Chereads / Queen mafia / Chapter 18 - Bab 18

Chapter 18 - Bab 18

"Tidak ada yang salah prfff". Ucap Stella menahan ketawanya.

"Sudah diam!! Dan kau Stella rupanya suka sekali menggoda kami. apa kau mau mati?". Tanya Ivana terdapat kata mengancam disana.

Stella mencoba mengontrol emosinya secepat mungkin agar tetap hidup.

"Kalian berdua cepat duduk. Perintah Ivana.

"Mana makananku?". Ucap Marvel membuka suaranya.

Zaen lupa memberitahu bahwa pesanan Marvel sudah habis dan ia tidak membelikan apapun untuknya.

"Sudah habis, aku lupa memberitahumu hehe". Jawab Zaen sambil tertawa hambar.

Marvel berdiri dan lalu meninggalkan mereka untuk membeli makanan sendiri. Terlihat wajah kesalnya terhadap Zaen. Sebelum benar-benar meninggalkan tempat Marvel sedikit membuka suara.

" sasaran". Ucap Marvel terdengar suara sedikit berat. Lalu ia pergi memesan makanannya sendiri.

"Ini tidak baik, Agh!!". Teriak Zaen frustasi karena sudah membiarkan Leadernya membeli makanan sendiri.

"Kenapa aku tidak membelikannya makanan yang lain, kau memang bodoh Zaen!". Frustasi Zaen.

Yang lain hanya tertawa melihatnya. Mereka tau apa yang akan dilakukan Marvel dengan Zaen yang pasti itu sangat berbahaya.

Skip

Sesudah pulang sekolah Ivana menelpon Ghani untuk menjemputnya. Ia ingin memeriksa markas saat ini.

Sebuah mobil hitam mewah Sweptail Rolls Royce. Kisaran Harga: Rp180 miliar yang Ivana berikan untuk Ghani karena sudah bekerja untuknya.

"Hallo Quenn, masuklah". Ucap Ghani tersenyum.

Ivana lalu masuk kedalam mobil itu. Ia menghembuskan nafas lelahnya dengan kegiatannya disekolah itu.

"Bagaimana keadaan markas akhir-akhir ini ?". Tanya Ivana sambil menggunakan sabuk.

"Markas aman Van, dan untuk penjualan senjata kita meningkat 60persen akhir-akhir ini, kau mendapatkan sekitar 900 trlliun dalam sebulan". Jawab Ghani.

"Bagus, aku akan memberi semua anggota hadiah nanti". Kata Ivana.

"Dan berhenti didepan rumah saja, aku berubah pikiran, aku belum mencek kondisi orangtuaku". Ucap Ivana.

"Baiklah". Ucap Ghani memutar balikan mobilnya.

Dikediaman Leonard

Saat Ivana ingin membuka pintu kamarnya Momynya memanggilnya.

"Ivana". Ucap Celina yang terlihat mulai membaik.

"Momyy, gimana keadaan momy apa sehat?". Tanya Ivana sambil mencek kondisi tubuh Ibunya ini.

"Iya sehat, momy ingin bertanya tentang kemarin". Ucap Celina.

"Ini sudah malam, kenapa momy ingin sekali bertanya hal itu". Ucap Ivana lesu.

"Kau sudah berjanji sayang. Aku sudah tidak bisa menunggu lagi". Jawab Celina.

Ivana lagi-lagi mengehembuskan nafas kasarnya. Entah sudah berapa kali ia merasa bosan.

"Baiklah, momy bisa tunggu dimeja makan ya, Aku bakal mandi dulu". Ucapnya karena ia merasa tidak nyaman dengan tubuhnya dipenuhi dengan bau keringat.

Ivana mengisyaratkan pengawalnya yang ia pilih untuk merawat momynya.

Celina mengangguk paham lalu turun dibantu dengan pengawalnya. Ivana sengaja mengarahkan beberapa anggotanya untuk menjaga disekita masion. Ia juga menyuruh salah satu dari mereka untuk menjaga momynya. Ia adalah seorang wanita.

Wanita itu memakai pakaian formal, ia memakai kemeja putih lalu memakai Jas hitam, tidak lupa earphane ditelinganya. Dan sebuah pistol tidak lupa.

Ivana masuk kedalam kamarnya lalu melakukan ritual mandinya selama beberapa menit, sebenarnya ia ingin berendam dibak mandi tapi karena momynya menunggunya ia mengurungkan niatnya.

Dan Ivana sudah siap untuk berbicara ke momynya. Ia menggunakan pakaian rumahnya yaitu memakai pakaian baju tidurnya yang bergambar beruang.

Jika melihat seperti itu momynya bahkan tidak percayaa bahwa putrinya ini seorang mafia.

Saat Ivana turun dari tangga. Pengawal yang disuruh Ivana untuk menjaga momynya itu terdiam memandangi leadernya tampak cantik dan seperti gadis biasanya.

