***
"Bolehkah aku?" Chandra berbisik dengan suara rendah. Tangannya mulai menjalar naik dan menyusup di antara rambut-rambut Karina yang terurai. Dia menatap sayu pada bibir sang wanita yang penuh dan merah.
Chandra sadar perasaannya telah bercampur dengan nafsu. Tapi, sial! Siapa yang tidak tergoda kalau wanita yang disukainya menempelkan bibir terlebih dahulu di bibirnya?
Chandra ingin lebih. Dia ingin mendekapnya lebih erat, ingin mencumbunya sampai wanita itu kekurangan napas, dan ingin membisikkan rentetan kalimat yang membuat wanita itu percaya dan menerima ketertarikannya yang mungkin akan berkembang lebih jauh. Dia ingin hatinya... ingin dirinya... ingin menyentuh setiap inci tubuh Karina. Bukan hanya sekadar menempelkan bibir tanpa memagutnya.
Gila! Karina telah membuat Chandra menjadi gila!
Namun, keinginan dan nafsunya dikacaukan tatkala tangan lentik wanita itu mendorong dada bidangnya dengan kencang sampai membuatnya terhuyung ke belakang.