon pergi dari sini, mih."

"Tidak ada Leon disini, sayang." jelas Cellyn. "Ini Jason, bukan Leon."

"Ada apa?" tanya Rafa yang baru tiba didepan pintu kamar Rachel bersama anggota keluarga yang lainnya kecuali Rio. "Rafa, tolong kamu telepon dokter Bagas sekarang juga." pinta Cellyn. Rafa pun hanya menganggukkan kepala.

***

Rio sibuk dan terus menatap layar laptopnya sedari malam. Kegigihannya mencari sesuatu akhirnya membuahkan hasil. Rio berhasil meretas dan masuk ke dalam akun milik seseorang.

Setelah itu ia menyalin semua data yang ada diakun tersebut ke dalam flashdisk miliknya. Tak lupa, semua data tersebut Rio print supaya jelas dan bisa menjadi bukti. Kemudian ia kirim seluruh filenya kepada Irjen Hamzah.

Tak hanya itu, Rio juga berhasil mendapatkan identitas asli keluarga Melani. Dengan senyum jahatnya, ia senang karena yang jahat sebentar lagi akan musnah. Diwaktu yang sama, Rio pun berhasil mencari tahu siapa yang telah menjebak Rachel dengan mencari tahu nomor yang telah mengirimnya pesan.

★★★★★

•••Hai sahabat Sulfam! Gimana nih kabarnya? Maaf baru up lagi... Semoga kalian selalu setia menunggu cerita ini :) Happy Reading ♡•••