Chereads / Queen mafia / Chapter 62 - Bab 62

Chapter 62 - Bab 62

Saat lagi bersantai di kantin sekolah. Marvel mendapat panggilan saru Alena. Ia bingung, kenapa dia terus saja menghubungi-Nya. Ivana mengetahui hal ini dan membiarkan perempuan itu menghubungi sang kekasih terus menerus.

"Siapa Vel ?". Tanya Mark sambil menyuap makanan-Nya.

"Alena. Dia selalu saja menghubungiku dan mengajak ku makan malam. Tapi aku menolak-Nya karena sibuk".

Ivana yang mendengar itu menghela nafas kasar. "Angkat saja. Mungkin, dia ingin berterima kasih atas kerjasama kalian". Kata Ivana sambil memakan makanan-Nya.

"Wahh ini enak sekali". Gumam Ivana sambil memandangi hidangan yang mereka santap saat ini.

Marvel tampak berfikir dan mengangkat-Nya ." Iya ada apa Alena?".

"Apa kau sibuk?".

"Hmm. Seperti-Nya. Aku lumayan sibuk akhir-akhir ini. Kenapa ?". Tanya Marvel lalu melirik ke arah Ivana yang mendengarkan pembicaraan mereka.

"Ah begitu. Aku hanya ingin mengundangmu makan malam ini. Karena aku bakal pulang ke rusia untuk urusan lain. Tapi, kurasa kau sibuk". Ucap Alena lesu. Terdengar jelas saat Marvel mengatakan ia sibuk. Suara Alena menjadi kecil.

Ivana mendengar itu. Marvel sengaja mengeraskan volume-Nya untuk bisa di dengar Ivana.

"Pergilah. Seperti-Nya dia ingin berpamitan denganmu". Gumam nya.

"Ahh begitukah? Hmm. Baiklah aku akan datang nanti. Jam berapa? Dan di cafe mana?".

"Benarkah?! Ahh aku akan mengurim lokasinya lewat pesan saja. Terima kasih tuan Marvel". Ucapnya terdengar bersemangat.

Ivana saat mendengar suara gembira yang di keluarkan-Nya langsung tertawa ." Sepertinya dia memang menyukaimu. Lihat saja, dia sangat bersemangat saat. Kau, menyetujuinya". Kata Ivana.

Marvel tampak berfikir. Ia juga merasakan hal yang mencurigakan dengan Alena. "Jadii? Apa kau mau ikut sayang". Tawar Marvel.

"Tidak. Lakukanlah apa yang menurutmu yang harus di lakukan. Jika kau tertangkapku kalian sedang bermesraan. Bersiap saja Tuan Marvel"

"Tidak akan ku melakukan itu dibelakangmu sayang. Hmm percayalah kepada kekasihmu ini".

Ivana hanya memutar bola matanya malas. Ia lebih memilih melanjutkan makan daripada membahas wanita itu. Jujur saja ia cemburu sekarang. Tapi, ini belum mencurigakan bukan? Jika mereka berani melakukan hal yang di benci Ivana. Bersiaplah menghadapi amukan dari Sang Queen mafia ini.

Marvel seperti-Nya harus berhati-hati sekarang menghadapi Ivana. Ia cukup mengenal Ivana dan tau apa saja yang membuat-Nya mengamuk. Ia juga bingung kenapa Alena menyukai-Nya meski dirinya hanya bertemu 2kali?.

"Hmm. Sudah di pastikan kharisma seorang Marvel". Gumam Marvel yang dapat didengar yang lain-Nya.

"Apa maksudmu?". Tanya Stella hampir tertawa.

"Seperti-Nya dia memikirakn sesuatu". Ucap Zaen.

Ivana menatap intens ke Marvel ." Kau memikirkan apa?!". Tanya Ivana.

"Memikirkan kenapa aku begitu tampan?".

Saat mendengar mengakuan Marvel barusan. Membuat mereka melanjutkan aktifitas-Nya seperti semula.

Kadang Ivana bingung dengan sikap Marvel yang terbilang cukup dingin dan datar saat pertama kali bertemu dengannya. Dan, saat sudah mengenalnya Sejauh ini membuatnya mengetahui sifat asli marvel yang bisa di katakan menyebalkan.

Sebenarnya mereka mempunyai sikap yang hampir sama satu sama lain. Hanya saja hanya mereka yang mengetahuinya.

"Eh Van. Apa Tony sudah selesai dengan pekerjaannya ?". Tanya Stella.

"Sepertinya sudah. Aku tidak melihat mobilnya lagi".

"Hmm baiklah. Dan, apa gaun mu sudah sampai?".

"Sudah. Aku suka warnanya. Warna biru tua dan tidak terlalu banyak manik-manik". Kata Ivana.

