***
"Ratu Agni...."
Arunika memandang lurus ke celah pintu. Dia bisa melihat dua pengawal yang menjaga di depan kamarnya terkapar bersimbah darah.
Arunika menarik napas untuk meredakan sedikit rasa gugupnya. Dia mengeratkan kain yang menutupi pundak dan menatap Agni.
"Apa yang membawa anda ke Alba malam-malam begini, Yang Mulia Ratu?" Arunika menatap kedua tangan Agni yang mengeluarkan aura hitam. "Dan lagi dengan aura seburuk itu."
Agni tertawa masam. Dia menatapnya tajam. "Aku tahu kau sangat pintar, Permaisuri. Kau pasti tahu tanpa perlu kujelaskan lagi."
"Tidak." Arunika mengangkat dagu. Dia bukan wanita yang sama seperti dua puluh lima tahun lalu saat baru memasuki istana yang dikelilingi oleh lingkaran setan ini. "Saya tidak tahu. Jadi, tolong beritahu maksud kedatangan anda yang tidak mengindahkan kesopanan ini."