"Kenapa kau diam ?". Tanya Ivana membuyarkan lamunan pengawal itu.

"Tidak-tidak Queen, hanya saja kau terlihat menggemaskan". Ucapnya sambil menunduk.

"Kau! ku bebaskan karena mengatakan itu kepadaku, tadinya aku akan menembakmu karena berani memandangiku seperti tadi , karena kau berkata jujur jadi aku membebaskanmu. Dan tolong rahasiakan ini ke anggota yang lain". Kata Ivana lalu duduk di meja makannya.

"B-baik Queen, maafkan aku". Gumamnya sambil terus menunduk.

"Hm, tidak apa-apa aku tau kau terkejut karena kau sering melihatku berpakaian formal bukan?".

"I-iya Queen, maafkan aku". Ucapnya lagi terus meminta maaf.

"Tidak usah meminta maaf, duduklah dan makan, ini perintah!". Ucap Ivana mutlak.

Wanita itu lalu duduk dimeja dan hanya duduk diak tidak berani makan.

"Aku atau kau yang mengambil makanannya ?". Kata Ivana.

"Biar saya saja Queen, terimakasih" ucapnya lalu bergegas mengambil makanannya. Bisa-bisanya ia membuat sang leadernya menuangkan makananya dipiringnya.

Ivana mengangguk-anguk sambil meminum air putih.

Sedangkan Celina hanya diam menyaksikan keduanya. Kadang ia berpikir putrinya sangat ditakuti diseluruh dunia adalah putrinya sendiri.

"Mom, aku akan menjelaskannya tapi untuk itu dady kemana ? Kenapa tidak ikut makan dengan kita, dan ka Alvian ? monica ?". Tanya Ivana sambil memakan sepotong apel.

"Ah dadymu pergi keperusahaan untuk sebuah proyek, dan kakak tercintamu sedang menemaninya. Apa kau tau dia selalu meringis untuk tidak ikut tapi dadymu memaksa dengan alasan harus menjaganya". Ucap Celina sambil tertawa.

"Akan kuberi pelajaran dia nanti lihat saja". Gumam Ivana. Karena sudah tau dadynya memiliki musuh tapi ia tidak mau menemani dady sungguh bodoh bukan.

Celina hanya menggeleng-geleng kepalanya mendengar penuturan Ivana." Monica mengalami depresi karena melihat kejadian kemarin. Jadi dady mengirimnya ke korea untuk berliburan, lagipula disana ada Ivani bukan?". Ucap Celina.

"Kesian monica masih kecil sudah melihat kejadian itu". Gumam Ivana.

"Maafkan aku mom aku tidak bisa melakukan apa-apa sekarang". Ucap Ivana.

"Tidak apa-apa sayang, jika tidak ada kau, maka kami bakal menemui nenekmu diatas". Ucap celina sambil tersenyum.

"Ish".

"Jadi ceritakan". Ucap Celina siap mendengar kisah Ivana leonard sang Leader DOM.

Ivana melirik pengawalnya.

"Jika kau sudah selesai bisa tinggalkan kami ? Jika kau berani mendengarkan ini aku akan memotong telingamu itu". Ucap Ivana ke pengawalnya.

"S-sudah Queen, saya bakal pergi sekarang". Ucapnya lalu berdiri, tidak lupa membungkukan badannya.

Saat pengawal itu pergi Ivana menceritakan semuanya ke Momynya. Dan Celina mendengarkan kisah dari seorang leader DOM.

Skip

Dikediaman Marvel.

Marvel sedang latihan menembak. Dan yang menjadi bonekanya adalah Zaen.

Dorr

"Aaaa!! Ampuni aku vel !". Teriaknya gemetar

"Apa ? Aku tidak mendengarnya dan aku tidak mau mendengarkan". Jawab Marvel lalu menembakan pelurunya disebuah vas bunga yang berada diatas kepala Zaen.

"Sudahlah Vel, kesian Zaen yang hampir membasahi celananya. Prff". Ucap Arkan sambil tertawa.

"Lihatlah dia, matanya bengkak karena menangis". Ucap Lorenzo melihatnya prihatin.

Marvel menurunkan pistolnya dan memberi isyarat keanggotanya untuk melepaskan Zaen.

"Kau keterlaluan Vel!! Ini temanmu!!! Inii!!l". Protes Zaen menghampiri Marvel.

"Jika peluru itu mengenaiku kau bisa kehilangan orang terbaikmu Marvel alexsander!!". Ucap Zaen.

"Aku tidak akan menancapkan peluru ini untukmu Zaen, hanya saja memberi pelajaran karena kau tidak memberitahuku jika kau sudah memiliki pacar". Ucap Marvel membuat yang lainnya terkejut.

"Apaa!!! Apa kau gila!!". Teriak Lorenzo menghampiri Zaen.