Ivana sedikit terkejut." Tapi bagaimana kau mengetahuinya?". Tanya Ivana penasaran.
"Kau lupa aku siapa? Kami tidak bisa membiarkan sembarangan orang bisa memberikan donasi. Ada kalanya mereka berniat jahat untuk itu"
"Tidak usah banyak berfikir. Sudah, tidur saja". Ucap Marvel lalu menarik pinggang Ivana untuk kedekapannya.
Ivana tidak memberontak. Ia bahkan memeluk Marvel dan menyembunyikan wajahnya kedada bidang Marvel.
Marvel menarik sudut bibirnya dan tertawa kecil. Marvel lalu memeluk Ivana dan meletakan dagunya dikepala Ivana." Aku harap kau seperti ini kepadaku saja". Ucap Marvel ingin berniat memejamkan matanya.
"Aku bukan wanita seperti itu". Jawab Ivana yang masih saja menyembunyikan wajahnya.
Marvel merasakan hembusan nafas Ivana didekapannya. Seperti menggelitik." Buanglah fikiran kotormu Marvel". Batin Marvel berusaha mengalihkan mengalihkan fikirannya dari fikiran Kotor.
"Ya aku tau. Aku hanya mengatakan itu saja". Jawab Marvel sambil mengencangkan pelukannya untuk membuat Ivana kehilangan nafas.
"Yeah". Gumam Marvel lalu tertawa. Ia mengencangkan pelukannya.
Ivana memukul dada Marvel untuk melepaskannya. "Ya!". A-apa k-kau mau m-embunuhku!!". Ucap Ivana. Terlihat nafasnya yang naik turun akibat kekurangan oksigen.
"Kau bau!". Ucap Ivana lagi.
Marvel sontak mencium aroma badannya." Apa penciumanmu bermasalah? Aroma maskulin seorang pria sepertiku memabukan. Kau saja dari tadi memelukku".
Tidak ada jawaban dari Ivana. Ia terlihat kesal sekarang. Marvel lalu menarik Ivana lagi kedekapannya. Ada perasaan tulus saat menariknya untuk merebahkan dirinya.
"Ada yang ingin kutanyakan". Ucap Marvel memasang wajah serius.
"Apa ?".
"Untuk Nikolai. Dia mempunyai putri bernama Alena. Yang seorang model terkenal disini".
"Aku sudah tau. Aku tidak mau berurusan dengannya. Yang salah hanyalah Ayahnya itu".
"Apa kau tau ? Perusahaan Kakakmu Avina dulu bekerja sama dengannya". Kata Marvel.
Ivana mengkerutkan alisnya. "Benarkah?".
"Hm. Apa kau tau. Kakakmu pernah menjadi model iklannya. Dan karena kesalahannya Kakakmu mengalami kerugian besar".
"Tapi bagaimana kau tau semua ini? Dan aku yang membunyai kakak perempuan?".
"Apa kau lupa kejadian di Mall ?".
"Aaa, aku ingat". Ucap Ivana mengingatnya.
Marvel menggeleng-gelengkan kepalanya." Ternyata Queen mafia ini cukup pelupa". Gumamnya yang bisa didengar Ivana.
"Alena sangat ceroboh dalam urusan pekerjaan. Apa kau tidak tau? Saat ia memutuskan kerja sama dengan kakakmu. Banyak yang memberitakannya. Apa kau tidak pernah membaca berita?". Tanya Marvel tidak habis fikir dengan wanita yang dihadapannya ini.
"Ya! Perusahaan kakakmu berada di korea. Bagaimana aku mengetahuinya".
"Tapi kau suka menonton dramanya".
"Memang. Tapi, bukan berita yang ada disana". Jawab Ivana.
"Dengarkan aku. Avina tidak mempermasalahkan kerugian itu. Dia mempunyai banyak uang disetiap kartunya". Ucap Ivana tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
"Tapi yang menjadi masalahnya adalah. Alena pernah menjebak Kakakmu. Dan jika itu terjadi. Maka, aku yakin hidup kakakmu akan hancur. Tapi tuhan masih baik dan menolongnya". Jawab Marvel.
"Apa maksudmu?". Tanya Ivana.
"Yang aku dengar adalah. Alena menjebak kakakmu dengan menuangkan cairan dan membuatnya mabuk saat itu. saat sedang berada di Bar. Dan dia membawanya kekamar dan menidurkannya kepada salah seorang pria dan memotretnya. Dan, menyebarkan foto itu dimedia". Ucap Marvel.
"Apa!!". Teriak Ivana lalu bangkit.
Marvel lalu menarik tangan Ivana." Duduklah!". Tarik Marvel lalu memeluknya dari belakang.
Ivana tidak berkutik." Kenapa kau melakukan ini? Kita sedang membahas hal yang serius!". Gumam Ivana.
