Di sebuah aula dalam ruangan yang sangat luas. Berdiri di hadapan sebuah mimbar, Kepala Sekolah Menengah Negeri 8 Vandrechia Timur. Ia mengeluarkan pidato panjang yang isinya mencakup banyak hal. Tentu, isi pidatonya sangat bermakna, namun bagi para pendengar yang di ucapkan Kepala Sekolah ini nampaknya hanya omong kosong.
Ronald mengetuk kakinya pada lantai. Ia menunggu acara inti dengan bosan. Di sampingnya ada James yang fokus memakan jajanannya. Sementara di samping lainnya ada Fred yang memainkan ponselnya dengan serius. Di barisan depan Ronald ada Howard yang tidur dengan nyenyak. Hampir setiap siswa tidak benar-benar mendengarkan pidato Kepala Sekolah.
Suara tepuk tangan tiba-tiba menggema. Ronald kemudian memperhatikan bahwa pidato Kepala Sekolah telah selesai. Ia juga secara refleks ikut bertepuk tangan.
"Baiklah, acara selanjutnya adalah pembacaan salam perpisahan dari perwakilan kelas 3 yang akan diwakili oleh Simon Cowell." Pembawa acara segera memandu jalaannya acara.
Awalnya perwakilan kelas 3 akan dilakukan oleh Yuna, namun karena Yuna tidak bisa hadir akhirnya ia digantikan oleh Simon. Ronald Sebenarnya mengajukan diri untuk menjadi perwakilan sayang, ia ditolak mentah-mentah.
Tanpa rasa gugup, Simon menatap ke depan. Ia dapat merasakan tatapan teman-temannya. Ia lalu menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan.
"Selamat pagi semuanya, saya ucapkan salam hormat pada guru-guru, teman-teman, dan adik kelas sekalian. Tak terasa sudah tiga tahun saya berada di sekolah ini.... "
Simon melanjutkan salam perpisahan tersebut dengan lancar. Ronald tak terlalu mendengarkannya. Kenangan-kenangan saat sekolah menengahnya tidak cukup untuk membuatnya terharu. Namun, tentu kebersamaan Yuna saat bersamanya di sekolah menengah patut untuk dia ingat.
Tak berselang lama kemudian, pembacaan salam perpisahan selesai. Selanjutnya acara inti, yaitu pembagian surat kelulusan beserta medali yang menandakan kelulusan. Satu persatu siswa kelas tiga dipanggil ke depan. Ronald menyikut Fred dan James yang masih asyik dengan kegiatan mereka masing-masing.
Ketika nama Ronald dipanggil dia berjalan ke depan segera. Pak guru Boutack kemudian menyerahkan surat kelulusannya. Ronald mengambilnya dengan hati-hati. Selepas itu, Pak guru Boutack mengalungkan medali pada leher Ronald. Ronald bersalaman dengannya sebelum pergi turun dari panggung.
Karena acara telah selesai, maka tidak masalah jika Ronald pulang. Namun, Fred dan James mengajaknya pergi ke suatu tempat. Sepertinya hampir satu kelas sudah memutuskan untuk merayakannya bersama jadi Ronald juga terpaksa ikut.
Setelah semuanya selesai dibagikan surat kelulusan, semua siswa kelas 3 yang hadir pergi ke tempat yang telah dijanjikan. Mereka berangkat dari sekolah menggunakan kendaraan pribadi dengan saling berboncengan. Ronald juga berangkat dengan motor kesayangannya.
Vandrechia Astrals Zoo, disingkat VAZ adalah sebuah kebun binatang yang memelihara hewan-hewan Astral sebagai objek wisata mereka. Taman hiburan ini terletak di Vandrechia Timur sekitar 5 km dari Sekolah Ronald.
Kebun binatang ini telah diperkenalkan sejak 20 tahun yang lalu sebagai wadah bagi masyarakat awam agar kebih mengenal dunia astral. Hewan astral yang ada pada kebun binatang ini juga hanya hewan astral bintang satu sampai bintang tiga. Tak ada yang lebih berharga dari bintang tiga.
Ronald segera berkumpul dengan teman-temannya setelah memarkirkan motornya.
"Waaah ramainya ... Ini pertama kali aku kemari."
"Hm. Benar-benar."
"Eeh? Bukankah Kebun binatang ini dekat? Kenapa kau belum pernah kesini?"
"Kalian semua diamlah! Ucapan kalian membuat malu saja."
Simon menyela ucapan para siswa yang menurutnya memalukan. Wajar saja, lagipula Kebun binatang ini begitu dekat. Aneh rasanya sebagai penduduk sekitar masih ada yang belum pernah kesini. Ronald sendiri telah berkali-kali kemari bersama adiknya. Karena itu Ia tidak terlalu antusias.
Segera setelah selesai membeli tiket ke kebun binatang.
"Teman-teman, kita pergi ke area mana dulu?" tanya Simon.
"Dunia laut tentu saja. Aku mendengar ada Hiu sirip merah yang baru ditambahkan," usul Howard.
Vandrechia Astrals Zoo secara keseluruhan sangatlah luas. Butuh waktu seharian untuk mengunjungi semua hewan. Namun, VAZ sendiri terbagi menjadi beberapa area seperti Dunia hutan, Dunia laut, Dunia langit, dan lainnya. Dunia laut adalah area dimana hewan-hewan astral yang tinggal di laut dipertontonkan.
"Dunia hutan lebih bagus, ada banyak hewan lucu disana," ucap Ronald yang tidak satu pemikiran dengan Howard.
