"Uwah, akhirnya seranganku lebih kuat dari seranganmu," ucap Ronald gembira.
"Kenapa kau begitu bersemangat? Aku hanya menggunakan sepersepuluh dari kekuatan aslinya," ucap Ning'er mendinginkan rasa gembira Ronald.
Badan Ronald langsung terkulai mendengarnya. Ronald sepertinya lupa bahwa Ning'er merupakan mistral tahap amatir yang secara harfiah beberapa kali lebih kuat dibanding Ronald sendiri. Pertarungan antara Ning'er dan Ronald selama ini pun didasari oleh fakta bahwa Ning'er menahan dirinya.
"Kau telah mengalami kemajuan yang pesat Ronald," kata Ning'er menghibur Ronald.
"Kau benar aku harus terus bersemangat dan berlatih dengan giat!"
"Latihan? Bukankah besok kau harus ke kota lagi? latihanmu telah selesai Ronald."
"Eeh?"
"Sebentar lagi upacara perpisahan sekolahmu bukan?"
Ronald menjentikkan jarinya mengingat kembali agenda tersebut. Nampaknya ia telah melupakan waktu sehingga melupakan acara yang penting seperti itu.
"Aku ingat ada acara seperti itu. Aah aku ingat juga, aku di undang ke acara perpisahan Akademi Mistral Vandrechia," Ronald ingat dia diberi undangan oleh Jenny saat itu.
"Akademi Mistral Vandrechia? Kau tidak mengigau kan?" Xiao Ning'er menatap Ronald dengan curiga seolah ingin memastikan kebenaran ucapan remaja itu.
"Kau ingat saat misi penyelamatan Miura ada beberapa murid dari Akademi Mistral Vandrechia yang datang. Ia memberiku kartu masuk ke upacara kelulusannya, kartu itu bisa digunakan dua orang." Acara perpisahan Akademi Mistral Vandrechia pasti akan di datangi oleh orang-orang penting dari Vandrechia. Bisa dibilang itu adalah acara sosial kelas atas. Tentu, Ronald merasa terhormat jika ia bisa menghadirinya.
Setelah menyebutkan itu, Xiao Ning'er kemudian ingat, akhirnya ia yakin Ronald benar-benar jujur mengenai perkataannya.
"Apa aku boleh ikut?" Xiao Ning'er mungkin bukan orang yang begitu tertarik dengan acara-acara seperti itu. Tetapi, ia juga ingin mengunjungi Akademi Mistral Vandrechia, bagaimana pun dia juga ingin memasuki sekolah bergengsi itu.
"Tentu, tak ada masalah." Ronald mengangguk setuju tanpa banyak pertimbangan. Ia tak mungkin mengajak Fred dan James karena jika dia mengajak salah satunya maka yang lain akan iri tapi jika ia mengajak Xiao Ning'er maka tak ada yang bisa diproteskan mengenai itu lagipula hal wajar jika seorang pria lebih sering mengundang wanita untuk menghadiri sebuah acara.
Xiao Ning'er memasang senyum sumringah, ia nampaknya tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
Acara perpisahan Sekolah Menengah Negeri 8 Vandrechia Timur dilaksanakan terlebih dahulu dibanding acara perpisahan Akademi Mistral Vandrechia. Ada waktu sekitar dua hari dari sekarang sebelum acara perpisahan sekolahnya dilaksanakan, sementara itu acara perpisahan Akademi Mistral Vandrechia akan dilaksanakan seminggu kemudian.
Pertarungan latihan antara Ronald dan Xiao Ning'er berakhir. Masing-masing dari mereka tidak mengeluarkan kekuatan penuh. Ronald sendiri masih menyimpan beberapa trik yang ia sembunyikan. Tak ada yang perlu diperdebatkan kali ini karena keunggulan Xiao Ning'er yang sebenarnya tidaklah mudah untuk Ronald kejar. Jangan memikirkan soal menembus tahap amatir, tahap pemula saja Ronald belum mencapai puncaknya.
Walaupun menembus tahap amatir terlihat sangat mudah apalagi Ronald telah melihat dua sosok seumuran dengannya yang memiliki tahap amatir. Namun, sesungguhnya itu sangatlah sulit. Xiao Ning'er dan Yuna adalah contoh yang sangat langka bahkan di seluruh Grenomia.
Ronald dan Xiao Ning'er menuruni bukit. Bukit tersebut telah Ronald gunakan sebagai tempat latihan untuk waktu yang cukup lama. Ronald merasa ia akan merindukan tempat ini mengingat betapa nyaman dan indahnya tempat ini.
Ngomong-ngomong, selama berbulan-bulan Ronald berlatih dibawah asuhan Guru Zhao Lee. Sebenarnya Guru Zhao Lee sangat jarang memberi pelajaran langsung padanya. Kebanyakan dia hanya menyuruh Xiao Ning'er untuk menggantikannya. Ronald bertanya-tanya apa gurunya itu memiliki motif tersembunyi untuk mendekatkannya dengan Xiao Ning'er?
