***
"Aku mau baca dan periksa suratnya dulu," kata Juna mengambil dua gulungan surat itu.
***
Juna memeriksa keaslian surat itu serta membaca isinya dengan rinci. Memastikan tidak ada yang terlewat satupun di sana.
Selepas membaca dua gulungan surat itu, Juna mendongak dan menatap Bima dengan serius.
"Ada satu yang kurang."
"Apa itu, Yang Mulia?"
Juna meletakkan gulungan surat itu di lantai dan menatap Bima lagi. "Aku tidak ingin ada korban dari orang sipil."
Bima terdiam sejenak. Itu terasa sulit karena perang saudara ini akan meletus dekat rumah-rumah penduduk sipil.
"Bagaimana, Jenderal?" Juna menunggu jawaban. "Kau pasti sanggup untuk mengerahkan pasukan untuk satu itu, kan? Sebab aku tidak ingin kehilangan rakyat-rakyatku."