"Orang spesial?" Arasha terbata-bata mengatakan hal itu. Hatinya harap-harap cemas, takut kecewa.
Namun, Dylan tidak membalas apapun. Pemuda itu hanya tersenyum, kemudian berjalan meninggalkan Arasha yang masih terdiam membeku di tempatnya.
Bibir Arasha terkatup rapat, perlahan menarik sebuah senyuman.
"Hehe..." gadis itu sudah seperti orang gila. Dia bahkan tak menyadari kalau Dylan telah melangkah menjauh darinya, meninggalkan Arasha yang kini mulai berlari menyusul.
Keduanya duduk berdampingan di sebuah restoran bakmi. Mereka memesan, kemudian menunggu hingga pesanan datang.
"Ehm, Lan... nanti lulus mau lanjut kemana?" Tanya Arasha basa-basi.
Meski basa-basi, tetap saja informasi ini sangat penting untuk dia ketahui. Arasha harus mendapatkan informasi ini agar dia bisa mengejar Dylan.
"Antara Oxford dan Stanford. Kenapa?" Jawaban Dylan membuat wajah Arasha berubah menjadi datar seketika.