Bagaimanapun hubungan Xiao Ning'er dengan dirinya relatif stabil. Posisi Xiao Ning'er di hati Ronald hampir sama dengan Fred dan James. Tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah mengingat posisi terendah masih dipegang Howard.
Berbicara mengenai teman-temannya, Ronald selalu berhubungan dengan mereka melalui aplikasi jejaring sosial, Sink. Sejauh yang dia tahu, Fred sendiri melatih fokusnya pada melacak dan mendeteksi lingkungan sekitarnya. Hyper Detector Mouse adalah hewan astral yang sangat berguna dan dianggap memiliki kualitas radar yang bagus.
James di sisi lain berubah drastis. Black Mountain Bear miliknya adalah hewan astral gemuk yang mampu berubah mengubah lemaknya menjadi kekuatan. Begitu pula dengan James sekarang. Dia mampu mengendalikan lemaknya secara maksimal. Ronald telah melihat poto dimana James yang gendut dan James yang telah mengendalikan lemaknya. Rasanya seperti melihat Ivan gunawan di satu poto dan Dedy Corbuzier pada poto lainnya.
Sementara mengenai Lisa dan Dust Ronald tidak mengetahui bagaimana perkembangan mereka. Namun, ia telah melihat sebuah video pendek yang menunjukan efek pukulan Howard. Disana ia melihat Howard memukul batu besar setinggi 3 meter menjadi kerikil. Sungguh, pria berengsek itu telah berkembang dengan sangat baik.
Lupakan mengenai Yuna. Tanpa melihat pun Ronald tahu bahwa gadis itu pasti telah berkembang dengan pesat.
Keesokan harinya setelah Ronald dan Xiao Ning'er menjalani pertarungan latihan mereka, Ronald memberi tahu Guru Zhao Lee bahwa latihannya selesai sampai disini. Ke depannya ia akan segera disibukkan oleh Acara perpisahan dan tentunya Ujian Masuk Akademi Mistral Vandrechia.
"Kalau begitu apa yang Guru bisa hanya mendoakan kamu agar sukses. Walaupun Den Ronald hanya menjadi murid Orang tua ini sebentar tetapi kamu tetaplah murid Guru. Den Ronald, mungkin kamu tidak memiliki bakat sebagus Ning'er tetapi kamu punya tekad dan kreativitas yang hebat. Jalani latihan sebagai rutinitas dan teruslah berusaha. Guru akan melihat sejauh mana kau bisa menapak."
Zhao Lee menepuk pundak Ronald dengan senyuman. Ia menyampaikan nasihat pada Ronald dengan sungguh-sungguh.
Ronald mengangguk pelan, "Baik, Guru."
"Ning'er, kamu juga ikut ke kota Vandrechia bukan?", tanya Zhao Lee.
"Iya Kakek," jawab Ning'er pendek.
Xiao Ning'er sendiri memutuskan untuk ikut dan akan tinggal di rumah Ronald sampai Ujian Masuk berlangsung. Dengan kekuatannya, ia pasti akan lolos, artinya Xiao Ning'er akan langsung tinggal di asrama. Dengan asumsi itu setidaknya butuh waktu lama untuk Xiao Ning'er bisa menemui Kakeknya lagi.
Xiao Ning'er sedikit merasa sedih harus berpisah dengan kakeknya. Bagaimana pun ia tinggal bersama kakeknya sejak kecil apalagi sejak ibu dan ayahnya sudah meninggal.
Zhao Lee menatap penuh sayang pada cucu kesayangannya itu. Xiao Ning'er adalah keluarga terakhirnya mengingat anak dan menantunya telah meninggal.
"Kau adalah anak yang berbakat, tak banyak nasihat yang berguna yang bisa Kakek sampaikan. Kakek hanya ingin kau tahu, banyak di luar sana yang lebih berbakat dibandingkan dirimu. Jangan sampai kesombongan meliputi hatimu," ucap Zhao Lee dengan ekspresi serius.
Xiao Ning'er mengangguk, tentu ia paham mengenai hal itu.
Ronald dan Xiao Ning'er kemudian menyampaikan salam perpisahan pada Zhao Lee. Xiao Ning'er kali ini tidak memakai pakaian tradisional. Namun pakaian modern yang sama dengan Ronald. Ia juga membawa beberapa set pakaian pada tasnya. Ronald membonceng Xiao Ning'er sebelum meninggalkan Desa Goricke yang selama ini di tinggalinya.
Ada banyak anak-anak yang melambaikan tangannya pada Ronald menyampaikan perpisahan. Ada juga kalangan Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak. Ia mengenal warga Desa Goricke karena ia selalu bertemu mereka ketika Ronald menjalankan latihan pagi.
Ronald yang seorang anak kota memang menikmati suasana pedesaan ini. Baginya tempat ini sungguh tempat yang damai dan memiliki suasana yang berbeda dengan kota Vandrechia.