Di kota Vandrechia bagian pusat, ada sebuah distrik yang terkenal dengan kekacauannya. Pada distrik tersebut, ada tempat pelacuran, perjudian, dan penjualan alkohol dan lainnya.
Para petualang.
Itulah oknum yang menyebabkan distrik tersebut muncul. Para petualang yang sehari-harinya bergelut dengan bahaya memerlukan hiburan saat kembali ke dunia asal dari dunia astral. Pemerintah Grenomia sendiri tutup mata dengan apa yang dilakukan Para petualang dengan beberapa syarat seperti dilarang membunuh, dilarang menganiaya warga biasa, dilarang mengedarkan senjata terlarang, dilarang mengedarkan obat-obatan terlarang dan terakhir dilarang memperdagangkan manusia.
Obat-obat terlarang sendiri tak begitu berbahaya bagi seorang Mistral, namun jika obat-obatan menganduk efek menghilangkan kewarasan maka Mistral berpotensi untuk mengamuk, obat-obatan inilah yang berbahaya dan dilarang.
Distrik yang kacau ini sering dinamai sebagaj distrik petualang karena banyaknya petualang yang kemari untuk mencari hiburan. Pajak yang didapatkan pemerintah kota Vandrechia dari distrik ini juga sangat banyak setiap tahunnya.
Ini pertama kalinya Ronald datang ke distrik ini. Setelah Zack mengatakan ia mempunyai cara mengumpulkan poin kontribusi lebih mudah, Zack menuntun Ronald ke distrik ini.
"Ah, taruh saja motornya di sana," Zack yang dibonceng Ronald menyuruh Ronald untuk memarkirkan kendaraannya di sebuah tempat parkir yang luas.
"Apa disini aman?" ujar Ronald seraya turun dari motornya.
"Tenanglah ada penjaga yang mengawasi kendaraan disini," ucap Zack dengan santai. Ia kemudian menuntun Ronald berjalan meninggalkan tempat parkiran tersebut.
Ronald melihat tak ada kendaraan yang lalu lalang pada jalanan distrik ini. Mereka semua berjalan kaki membuat suasana jalanan sangat ramai. Para pedagang menjajakan dagangannya pada pejalan kaki di pinggir jalan. Ada juga orang-orang yang menunjukan keahlian mereka di pinggir jalan menarik perhatian banyak pejalan kaki lainnya.
Suasana di distrik ini mirip ketika festival diadakan.
"Apa kau heran, kenapa kami semua berjalan kaki dan tidak ada satupun yang memakai kendaraan?" tanya Zack dengan senyuman seolah tahu pikiran Ronald.
Ronald mengangguk menanggapi positif pertanyaan Zack.
"Ada satu konsensus yang diterima oleh semua petualang yang berbunyi, 'kami semua keluarga, tak boleh ada penghalang diantara keluarga, jika diantara kami ada perselisihan maka selesaikanlah dengan langsung.' Oleh karena itu, peraturan muncul di distrik ini yaitu untuk mendekatkan diri dengan yang lain maka seseorang dilarang untuk menggunakan kendaraan disiini, tentu ada pengecualian tapi kebanyakan mematuhinya dan menganggap ini budaya khusus," Zack bercerita mengenai prinsip dan budaya petualang di kota Vandrechia.
"Apa maksud menyelesaikan perselisihan secara langsung?" Ronald merasa jika para petualang menganggap petualang lain sebagai keluarga bukankah mereka harus meredam perselisihan?
"Bertarung. Tak bisa dipungkiri, ini mungkin tidak adil bagi yang lemah tapi pertarungan adalah cara terbaik menyelesaikan perselisihan."
Ronald tak bisa memahaminya bagi dia pertarungan hanya akan menimbulkan kebencian dan memperpanjang masalah.
"Ngomong-ngomong apa kau mau melepaskan keperjakaanmu? Aku bisa merekomendasikan seorang kakak baik hati padamu biayanya murah," Zack mulai menawarkan jasa pada Ronald.
"Tidak, terima kasih. Aku ingin melakukannya pertama kali dengan orang yang aku sayangi," Ronald dengan tegas menolak tawaran Zack.
"Aku tak menyangka kau orang yang romantis."
"Bisakah kau langsung pada intinya? Apa cara mendapatkan poin kontribusi dengan lebih mudah?" Ronald mulai merasa muak dengan Zack yang banyak bicara.
"Maaf-maaf, kita hampir sampai," ucap Zack yang menyadari Ronald telah kesal.
Zack menuntun Ronald memasuki sebuah gedung. Setelah memasuki gedung itu, Zack mengajak Ronald memasuki lift.
Ronald tak bisa menebak kemana Zack akan menuntunnya. Jadi dia hanya mengamati secara diam.
Lift terbuka. Ronald menatap kagum pemandangan di depannya. Ada banyak sekali orang! Situasinya bahkan lebih parah dibanding di jalanan tadi.
"Selamat datang di arena bawah tanah Red 46 Area, ini adalah satu-satunya arena bawah tanah di kota Vandrechia," ucap Zack seraya melebarkan tangannya menunjukan Ronald kemegahan tempat ini.
"Red 46 Area? Arena bawah tanah? Tempat apa ini?" tanya Ronald yang kebingungan.
