Aku menatap pantulan diriku di cermin. Apakah aku bermimpi semalam? Rasanya begitu sulit dibilang mimpi atau nyata, atau mungkin kebetulan. Semalam, Dirga menyelimutiku dengan selimut. Bahkan matanya terus menatapku sampai aku tidur dengan nyenyak di dalam kegelapan. Paginya, aku sudah berada diatas tempat tidurku.
Biar bagaimanapun, aku tidak berbuai dengan godaan ketampanannya. Tapi kalau dipikir, perlakuannya cukup manis. Cewek mana yang tidak luluh dengan dia. Argh, menyebalkan sekali. Aku baru saja mendapatkan informasi dari pihak kampus. Yang hari ini libur, malah jadi tidak libur.
Kamk semua disuruh untuk datang ke kampus. karena akan ada pemberitahuan penting. Mau tidak mau, aku harus buru-buru ke sana. Ketika aku turun menuju ruang makan, aku tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Martin, hanya ada Ayah, Dirga, dan Bibi Siti saja.
"Dimana Martin?" tanyaku pada mereka.