Chereads / Queen mafia / Chapter 25 - Bab 25

Chapter 25 - Bab 25

Mereka yang sedang menuju ke Alamat Masion yang Telah Ivana berikan sedang dalam perjalan." Sepertinya, kita tidak akan berlibur disini" Ucap Gibrella.

"Sepertinya begitu, takdir kita sepertinya akan terus seperti ini. Tapi aku menyukai pekerjaanku saat ini. Ini sangat jarang wanita seperti kita melakukan pekerjaan seperti ini" jawab Tasya.

"Kau benar. meskipun kita mempunyai banyak musuh. Tetap saja, Pekerjaan ini sangat keren. Aku menyukai apa yang aku lakukan saat ini". Ucap Clarissa lagi.

"Dan satu hal lagi. Bukan hanya yang kita lakukan sekarang. Tetapi, Kita selalu bersama. ivana yang membantu kita menghadapi masa-masa sulit saat itu". Ucap Clara juga.

Mark dan dkk mendengar semua pembicaraan mereka melalui alat yang Ivana pesan khusus untuk dirinya dan dkk untuk digunakan.

"Para perempuan sedang mengeluarkan isi hatinya. Sekarang. Apa kita harus mengeluarkannya juga semuanya ?".

"Sepertinya begitu". Jawab Lorenzo sambil tertawa.

"Ah, hampir saja kita tidak mengatakan hal-hal privasi". Gumam Tasya yang bisa didengar mereka.

"Apa ? Privasi ? Jadi kau mempunyai rahasia yang tidak aku ketahui ?!". Tanya Zaen tidak percaya dengan kekasihnya yang menyembunyikan sesuatu kedirinya.

"Buat apa aku menceritakannya kepadamu ? Ini privasi !! Tidak untuk dipublikasikan !! Apa kau tidak bisa meartikan kata dalam setiap ucapan?". Tanya Tasya.

Tidak ada jawaban dari Zaen. "Kekasihmu ini sangat takut denganmu. Aku yakin, jika kalian menikah. Pasti Zaen akan menjadi suami yang takut isteri". Kata Lorenzo tertawa.

Mereka semua saling bersahutan satu sama lain melalui alat yang dipasang disetiap mobil.

Cukup jauh perjalan yang mereka lalui, membutuhkan waktu 2 jam perjalanan menuju Masion yang Ivana siapkan.

Mereka semua memasuki kawasan hutan sekarang. Dan tiba-tiba mobil mereka dihentikan oleh sekelompok pria berpakaian serba hitam.

"Kenapa berhenti ?". Tanya Mark.

"Ada beberapa orang yang menghentikan mobil kami. Sepertinya, mereka hanya sekelompok perampok biasa". Jawab Stella.

"Aku akan menangani mereka". Ucap Lorenzo lalu berniat turun.

"Tidak usah, kami bisa menangani mereka. Kami bukan perempuan lemah, kalian tau itu ?". —Tasya.

Lorenzo yang berniat turun dan menangani masalah memutuskan kembali menutup pintu.

Terlihat Stella yang keluar dari mobil membawa sebuah pisau kecil ditangannya.

"Kenapa kalian menghentikan kami ?". Tanya Stella menggunakan bahasa Rusia.

"Wah, Ternyata Dia bisa berbahasa Rusia. Wah, hebat". Gumam Clara.

"Wah, lihatlah dia. Cukup pemberani, dan ya, tentu saja kami ingin Mobil kalian. Sepertinya, mobil ini sangat mahal". Ucap Salah satu dari mereka.

"Tentu, jika kau bisa menghadapiku dulu". Ucap Stella yang menampilkan seringai mengerikan yang terlukis di wajahnya.

"Aku penasaran apa yang dilakukan mereka, aku akan memajukan mobil ini". Ucap Mark lalu memposisikan mobilnya disamping mobil KillerAngel.

Terlihat Stella yang beberapa kali menendang semua pria yang mencoba menyentuhnya. Jangan lupa, Stella bisa bela diri. Ia cukup pandai dalam melalukan apapun.

Tentu saja ia adalah anggota DOM. Siapapun mereka yang menjadi anggota DOM akan bisa berkelahi.

"Wah, kekasihmu sungguh gila". Ucap Arkan yang kagum.

"Kenapa kalian tidak membantunya. Mereka bisa melukainya !". Ucap Zaen ke anggota KillerAngel. Jujur saja ia cukup khawatir dengan kekasihnya yang melawan 5 pria sekaligus.

"Biarkan saja dia bersenang-senang". Jawab Stella. yang masih memantau Tasya.

Terlihat Tasya yang beberapa kali menusukan pisau yang sedari tadi ia pegang. Wajahnya sekarang berlumuran darah.

