Chereads / Queen mafia / Chapter 61 - Bab 61

Chapter 61 - Bab 61

Cekrekkk

Nara sudah selesai mandi dan memakai pakaian yang diberikan Clarissa kepada-Nya. "T-terimakasih sudah menolongku". Ucap Nara.

Ivana lalu mendekati-Nya." Lain kali. Jika ada yang menggangumu lagi. Beritahu saja aku.Hmm".

"B-baik ka".

Ivana lalu mengusap rambut Nara lalu tersenyum ."kau akan bekerja lagi ?".

"Iya. Saat jam pelajaran berakhir. Aku akan kembali bekerja".

"Hmm baiklah. Berhati-hatilah".

Ivana lalu keluar dari toilet dan di ikuti Clarissa. Mereka kembali ke kelas dalam keadaan memasang raut wajah kesal. Terlebih lagi Ivana.

"Ada apa dengan-Nya ?". Bisik Gibrella ke Clara.

"Tidak tau".

Ivana lalu duduk dan di ikuti Clarissa di belakang. Kini mereka berdua menghela nafas mereka ."jujur saja. Aku pengen muntah sekarang". Ucap Clarissa langsung mendapat ke khawatiran Mark.

"Apa? Kau sakit sayang?Hmm". Ucap Mark lalu memeriksa keadaan suhu badan Clarissa dengan tangan-Nya. Ia meletakan tangan-Nya di dahi dan leher Risa.

Huekk

Dengan tiba-tiba Ivana pun merasakan mual. Membuat yang lain-Nya terkejut. Terlebih lagi Marvel. "K-kau kenapa?! Ko bisa mual? Aku belum memasuki mu loh? Bagaimana bisa hamil". Ucap Marvel sembarangan dan mendapatkan Pukulan dari Ivana.

"Yaa!!". Teriak Ivana kesal.

Mereka semua heran dengan Apa yang terjadi dengan kedua perempuan ini. "Apa yang terjadi? Mengapa kalian tiba-tiba mual seperti ini?". Tanya Stella heran.

"Tadi. Saat ingin ke toilet kami melihat ada siswa yang mendapatkan perlakukan buruk dari Vany. Mereka menggunakan telur busuk. Seluruh badannya dipenuhi telur dan tentu saja bau". Kata Clarissa.

Mereka semua terkejut pantas saja Ivana dan Clarissa mengalami mual.

"Jadi, kalian sudah membantunya?". Tanya Xiaver.

"Sudah. Kami memberikannya baju dan menyuruhnya mandi saat itu juga. Jika tidak mandi, bau itu akan terus menempel". Jawab Ivana.

Ivana menceritakan apa yang terjadi beberapa waktu tadi. Ia juga mengatakan murid itu bersebalahan dengan kelas mereka.

"Jadi nama-Nya Nara?".

"Iya".

"Kesian sekali dia".

"Kau benar. Aku tidak tega saat melihat kondisi-Nya tadi. Cukup memperhatinkan".

Sebuah notif masuk dari ponsel Ivana. Ia melihat pesan jika, Tony sudah sampai ke sekolah.

"Minta ke pria itu untuk mengadakan beberapa lomba. Dan mempersiapkan kejutan. Katakan. Bahwa pemilih Vanscoll akan hadir dalam pesta itu".

"Baiklah. Kau sedang dimana sekarang?".—Tony.

"Aku sedang di kelas sekarang. Tidak perlu bertemu denganku. Lakukan saja tugasmu!".

Tony menghela nafas kasar saat membaca pesan yang dikirimkan boss-Nya. "Agh! Aku juga sibuk mengurus beberapa perusahan-Nya! Oke baiklah Tony lakukan saja ucapan-Nya jika kau ingin mendapatkan bonus". Gumam-Nya lalu keluar dari mobil dan menjadi pusat perhatian para murid.

Sedangkan Marvel yang membaca isi pesan itu." Kau ingin menunjukan dirimu saat pesta berlangsung sweety? Hm".

"Iya. Seperti-Nya sudah saatnya".

"Jika kau melakukan itu. Beberapa orang mungkin akan berniat menyelakaimu sayang". Kata Marvel khawatir.

"Aku tau. Jadi, aku sudah menyiapkan-Nya. Aku menyuruh anggotaku untuk berjaga disini untuk sekaligus mengamankan keamanan".

"Hmmm. Baguslah. Aku akan menyiapkan beberapa anggota juga untuk berjaga secara sembunyi-sembunyi. Kita tidak tau bukan. Apa yang akan terjadi?".

"Baguslah".

"Apakah akan ada wartawan?".

"Tentu saja".

"Oke".

"Kenapa?".

"Hanya bertanya saja".

