Chapter 46 - PERGI ?...

"Mungkin gak papa kali yah , ninggalin anak anak dirumah ? Lagian kan masih ada Papih sama mamih ." kata Andrian .

"Gak bisa !" sanggah Rere .

Semua orang pun menatap Rere saat dirinya masuk ke ruangan keluarga . Dan berpikir , kenapa Rere menolak .

***

Tak sengaja Rachel mendengar ucapan mereka saat dirinya hendak pergi ke dapur untuk membuat minuman .

"Kalian pergi , mamih juga pergi !"

Perkataan Rere membuat Rachel tanda tanya besar . Dengan segera , ia kembali ke halaman belakang untuk membicarakannya terhadap yang lain .

"Rey !" panggil Rachel seraya menyodorkan headphone lalu memutarkan musik dari ponsel miliknya . Dan mengatur volume cukup keras , agar Rey tak menguping pembicaraan .

"Ngapain lo nyuruh si Rey pasang Headphone ?" tanya Rafi heran .

"Dengerin gue ! Barusan gue dengar pembicaraan bonyok sama oma ." ujarnya .

"Bonyok ?" Rio pun mengerutkan kening nya .

"Bokap nyokap !" tekan Rachel . "Tapi yang gue dengar pas bagian oma nya aja . Katanya , kalau kalian pergi oma juga pergi ."

"Maksudnya apaan ?" tanya Rio .

"Ye... Mana gue tahu ."

"Dari pada kalian bingung sendiri , kenapa gak coba tanyain aja sama mereka ?" saran Laura .

"Hah ! Betul tuh . Pinter juga kau Flora ." puji Rio .

"Ish ! Masih aja ngatain ."

"Markisa ! Mari kita samperin ." ajak Rio . Lalu pergi bersama Rachel dan Rafi menuju ruang keluarga .

***

Keluarga inti Winata masih berdiskusi diruang keluarga . Mereka saling berdebat , karena tidak ada yang mau mengalah .

"Mamih ? Mamih kan udah berumur , mendingan mamih diem saja dirumah . Gak usah pergi pergian , apalagi pergi jauh ." ujar Adriana .

"Iya , Mih . Mamih harus jaga kondisi mamih ." timpah Andrea .

"Kalau encok mamih kambuh gimana ?" sambung Andrian .

Pendapat dari anak dan menantu Rere membuatnya dirinya kesal . Mereka tidak ada yang mau mengalah , termasuk ia sendiri . "Laknat sekali kalian jadi anak anakku !" katanya .

"Mamih sudah lama tidak pulang ke kampung halaman ." lanjutnya .

"Mih ! Andrian kan pergi karena pekerjaan , apalagi Andrian seorang pengabdi negara ."

"DIAAMMMM !" teriak Rachel mengejutkan mereka yang sedang berdebat sampai menutup mulutnya dan tak ada yang berani bicara . "Diam semuanya !"

Sesaat Rachel menarik nafasnya dalam dalam dan menatap semua mata yang ada . "Kenapa berdebat ? Kalian lagi kongres apa ?" tanya Rachel yang tiba tiba suaranya berubah menjadi lembut sembari terkekeh .

Perkataan Rachel telah mengundang gelak tawa , suasana pun kembali gaduh . "Loh , kok pada ketawa ?"

"Kamu ini ada ada saja sayang ." ucap Cellyn .

"Memang nya kenapa ? Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan ? Dan siapa yang mau pergi ?" tanya Rachel berturut turut .

"Kebiasaan kamu , Rachel !" ketus Rere . "Nguping saja bisanya ."

"Bukan nguping oma , hanya kebetulan saja ."

"Sama aja ."

Cellyn pun menyuruh Rachel dan yang lainnya duduk , lalu menjelaskan sesuatu pada mereka . "Sayang , mamih sama papih ada acara diTurki ." katanya .

"Widih ! Mantap mih ." potong Rachel . "Acara apaan emang ?"

"Mamih diundang oleh Mr.Keynan , pengelola daging dan ikan diTurki . Beliau mengadakan Festival Istanbul City ." jelas Andrea .

"Kapan mih ?"

"Acaranya sih hari Rabu , tapi mamih berangkat besok pagi ."

Rachel berpikir bahwa dirinya harus pergi juga . Padahal kenyataan nya , Rachel harus tetap sekolah . "Ya , kok dadakan kasih tahu nya . Rachel kan belum prepare ." ujarnya .

"Prepare ?" Andrea pun mengerutkn kening nya . "For what , sayang ?" tanyanya .

"Lah kan kalau mamih papih pergi , berarti Rachel harus pergi juga . Iya kan , ipin ?" ucap Rachel memastikan pada Rafi .

"That's right !"

"Bukannya Kamis nanti kita tour ke Bandung ya ?" sambung Rio tanpa menatap lawan bicaranya . Ia tetap fokus pada layar ponsel dengan jari tangannya sibuk menari .

"Tour ? Kenapa kalian gak bilang kalau sekolah mengadakan tour ke Bandung ?" tanya Adriana .

"Oh iya ! Kelupaan ." timpal Rachel sambil tertawa . "Eump , Rachel gak jadi ikut ke Turki deh ." lanjutnya .

Cellyn dan Andrea pun tertawa saat mendengar ucapan Rachel . "Siapa juga yang mau ajak kamu ?" ujar Cellyn tanpa berhenti tertawa . Semua orang pun jadi ikutan tertawa dengar celoteh Cellyn .

"Iihh ! Kejam !" ketus Rachel cemberut .

***

Setelah keberangkatan Andrea dan Cellyn usai shalat subuh tadi , keluarga Winata yang lainnya telah berkumpul diruang makan sebab waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi .

