"Apa yang ingin aku lakukan? Tentu saja melakukan hal yang mengasikkan," jawabnya. Tubuhku menegang mendengar suaranya yang serak. Apa yang ingin dia lakukan? Mana mungkin itu hal yang mengasikkan. Kemarin malam saja sudah menimbulkan ketakutan, masa sekarang buat aku trauma. Ini orang jelas gak sih?
"Sudah sana, kamu masuk ke dalam kamarmu, aku mau istirahat." Aku menekan knop pintu, tapi ia lebih cepat menahan tanganku masuk ke dalam kamar. "Ayolah, ikut aku sebentar," bisiknya begitu.
Aku rasa bulu kudukku sudah berdiri, keringat dingin mulai keluar dari pelipisku. Dan muncul juga sambaran kilat menyala-nyala. "T-tolong jangan lakukan apapun kepadaku," pintaku bergetar. Ia masih menatapku datar, pegangannya mulai terasa mengeras. "Aku mohon, jangan macam-macam denganku," kataku sekali lagi lebih tegas.
Dia memamerkan gigi putihnya dan listrik langsung padam. "Tolong ... Hiks, jangan apa-apakan aku ...."