Para pria itu kehilangan nyawanya ditempat itu. Tidak terlalu banyak berbicara. Tetapi bertindak.

"Wah, kalian tidak cukup pandai berkelahi meski dengan wanita. Cih,".

"Agh !! Kalian semua mengacaukan perjalananku saja !!".

Srettt

Stella yang beberapa kali menyayat kulit pria itu. Ia terlalu kesal sekarang. Di tambah lagi jiwa pcycopatnya mulai tidak kendali.

"Agh !! Brengsek !!". Teriak Stella yang terus saja menusukan pisau itu keseluruh badannya.

Clarissa lalu datang dan menghentikan Stella yang lepas kendali. Ia memegang tangan Stella dan menyimpan pisau itu di kantong jas miliknya.

"T-tenanglah. Rileks Stella, dia sudah mati". Ucapnya menenangkan Stella.

Zaen yang sebagai kekasihnya lalu menghampirinya." Tenanglah baby, tenang". Ucapnya seketika memeluk Stella.

Ia tidak memperdulikan bajunya yang terkena darah. Ia terus menenangkan wanita yang berstatus sebagai kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang.

"Kau cepat juga sadar". Ucap Clarissa melihat Stella yang langsung melemahkan tenaganya setelah di peluk Zaen.

"Cepat, kita harus melanjutkan perjalanan kita, dan jika ada mobil yang mengikuti kita tembak saja dan setelah itu gunakan Bom asap". Ucap Clarissa.

"Aku akan memberitahu ke mereka".

Stella lalu di bawa Clarissa untuk menuju mobil mereka dan menanjurkan perjalanan. Sedangkan mayat-mayat yang baru saja Stella habisi dilempar ke jurang yang kebetulan jurang itu dibersampingan dengan jalan raya.

Mereka juga tidak lupa membuang motor-motor yang para pria itu gunakan. Mereka mencoba menghilangkan jejak yang dibuat oleh Stella.

Mereka lalu kembali ke mobil masing-masing.

"Kenapa kita repot-repot seperti ini ? Kenapa tidak ditinggalkan saja ?". Tanya Gibrella.

"Hanya saja, aku tidak ingin Ada orang yang mengetahui jalan ini. Meskipun, kita harus menempuh jalan beberapa kilometer lagi untuk sampai ketempat tujuan kita".

Gibrella mengangguk paham. Clara lalu melajukan mobilnya dipimpin oleh mobil yang dibawa Mark.

Skip

Sedangkan disisi lain. Ivana berserta Marvel melajukan mobilnya menelusuri hutan untuk menuju Markas Ivana.

Mereka berdua sudah menyelesaikan masalah dikantor polisi. Membutuhkan waktu cukup lama mengurusnya.

"Kau tidak ingin mengunjungi Markasmu ?". Tanya Ivana.

"Ingin, tapi tidak sekarang. Lagipula tidak ada masalah serius". Jawab Marvel yang masih fokus menyetir.

Setelah 30menit mereka diperjalan menuju markas Ivana. Akhirnya sudah terlihat tembok besar berlapis baja itu.

"Tahan tembakan kalian !! Queen datang !!". Teriak Jackson disebalik gerbang.

Para anggota DOM sontak menurunkan senjata mereka. Mereka mengira Ivana adalah musuh.

Terdapat leser juga untuk mengetahui jika ada penyusup.

Mobil Ivana lalu memasuki gerbang tersebut. Terlihat Jackson yang sedang menunggu di ikuti beberapa pria yang babak belur.

"Selamat datang kembali Queen. Akhinya setelah sekian lama kau mengunjungi Markas ini". Ucap Jackson lalu memeluk hangat Ivana yang ia anggap sebagai Adiknya.

Ivana menerima pelukan Jackson dengan hangat. Terlihat Marvel yang kesal melihatnya."bagaimana dia bisa memeluk wanitaku, akan ku habisi kau". Batinnya.

"Ehemm". Marvel berdehem dan menghampiri Ivana dan menariknya kedekapannya.

"Wah, dia kekasihmu ?". Tanya Jackson memandangi lekat pria dihadapannya itu.

"Tidak. Dia temanku". Jawab Ivana.

"Sebentar lagi. Perempuan ini menjadi kekasihku". Jawab Marvel tiba-tiba.

Ivana yang terkejut dengan perkataan Marvel sontak menjauh dari dekapannya. " apa yang kau katakan ?! Kau gila ?!".

"Aku gila karenamu".

Jackson yang melihat sontak tertawa ." Tenanglah, aku menganggap dia sebagai adikku, dan siapa namamu ?". Tanya Jackson.

"Dia adalah Marvel alexsander. Leader Avigator yang sering bekerja sama dengan DOM". Ucap Ivana memperkenalkannya.