"Baiklah".

-

-

-

-

Mereka kini kembali ke masion. Saat ia mendengar Monica yang terus saja meminta pulang ke masion. Ivana langsung saja membawa mereka pulang ke Masion Leonard.

"Apa tidak apa-apa kita pulang Van?". Tanya Avina sambil memasukan Pakaian-Nya kedalam lemari.

Sedangkan Ivana tengah membaringkan diri-Nya ke kasur. "Aman. Aku sudah memeriksa semua-Nya dan memperbanyak penjagaan. Hanya saja , kalian tidak boleh keluar pada kawasan Masion ini jika sendiri".

Avina mengangguk. Rakhan juga senang bisa kembali bekerja ke Perusahannya. Meski dijaga beberapa pengawal yang Ivana perintahkan.

"Oh ya ka. Kau mau kan ke Vanscoll untuk menjadi juri ?".

"Iya. Sudah ku jawab Iya berapa kali Hah!! Aghh! Kepala ku pusing sekarang ini".

"Istirahatlah dulu disini. Aku akan menyuruh bibi buat membereskan semua-Nya". Ucap Ivana.

Brakk

"Pelan-pelan!!". Teriak Ivana karena Sang kakak merebahkan diri-nya seperti sedang melombat untuk pertandingan berenang saja.

"Tolong Pijat!". Minta tolong Avina ke Adiknya itu.

Ivana menuruti permintaan sang kakak. Ia juga merasa kesian melihat dirinya yang sering bekerja dari pada beristirahat. Ia memijat kepala Avina dengan lembut dan membuatnya ingin terlelap.

"Ahhhh". Desah Avina.

"Oh ya ka. Apa kau sudah memiliki pasangan ?".

"Tentu saja.. tidak!! Bagaimana mungkin aku memiliki pasangan?! Tidak ada yang berani mendekatiku karena aku kaya raya".

"Eh tapi ada loh yang katanya suka sama kaka".

Avina lalu membuka matanya lebar ." Siapa?".

"Aku membaca ini diberita".

"Aiss diberita! Semuanya Bohong! Yang asli cuma kenaikan saham ku saja!. Aghh!! Menyebalkan! Yaaak! Kim taehyung! Kapan kau mau menikahiku!!".

"Lupakan kim taehyung mu itu. Dan carilah yang tetap bukan khayalan". Ucap Ivana lalu mendapatkan tatapan maut dari Avina.

"Yakk!! Dia bukan khayalan! Dia nyata! Aku akan bertemu dengannya nanti lihat saja".

"Yasudah". Pasrah Ivana kalah debat dengan sang kakak.

Ivana kembali memijat kepala Sang kakak. Kebetulan dia sedang tidak melakukan apapun sekarang dan menunggu momy nya menyiapkan makanan.

Brakk

Dengan tiba-tiba sosok pria mendatangi mereka dengan keadaan wajah kesal. Ia membuka pintu dengan keras membuat Mereka berdua terkejut.

"Yaaa!! Kau mau mati? Hah!". Teriak Avina kesal.

Bagaimana tidak. Ia sedang memejamkan mata-Nya menikmati pijatan yang memabukan oleh Ivana. Dan dihadapkan sosok mahkluk astral kini sedang berdiri dihadapan mereka.

"Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?". Tanya Ivana karena Alvian terus saja menatap kesal ke arahnya.

Alvian lalu mendekati Mereka dengan berjalan seperti gorila. "Kenapa kau tidak mengundangku ke pesta nanti?!".

Ivana paham apa yang membuatnya mengamuk sekarang. Ivana tidak mengundang Alvian untuk pergi ke Pesta Vanscoll dan membuatnya marah sekarang.

"Kau mau pergi ? Aku pikir kau tidak mau pergi. Jadi, aku tidak menyuruhmu kesana. Lagipula buat apa aku seperi ini!! Sejak kapan kau menuruti perintahku! Dulu saja kau aku suruh dirumah saja dan jangan perpergian kemanapun. Tetap saja kau pergi!".

"Itu dulu!! Sekarang beda!! Aku sudah dewasa sekarang dan berniat mencari kekasih di sana". Jawab Alvian membuat Avina dan Ivana lalu memandang satu sama lain lalu tertawa.

"Hahaha. Tidak akan ku biarkan kau mengambil muridku!". Jawab Ivana sambil tertawa.

"Aku akan pergi!!". Jawab finish Alvian.

"Siapa yang akan menjaga Disini? Apa kau tega membiarkan mereka tetap tinggal disini?". Tanya Ivana.

"Kita bisa membawa mereka bukan? Lagipula sekarang baik-baik saja".