Mereka semua kini kembali bersekolah. Ivana juga memberitahu masalah yang diberitahu Marvel kemarin ke orangtua-Nya. Rakhan yang mendengar itu sontak biasa saja. Ia sering kali mendapatkan ancaman seperti itu. Tapi hal ini berbeda. Mereka mengalami ancaman itu secara bersamaan dan membuat mereka mengira. Bahwa, para penyusup itu dari seseorang yang berhubungan dengan distrik namja.
Ada beberapa teori yang belum mereka ketahui. Ivana yang kini pusing memikirkan banyak pertanyaan yang menghantui isi kepala-Nya.
Sungguh. Ia masih bingung apa yang sedang terjadi sekarang. Tapi ia bersyukur bisa mendapatkan dokumen tentang distrik namja dan menyembunyikannya.
Ia juga bersyukur bahwa. Keadaan markas di rusia masih aman dan tidak ada yang menyerang. Dan, kabar yang ia dapat bahwa, Jackson di tangkap itu tidak benar. Dan membuatnya bernafas dengan lega akan hal itu.
Jadi mereka tidak mengetahui bahwa, Ivana lah yang mempunyai bukti itu.
"Para guru cukup sibuk sekarang untuk menpersiapkan pesta akan mendatang. Jadi, kelas dalam jam kosong sekarang". Kata Ivana.
Mereka semua kini berada di dalam kelas dan menikmati waktu luang mereka. Ada juga beberapa murid yang menjadi panitia untuk lomba.
Ivana menyuruh Ghani untuk membuat Vany dan teman-teman-Nya untuk membantu membersihkan Halaman sekolah. Bahkan direcktur itu bingung. Kenapa orang yang menjabat sebagai skertaris pemilik Vanscoll itu tau dengan anak-Nya. Dan mengapa dia menyuruh-Nya membantu bersih-bersih.
"Ada beberapa lomba entar Van ?". Tanya Clara yang sedang duduk disamping Arkan.
Ivana lalu tersadar. Ia melihat Clara yang kini sedang duduk disamping Arkan. Mata-Nha tertuju pada tangan yang sedang merangkul Bahu Clara.
"Apa kalian berpacaran sekarang?". Tanya Ivana sambil menaikan alis-Nya sebelah.
"Ahh. Aku baru saja menembaknya tadi". Jawab Arkan membuat yang lain-Nya terkejut.
"Apaa?!! Kapan?! Sedari tadi kita seperti-Nya selalu menempel". Terkejut Zaen.
"Tadi. Saat dia keluar. Lalu. Aku menyusul-Nya". Jawab Arkan.
"Hmmm". Dehem yang lain-Nya.
Sebenarnya mereka cukup memaklumi sikap Arkan. Ia terkenal dengan sikap playboy dan suka menggoda wanita. Cukup mudah caranya untuk memikat hati para kaum hawa hanya dengan ketampanan-Nya.
"Dengar La. Jika pria ini mengkhianatimu. Tinggalkan sajaa! Dengar kataku ini!". Kata Ivana.
"Tentu sajaa. Akan ku pastikan dia hanya tertinggal nama jika, berani mengkhianatiku". Jawab Clara lalu menatap intens ke arah Arkan.
"Aku akan setia sayang. Kau tidak perlu cemas. Hmm". Ucap Arkan lalu memegang dagu Clara.
"Pemandangan menjijikan!". Gumam Stella kesal melihat adengan itu.
"Jadi sekarang tinggal berapa orang yang tidak laku sekarang?". Lirik Arkan ke Stella dan Lorenzo berserta Xiaver dan Gibrella.
"Apa kau liat-liat?!! Kau ingin ku tusuk matamu dengan pensil ini!!". Kesal Gibrella.
Mereka lalu tertawa bersama. Para murid yang lainnya merasa iri dengan kebersamaan mereka semua. Ada pula yang kecewa. Karena, pria yang selama ini mereka incar sudah memiliki pasangan.
Ivana lalu berdiri ." Kau mau kemana Van?". Tanya Clara.
"Ketoilet".
"Aku ikut". Ucap Clarissa lalu mereka pergi.
Kini mereka berdua menuju toilet. Terdengar seseorang yang berteriak meminta tolong dari arah Dalam toilet. "Ada yang meminta tolong". Ucap Clarissa.
Ivana lalu langsung masuk ke dalam toilet. Dan betapa terkejutnya mereka melihatnya. Keadaan-Nya sangat memperhatinkan.
Seluruh tubuh-Nya di penuhi telur busuk. Ivana berserta Clarissa hendak mendekat dan membantunya.
"Kau baik-baik saja ?". Tanya Ivana hendak mendekatinya.