-

-

-

-

_

Skip

Tony menelusuri sekolah itu dan disambut oleh directur itu. Memang agak sedikit terlambat dan membuat-Nya sedikir kesal sekarang.

"Owhh Tuan tony Apa kabar sekarang? Saya dengar perusahaan Vancompy sedang mendapatkan kenaikan saham. Saya mendengar-Nya akhir-akhir ini di televisi hehe".

"Ahh iya. Baik. Saya lihat anda sekarang bertambah gemuk tuan". Ucap Tony lalu tertawa.

"Ya karena memakan banyak uang perusahaan kami. Tentu saja perutnya menonjol seperti ini". Batin Tony sambil tersenyum dipaksakan.

"Ahh iya. Akhir-akhir ini saya bahagia tuan haha".

"Tentu saja. Kau bersenang-senang bukan?".

"Maksud anda apa tuan?".

"Ahh. Kau selalu bahagia akhir-akhir ini dan membuat kau bertambah gemuk". Ucap Tony lalu tertawa.

Tony lalu sampai diruang direcktur itu dan langsung duduk tanpa disuruh.

"Anda mau minum apa tuan?".

"Berikan saya air putih saja".

"Baiklah"

"Oh ya. Siapa nama anda? Saya lupa". Ucap Tony sambil menyilangkan kaki-Nya.

"William". Sambil memasang wajah kesal. Padahal mereka sudah bertemu beberapa kali dan dia tidak mengingat nama-Nya sama sekali.

Tony mengangguk. Ia sebenar-Nya ingin membuat Jengkel pria itu saja.

"Duduklah tuan William". Ucap Tony sedari tadi melihat-Nya berdiri saja sambil memandanginya kesal.

"Siapkan pesta yang mewah untuk hari Vanscoll. Tidak perlu memikirkan biayanya! Aku akan mengarahkan anak buahku untuk membantumu. Dan satu hal yang benar-banar penting sekarang! pemilik Vanscoll akan datang. Kau harus membuat acara yang Mewah dan elegan , dan tidak boleh ada hal yang menggangu selama persiapan. Dan, satu hal lagi. Bualah beberapa kompetisi berhadiah. Buatlah para murid senang selama satu minggu. Dan, saat puncak-Nya harus ada kompetisi fasion show. Akan ada tamu yang spesial yang akan datang".

William mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan Tony. "Baiklah. Jadi acara tahun ini akan istimewa dengan hadirnya Pemilik Vanscoll"

"Kau benar. Dan, ini". Ucap Tony lalu memberikan uang senilai 200juta ke William.

Mata William melebar mendapatkan uang. Ia lalu mengukir senyuman liciknya di hadapan Tony. Sedangkan Tony hanya berdesih.

"Gunakan uang ini dulu untuk mempersiapkan acara. Yang lain akan menyusul. Dan, untuk Fasion show. Tamu kita akan memberikan hadiah untuk pemenang".

-

-

-

-

Skip

Monica terus saja memaksa untuk keluar dari apertemen dan ingin berjalan-jalan disekitar taman. Ivana belum mengizinkan mereka untuk keluar demi kesalamatan mereka.

Sedangkan Rakhan kini tengah sibuk bekerja lagi. Ia tidak pergi ke kantor dan mengerjakannya di depan Tv saja.

"Momy!! Aku pengen keluar". Teriak Monica ingin keluar tapi tidak diizinkan Celina.

"Tidak sayang. Diluar sana sedang banyak penjahat. Bagaimana jika mereka menculikmu?".

"Kita hanya berjalan-jalan sekitar taman apertemen ini mom. Tidak di luar sana. Aku sudah bosan berada disini terus" Ucap-Nya tetap saja ingin keluar.

Celina menghela nafas. Ia lalu memanggil Avina untuk menenangkan Monica agar menuruti-Nya untuk tidak keluar dari kamar ini.

"Avinaaaaaa!!". Teriak Celina menggema diseluruh kamar.

Sedangkan Rakhan yang sedari tadi fokus dibuat terkejut dengan suara isterinya. "Kenapa kau berteriak!!". Teriak Rakhan sambil menutup

Telinga-Nya.

Avina lalu datang dengan wajah pucat. Ia baru saja bangun tidur dan mendapat serangan melalui telinga-Nya. Ia sudah tidak tidur sejak kemarin malam untuk melakukan pekerjaannya sebagai pengusaha itu.

"Ada apa mom?! Aku baru bangun tidur nih". Ucap Avina lemas.

"Ini. Adikmu pengen keluar. Kita sedang tidak boleh keluar. Coba kau kasih pemahaman. Momy pengen masak buat kalian Ya". Celina lalu meninggalkan Monica dan Avina.

Avina menatap jengkel ke Monica. Gara-gara anak ini ia harus terbangun dari alam mimpi-Nya yang sedang bertemu dengan sang idola Kim taehyung.