***
"Tidak ada tanda-tanda kehamilan. Nona Karina hanya masuk angin saja," ujar Tabib Elis setelah memeriksa denyut nadi dan meraba perutnya.
"Ah, sungguh?" sahut para wanita Athni dengan bahu meluruh.
Tabib Elis mengangguk yakin. Dia meracik obat sendirian dan memberikannya pada Juna.
"Nona Karina butuh istirahat selama beberapa hari dan harus minum obat yang saya berikan. Itu tinggal dilarutkan saja ke air."
"Terima kasih, Tabib." Juna segera berdiri dan memasukkan obat tersebut ke dalam laci yang berada di kamar Karina juga.
"Jadi... kami salah paham... untuk itu... kami minta maaf," ujar perwakilan dari mereka. Dia juga menoleh pada Chandra yang duduk bersandar pada dinding dan memasang ekspresi datar sejak tadi. "Kami minta maaf juga padamu, Raka. Kami tidak bermaksud untuk memfitnah atau bersikap kasar."
"Tidak apa-apa, Bibi. Gosip memang menyesatkan, jadi jangan sampai terulang lagi," ujar Karina tetap tersenyum dalam kondisi lemah.