"Oi ... Kalau kau mau melihat Dunia hutan kenapa kau tidak mengunjungi hutan saja? Area itu sangat membosankan." Howard yang mendengar ide Ronald segera menyahut.
"Kau juga kenapa memilih Dunia laut? Apa ibumu ikan sarden?" balas Ronald mengejek Howard.
"Apa kau bilang? Kau ingin mengajakku bertarung ha? Ooh kau sudah mulai sombong ya," ucap Howard sembari menghampiri Ronald segera.
Simon yang melihat itu segera melerai keduanya.
"Kalian berdua apa yang kalian lakukan. Jangan seperti anak kecil, ayo kita ke Dunia langit terlebih dulu," usul Simon terlebih dulu yang diikuti anggukan dari siswa lainnya. Howard memandang Ronald tajam yang juga dibalas Ronald. Mereka berdua kemudian sama-sama membuang muka dan mendecih.
***
Pada area pertunjukan elang bulu silet, terlihat kerumunan orang yang ramai. Semua orang terpaku pada hewan astral bintang 3 yang dikatakan memiliki bulu yang sangat tajam yang mampu merobek baja sekalipun. Sang pawang elang tersebut terlihat bermain-main menunjukan atraksi-atraksi yang sangat menyilaukan mata.
Pada bagian belakang kerumunan ada beberapa orang yang nampak tidak memperhatikan pertunjukan. Mereka adalah dua pasang insan yang terlihat memakai baju pasangan. Salah satunya adalah seorang pria yang memakai kacamata hitam dan masker sementara yang lainnya seorang wanita dengan syal panjang yang menutupi mulut serta hidungnya.
Jika diperhatikan baik-baik ada semacam alat pendengar pada telinga kanan kedua orang tersebut. Namun alat tersebut terlihat agak transparan.
"J5 telah mengonfirmasi adanya telur hewan itu. Sepertinya pihak kebun binatang menyembunyikannya," bisik sang wanita pada si pria.
"Kalau begitu kita akan menjalankan semuanya sesuai rencana."
Si wanita mengangguk mendengar perintah pria itu. Ia kemudian berbisik pada microphone kecil yang menempel di tangannya.
"J2, kau bisa mulai rencananya sekarang."
Di sisi lain, sosok J2 yang menerima perintah dari rekannya langsung paham ia harus segera melaksanakan tugasnya. J2 adalah sosok remaja otaku yang sedang duduk di area istirahat yang disediakan pihak Vandrechia Astrals Zoo. Di hadapannya adalah sebuah laptop yang sedang ia mainkan.
Jarinya bergerak dengan cepat menekan tombol-tombol pada keyboard laptopnya. Sorot matanya menatap fokus layar.
"Hmm ... Baik, terbukalah," ucapnya seraya menutup laptopnya.
Sirine tiba-tiba berdering. Setiap pengunjung langsung panik seraya menanyakan pada penjaga keamanan. Namun, penjaga keamanan yang sepertinya telah menerima instruksi segera menyuruh pengunjung untuk segera menyelamatkan diri ke luar gedung.
"Ada apa ini?"
"Siapa saja beritahu aku, apa yang terjadi?"
"Anakku! Dimana anakku?"
"..."
"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya sekalian, saya meminta anda agar segera keluar dari gedung ini. Ada beberapa monster astral ganas yang lepas dari kandang mereka. Silahkan keluar dari gedung ini!"
Kekacauan terjadi ketika orang-orang mengetahui bahwa beberala monster astral ganas terlepas dari kandang mereka. Mereka lari berhamburan pada pintu keluar. Karena banyaknya orang mala terjadi kemacetan pada pintu keluar setiap orang terlihat saling mendorong. Ada beberapa anak-anak yang terpisah dari ibunya dan terjepit diantara kerumunan. Para penjaga keamanan nampak tidak berdaya melihat pengunjung yang agak anarkis.
"Aaa! Itu Singa Farokh!"
Seorang pengunjung melihat ke belakang dengan terkejut. Ia menunjuk sosok singa astral yang terkenal karena ukurannya yang tiga kali lipat lebih besar dibanding singa biasa. Yang paling menakutkan adalah singa ini selalu berkelompok. Terbukti dengan adanya lima Singa Farokh betina yang dipimpin satu Singa Farokh jantan.
Para penjaga keamanan satu persatu segera berbaris di belakang pengunjung mencoba melindungi pengunjung.
Salah satu dari mereka mengeluarkan rantai dari tangannya dan mengikat Singa Farokh jantan. Dia adalah seorang Mistral User tahap amatir yang bekerja sebagai penjaga keamanan. Dia juga penjaga terkuat di dekat gerbang masuk dan keluar.
"Ayo, teman-teman kita hadang Singa-singa ini jangan sampai melukai pengunjung!"
"Ya!"
Beberapa Penjaga keamanan lainnya mengeluarkan teknik mereka masing-masing menghalangi para Singa agar tidak melukai pengunjung.
Singa Farokh jantan menggerakkan tubuhnya dengan kuat. Ia menggigit rantai itu dengan rahangnya yang menakutkan. Benar saja rantai tersebut mulai retak lalu hancur seketika. Singa Farokh jantan yang lepas segera menyerang salah satu pengunjung wanita.
Kekacauan terjadi lebih parah ketika hewan astral lainnya muncul dan bergerombol mengincar para pengunjung. Bukan hanya di area dekat gerbang masuk dan keluar tetapi hampir di seluruh area kekacauan mulai terjadi.