"Sulit untuk menjelaskannya, lebih baik kau melihat secara langsung," ucap Zack kembali memimpin jalan.
Perlahan Ronald mendengar suara sorakan yang sangat keras. Sepertinya sekumpulan orang tengah berteriak dengan kencang. Ronald bertanya-tanya apa yang membuat mereka berteriak.
Sesaat kemudian ia mengerti apa yang mereka teriaki. Pada sebuah ruangan yang berbentuk melingkar, terdapat balkon diatasnya yang mengikuti lingkaran dinding. Di lantai bawah ada semacam arena untung bertarung. Orang-orang di balkon atas sedang melihat pertarungan sambil bersorak.
"Apakah mereka bertaruh?" tanya Ronald, ia samar-samar menebak para petualang yang bersorak sepertinya bertaruh pada salah satu orang yang bertarung.
"Begitulah, mereka bertaruh pada satu pejuang, jika taruhan menang, uang mereka akan digandakan namun, ada pemotongan 10% yaitu 5% untuk penyelenggara dan 5% untuk pemenang. Jika taruhan kalah maka kau akan kehilangan uangmu. Ini adalah cara tercepat mengumpulkan poin kontribusi," jelas Zack yang kini tengah menikmati suasana dan ikut bersorak.
"Apa kita akan bertaruh disini?"
"Tidak, kita akan berpartisipasi sebagai peserta."
Perkataan Zack segera mengejutkan Ronald. Ia sekilas melirik pada salah satu petarung yang tengah bertarung. Dia terlihat terluka parah.
"Apa ini aman?"
Ronald meragukan keamanan pertarungan di arena ini.
"Tenanglah jika kau terluka maka kau akan dirawat segera, jarang sekali ada orang yang meninggal."
"Jarang? Bukankah itu berarti ada orang yang meninggal di arena ini?"
"Ahahah ... apa kau takut, Bro?" tanya Zack dengan tawa.
Ronald merasa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk mengumpulkan poin kontribusi. Jadi ia mengabaikan rasa takutnya.
"Tidak, aku hanya penasaran."
"Baguslah! Kita akan bertarung bersama berduel dengan Han dan temannya. Ini akan menjadi pertarungan yang menegangkan," kata Zack dengan penuh semangat.
***
Detik demi detik berlalu, namun Red 46 46 tak pernah sepi. Ketika ada petualang yang pergi ada pula petualang yang datang. Ronald sendiri memperhatikan setiap pertarungan dengan seksama. Dia mempelajari gaya bertarung setiap peserta dan mencoba menganalisis kelemahan serta kelebihannya.
Zack yang sepertinya sudah bosan mengajak Ronald ke rumahnya terlebih dahulu bagaimana pun waktu masih menunjukan pukul 15.00 sore. Zack mengatakan Red 46 Area akan lebih ramai jika malam hari tiba.
Ronald akhirnya mengikuti Zack ke rumahnya. Ronald melihat rumah Zack agak sederhana dibandingkan dengan rumah-rumah sekitarnya.
"Permisi! Aku pulang," kata Zack seraya membuka pintunya.
Ronald mengikutinya masuk dari belakang. Ia melihat isi rumah tersebut juga sederhana. Ada beberapa foto yang menggantung di dinding. Kebanyakan foto tersebut menunjukan sosok orang tua, dan seorang wanita yang Ronald anggap sebagai kakak Zack.
"Kemana saja kau? Aku mencarimu dari tadi."
Sosok wanita berusia sekitar 20-an muncul, ia terlihat memakai celana jeans panjang dengan kaos pendek yang memperlihatkan bagian perutnya. Wajahnya cantik, namun terlihat aura ketegasan dibalik kecantikannya.
Ronald melihat bahwa wanita tersebut sama dengan wanita yang ada di foto keluarga Zack. Wanita tersebut adalah Kakak Zack.
"Bukankah sudah kubilang, pagi ini aku akan ke Asosiasi Mistral? Lagipula kenapa Kakak tidak meneleponku jika ada perlu?!"
"Telepon mudah diretas, aku tak mau menggunakannya."
"Apa kau orang purba? Apa kau datang dari masa lalu? Sungguh Kakak pikir zaman apa sekarang ini," Zack menggelengkan kepalanya. Ia tidak paham mengapa kakaknya begitu anti terhadal teknologi.
Kakak Zack menoleh pada sosok Ronald. "Siapa dia?" tanyanya seraya berjalan mendekati Ronald.
Ronald yang merasa terintimidasi oleh aura ganas saudari Zack itu mulai berjalan mundur.
Namun, Kakak Zack terus maju hingga Ronald menabrak dinding yang membuatnya tidak bisa berjalan mundur lebih jauh.
Kakak Zack terus mendekat sampai tubuh bagian depannya hampir menabrak wajah Ronald.
"Permisi ... I-ini terlalu dekat," ujar Ronald sembari memalingkan wajahnya.
"Hahaha, wajahmu memerah ... kau pasti masih perjaka," Kakak Zack tertawa seraya mundur memberikan ruang bagi Ronald untuk bernafas.
Zack mendekati Ronald dan menepuk bahunya, "Maaf ya, Kakakku orang yang aneh."
"Tidak apa-apa."
Walaupun Ronald mengatakan itu, ia sendiri agak kesal dengan aksi Kakak Zack tersebut.