Mereka menikmati sarapan paginya dengan penuh syukur . Rachel pun merasa lebih ceria pagi itu , karena pertama kalinya ia sarapan ditemani oleh Laura .

"Rafa !" panggil Rere disela makannya . Rafa pun menoleh . "Iya , oma ." jawabnya lembut .

"Dalam waktu beberapa hari ke depan , tolong kamu jaga rumah dan adik adik kamu dengan baik ." perintah Rere . "Pastikan tidak membuat kekacauan ataupun masalah yang lain ."

Ucapan Rere membuat para cucu kebingungan . Mereka tak mengerti sama sekali apa yang sedang dibicarakan oleh sang oma . "Baik , oma !" timpal Rafa meskipun tak paham .

"Lho , kenapa harus jaga rumah oma ? Memang nya ada apa ?" tanya Rafi penasaran .

"Rafi sayang! Mamah sama papah juga harus pergi beberapa waktu ." terang Adriana . "Om Andrian , tante Marissa , oma juga eyang . Hari ini bakalan pergi semuanya ."

"Lah , kirain cuma om Andrea saja yang pergi ! Bunda sama ayah juga mau pergi ? Kemana ?" tanya Rio .

"Bunda mau temenin ayah dinas keluar kota . Mungkin bakalan lama ." jelasnya .

"Terus Rey gimana bun ?" tanya Rey si bontot .

"Rey kan sudah SMP , kamu disini aja sama yang lainnya ."

"Bun , kita kan mau tour . Rio gak bisa jagain Rey ." tukas Rio .

"Tenang saja , oma suruh Roy datang untuk temenin Rey saat kalian pergi . Dan kamu , Laura !" tunjuk Rere yang membuat Laura kaget . "Saya sudah meminta ijin pada orang tua kamu untuk tinggal beberapa waktu disini ."

Laura pun terlonjak kaget mendengar ucapan Rere . Dirinya tak percaya jika diperbolehkan tinggal dirumah sultan itu. "Hah !? Memangnya boleh oma ?" tanyanya meyakinkan .

"Kalau gak mau , ya sudah . Saya tidak memaksa ." ucap Rere sinis .

"Mau oma !" jawab cepat Laura . "Mau banget ."

Semua orang pun merasa sangat senang dan bahagia melihat keharmonisan keluarganya . "Oma mau pulang kampung ke Surabaya . Tapi belum tahu sampai kapan ." jelas Rere .

"Mulai hari ini , kalian boleh pergi ke sekolah bawa mobil masing masing ." timpah Bram .

"Beneran eyang ?" tanya Rachel tak percaya .

"Why not ? Kan ada Laura , gak nyaman dong kalau harus satu mobil berlima . Lagian Rio harus antar Rey kesekolah nya dulu bukan ?" jelas Bram meyakinkan .

"Ok ! Thank you eyang ." ucap Rio .

***

Usai sarapan dan sedikit berbincang bincang , mereka bergegas pergi ke sekolah . Rio pamit terlebih dahulu , sebab sekolah Rey tak sejalur dengan arah kesekolahnya .

Berbeda dengan Rachel yang sedang merasa bahagia . Untuk kedua kalinya , Rachel membawa mobil miliknya kesekolah . Ia melajukan nya dengan kecepatan tinggi , membuat orang yang berada disampingnya sport jantung sampai betteriak histeris seperti sedang menaiki sebuah wahana extream .

Tak butuh waktu lama , mereka pun telah sampai diparkiran sekolah dua menit sebelum upacara dimulai .

"Gila ! Elo bawa mobil kencang amat . Dikira jalanan arena balapan apa ?" umpat Laura kesal dengan nafas ngos ngosan seraya keluar dari dalam mobil .

Rachel hanya tertawa melihat raut wajah Laura yang panik . "Sorry ! Gue lupa , kalau gue bawa marmut hari ini ke sekolah ." ucapnya iseng .

Laura pun menjadi pusat perhatian semua anak anak yang masih berada diparkiran . Mereka berpikir mengapa Laura keluar dari mobil mewah milik cucu sultan tersebut ?

"Chel ! Nyulik anak orang dari mana lo ?" tanya seseorang . "Tumben berdua ?"

"Iya nih ! Hari ini gue bawa marmut ke sekolah . Kasihan , gak ada yang pelihara ." celoteh Rachel dengan santainya .

"Sialan lo ! Gue dikatain marmut lagi ." ketus Laura . Orang orang pun tertawa kecil mendengar perkataan Rachel .

***

Rumah mewah milik Sultan Winata nampak begitu sepi . Tidak terdengar auman serigala atau kicauan mak lampir sore itu . Para pelayan sibuk dengan pekerjaan nya masing masing .

Rachel tiba dirumah dengan menenteng dua paper bag berisikan makanan dan cemilan . Sebelum pulang ia mampir terlebih dahulu ke Delicious Restaurant dan Kafe Brownies .

"Heh parsel ! Elo ngapain sih beli banyak makanan , sedangkan dirumah lo aja masih banyak stok bahan makanan ? Elo bisa buat berbagai macam camilan ." tegur Laura .

"Fauna ! Sekali kali boleh lah . Lagian nih ya , dirumah kan lagi pada pergi . Gak ada mak lampir juga , jadi gue gunain kesempatan ini sebagai hari poya poya ." jelas Rachel . "And , semua pelayan disini juga tahu , paham dan mengerti disaat seperti ini . Mereka akan melakukan hal yang mereka mau , dengan syarat semua pekerjaan sudah dilaksanakan ."

★★★★★