"Memangnya jika harus mengobrol serius kita harus bertindak serius? Yang mendengar itu telinga kita. Dan, untuk tindakan kita berbeda". Jawab Marvel sambil mencium Ivana dikepala.
"Apa yang kau bicarakan? Cepatlah teruskan saja!". Kata Ivana. "Dan tunggu sebentar?! Kenapa kau tau sebenarnya tentang kakakku ?". Tanya Ivana merasa curiga.
Bagaimana tidak. Marvel tiba-tiba menceritakan Kakaknya dan Putri dari Nikolai itu dengan Tiba-tiba. "Apa kau ada hubungannya?". Ucap Ivana lalu membalikkan badannya dan berhadapan dengan Marvel.
"Ah. Aku sedang berada di Bar saat itu. Dan melihat apa yang dilakukannya ke Kakak mu. Sungguh. Aku mengikutinya sampai kedalam kamar dan memastikan dia tidak melakukan apapun ke wanita itu".
"Kau tau. Perasaanku sangat kuat untuk mengetahui hal seperti itu".
"Apa kau bermain-main dengan jalang?". Tanya Ivana serius.
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Kita sekarang membahas Kakak mu dan Alena".
"Aku sudah mengetahui semuanya. Jadi buat apa aku mendengarkanmu". Jawab Ivana santai.
"Apa?! Kau mengetahui semuanya?! Kenapa kau tidak memberitahuku? Wah, Action mu sangat bagus. Cocok menjadi seorang Artis". Jawab Marvel kesal.
"Kau pikir. Aku seorang Ivana tidak mengetahui hal itu? Asal kau tau. Aku selalu memantau keluargaku 24jam. Dan mengirim beberapa pengawal untuk Avina. Dia hanya sendiri dinegara itu dan sekarang bersama Monica".
"Sudahlah. Kau membuatku ingin menerkam mu". Kata Marvel langsung dihadiahkan Pukulan di dada nya.
"Jangan bertindak apapun! Kuperingatkan!".
Cup
Marvel yang sedari tadi memangku Ivana lalu memberikan Kissmart dileher Ivana.
Ivana sontak terkejut dan membeku.
Marvel terus saja menelusuri Leher Ivana dan membuat tanda merah di lehernya.
Marvel lalu beralih kebagian pipi Ivana dan menggigitnya membuat sang empu terkejut." Ya!!".
Marvel tidak menghiraukan teriakan Ivana. Ia masih saja mencium Ivana.
Marvel kemudian berhenti dan menatap Bibir Ivana yang terlihat pucat. Saat ia memajukan bibirnya. Ivana tersadar apa yang sedang terjadi. Jujur saja ia terlarut dalam sentuhan Marvel.
"Berhenti". Gumam Ivana pelan.
Marvel kemudian tersadar apa yang dilakukannya. "Maafkan aku. Aku kehilangan kendali". Ucap Marvel terlihat tidak menunjukan ekpresi apapun.
Ivana yang melihat Ekspresi wajah Marvel terlihat kesal. "Bagaimana bisa kau menunjukan Ekspresi seperti itu setelah membuat tanda ini? Sungguh, wajahmu menyebalkan". Kata Ivana kesal.
Bagaiman tidak. Pria ini yang katanya kehilangan kendali. Menunjukan Ekspresi datar dan seolah-olah tidak terjadi apapun diantara mereka.
Marvel lalu menatap penuh arti ke Ivana." Aku bertanya kepadamu lagi. Apa kau ada perasaan untukku?".
"A-aku tidak tau. Aku masih bingung". Jawab Ivana gugup.
Marvel menghela nafas ." Aku memberikan waktu sampai besok. Pikirkanlah apa yang terjadi diantara kita tadi. Dan, saat kau terlihat cemburu tadi".
"Ya itu keputusanku. Kenapa kau memberikanku waktu. Akan kukatakan jika aku ingin".
"Kau terlalu jual mahal. Apa kau fikir aku tidak tau. Kau terlalu malu mengungkapkannya". Kata Marvel.
"Maka tadi itu kau susah mendapatkanmu". Jawab Ivana bangga.
Marvel lalu melirik kearah bekas yang dibuatnya tadi. Terlihat jelas dibagian leher Ivana karya seorang Marvel yang baru saja membuatnya.
Marvel lalu tersenyum saat mengingatnya. Saat Ivana tidak memberontak dengan apa yang ia perbuat.
Ivana yang melihat Marvel tersenyum sendiri mengkerutkan dahinya. "Kenapa kau ? Kau gila membuat senyuman itu?".
"Tidak ada. Tolong jaga harta berhargaku. Aku harap tidak menghilang". Ucap Marvel menunjukan senyumannya.