Indra penciuman Ivana dan Clarissa kini menangkap bau busuk disekitar tubuhnya. Mereka lalu menutup hidung untuk menghilangkan aroma itu.
"Kau pergilahh! Kau bawa baju ganti ga ? Bawa ke sini cepatt!". Perintah Ivana lalu Clarissa keluar dari toilet untuk mengambilkan baju ganti untuknya.
"Ka ivana". Ucapnya dengan suara pelan.
Ivana mencoba menahan bau busuk yang menempel di seluruh badannya. Ia lalu membantunya berdiri.
"Siapa yang melakukan ini kepadamu?! Katakan padaku!". Tanya Ivana geram. "Tidak perlu takut! Siapa katakan".
"V-vany dan teman-Nya". Jawabnya dengan gugup.
Ivana mencoba menahan amarah-Nya. "Cepat berdiri! Bersihkan seluruh badan mu.. ahh tidak! Lebih baik kau mandi saja. Karena bau-Nya busuk sekali".
Clarissa lalu datang membawakan baju dan peralatan mandi lainnya. Ia tau bahwa dengan hanya membersihkan-Nya saja tidak akan membuat bau itu hilang.
Mereka sering membawa barang-barang seperti itu didalam mobil-Nya. Jika mereka menghabisi seseorang mereka dengan mudah membersihkan diri dan mengganti pakaian.
"Ini Van. Semua-Nya ada disini" unjuk Clarissa ke Ivana.
Ivana lalu mengambil-Nya dan memberikannya ke Wanita itu. "Ini. Pakailah. Bersihkan seluruh tubuhmu dengan semua ini. Dan ya. Siapa namamu? Kita belum berkenalan sebelum-Nya". Kata Ivana.
"Makasih Ka, Hmm. Namaku Nara ka". Jawab-Nya.
"Oke Nara. Sekarang bersihkan dirimu dengan ini. Meski seperti-Nya ini kebesaran. Tapi, tidak apa. Masuklah". Ucap Ivana.
Nara lalu masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri-Nya. Sedangkan Ivana kini ingin mencari Vany..
"Dimana wanita ituu?! Kenapa dia selalu menganggu semua orang?! Rasa-Nya aku ingin sekali mengubur-Nya hidup-hidup". Geram Ivana.
Clarissa mencoba menenangkan Ivana. Sebenarnya ia juga cukup emosi melihat perbuatan wanita itu.
"Tenang Van. Tenangkan dirimu. Kau bisa memberinya pelajaran saat hari itu tiba. Jika kau berbuat kesalahan. Kau tidak bisa masuk sekolah ini lagi". Ucap Clarissa mencoba menengkan Ivana.
"Siapa yang mau mengeluarkan ku disini? Tidak ada!!".
"Kau bisa melakukan apapun saat pesta. Itu hari kekuasaanmu". Ucap Clarissa.
"Memang-Nya siapa diaa sa!! Berani sekali dia memperlakukan semua murid seperti inii!! Aku tidak suka jika ada kasus bully di sekolah ini!!".
"Tenang Van. Semua orang memang tidak menduga hal seperti ini terjadi dengan mereka. Jika kau ingin memberi sedikit pelajaran untuknya. Kau bisa melakukannya dengan sedikit santai".
Ivana menimbang perkataan Clarissa. Dan tiba-tiba Ivana mengukir smrik di bibirnya ." Kau benar. Aku akan melakukannya dengan pelan-pelan". Gumam Ivana sudah mendapat pelajaran yang bagus untuk Vany dan geng nya itu.
"Aku akan membuatnya jera kali ini La. Dengan cara mempermalukannya dengan perbuatan-Nya sendiri". Ucap Ivana.
Clarissa tampak berfikir keras dengan apa yang di katakan." Jadi, ini seperti apa yang dilakukannya akan berbalik kepada-Nya begitu?".
"Hmm". Dehem Ivana.
Ivana lalu tersenyum smrik. Clarissa yang mengerti senyuman itu hanya pasrah. Ia tidak akan menghentikan apa yang dilakukan Ivana.
Ivana juga tidak akan melakukan hal yang membuat orang lain curiga dengan-Nya. Tidak mungkin ia melakukan-Nya dengan sembarangan.
Ivana lalu mengeluarkan ponsel dari dalam celana yang ia pakai. Dan menelpon Ghani.
"Apa kau bisa datang hari ini ke Vanscoll? Ada pekerjaan yang harus kau lakukan disini".
"Baiklah. Aku akan segera kesana".
"Harus! Jika kau tidak kemari. Aku tidak akan memberikanmu hadiah".
"Iyaaa! Sabarlah".