Bel istirahat pun berbunyi. Ferga tidak mempedulikan apa yang dikatakan Reyn. Ia melambaikan tangan kepada temannya yang mengajaknya ke kantin.
"Woi! Tungguin!"
Ucapnya sambil berjalan menghampiri temannya.
Sedangkan Reyn dan Sheila masih berada di dalam kelas. Reyn menghampiri Riverlyn teman SD nya, sedangkan Sheila mengikuti Reyn di belakangnya. Riverlyn duduk di dekat jendela, bersama seorang perempuan. Perempuan itu dari tadi berbicara tanpa henti, semua yang terlihat di matanya selalu diberi komentar. Bisa dibilang dia sangat cerewet. Namanya Dara Sabrina dan biasa dipanggil Dara.
"Lyn, Erlyn! Ayo ke kantin..."
Ajak Reyn
"Eh Sheil, kenalin ini temen SD gua namanya Riverlyn Aileena. Gua biasa manggil dia Erlyn"
Ucap Reyn sambil menunjuk Erlyn yang kemudian berdiri dan mengulurkan tangan.
"Erlyn"
Ucapnya ramah
"Sheila"
Ucapnya sambil tersenyum ramah kemudian membalas uluran tangan Erlyn
"Wah... Cantik banget lu. Bulu mata lu asli? Kok bisa tebel banget gitu.. Lentik lagi... Alis lu juga rapi banget, lu sulam alis apa gimana? Terus lu pakai serum apaan?"
Pertanyaan bertubi-tubi terlontar dari mulut Dara, sedangkan Sheila hanya terdiam dengan ekspresi bingung mau menjawab pertanyaan yang mana dulu.
"Woi, Dar! Lu bisa diem gak sih? Kuping gue panas dengar lu ngoceh mulu dari tadi anjim!"
Bentak Erlyn dengan nada sedikit kasar.
"Udahlah biarin aja, itu kan emang bakatnya si Dara! Gua laper woi mending kita ke kantin, terus beliin gua siomay!"
Jawab seseorang dari belakang
Terlihat seorang wanita berambut lurus diatas bahu, dengan gaya bicaranya yang santai dan bodo amatan, membuat dia terkesan sedikit tomboy. Namanya Sairish Azalea Machiko Prisa biasa dipanggil Irish.
"Lah elu Rish... Kerjaanya minta traktiran mulu..."
Jawab Erlyn sambil memutar bola matanya
"Lah emang lu pernah dimintain dia traktiran?"
Tanya Reyn kebingungan karena dia merasa Irish bukan berasal dari SD yang sama dengannya
"Iyalah, tiap hari malahan, orang dia tetangga gua. Kenalin tuh namanya Irish. Eh tapi lebih baik lu jangan deket-deket dia deh, soalnya udah pasti lu bakal dimintain traktiran."
Jawab Erlyn dengan nada bercanda dan kemudian tertawa
"Eh udah udah, ayo kita ke kantin. Gua laper, nanti keburu bel masuk"
Jawab Sheila sedikit khawatir karena istirahat hanya diberi waktu 20 menit karena hari ini pulang lebih awal.
Kemudian lima anak tadi berjalan menuju kantin. Kantin penuh, jadi kita harus mengantri apabila kita ingin membeli makanan. Irish khawatir apabila tidak mendapat tempat duduk karena kelamaan mengantri, akhirnya dia mencari tempat duduk dan menjaga tempat duduk tersebut agar tidak ditempati orang lain, kemudian Irish meminta Sheila untuk memesankan siomay untuknya.
"Eh gua jagain tempat duduk yang di situ ya, sebelah situ tuh, kayaknya enak tuh di bawah pohon, biar seger."
Ucap Irish dengan santainya.
"Lu nggak takut sendirian? Apa mau gua temenin? Itu banyak cowok-cowok loh"
Tanya Sheila dengan sedikit khawatir
"Ngapain takut anjir... Dari pada lu nemenin gua, mending lu beliin gua aja, traktir gua siomay ya... Sama es teh hehehe"
Jawab Irish lebih memilih untuk ditraktir daripada ditemani menjaga bangku.
"Oke oke, gua beliin... Gampang itu mah.. Yauda kita duluan yaa.."
Jawab Sheila dengan santainya, karena dia memang terlahir dari keluarga kaya, tetapi dia tetap rendah hati dan tidak pernah sombong.
Mereka berlima melanjutkan perjalanan menuju ke kantin. Di pertengahan jalan Reyn bertemu Ferga dan teman-temannya, Ferga menghadang Reyn kemudian meminta uang.
"Reyn... Uang Reyn... Gua laper.... Ga kasian lu sama gua?? Katanya lu temen gua..."
Ucap Ferga memelas..
"Dih ngapain lu minta uang ke gua! Siapa juga yang bilang gua temen lu?! Eh bentar emang kita kenal?!"
Jawab Reyn pura pura tidak mengenal Ferga
Teman-teman Ferga tertawa, menertawakan Ferga. Sedangkan Ferga merasa kesal dan menahan malu
"Oh oke, lu gitu sekarang, liat aja nanti..."
Ucap Ferga mengancam Reyn
Sedangkan Reyn terus berjalan tidak memperdulikan Ferga. Sambil berjalan, tiba-tiba Dara kembali ngoceh
"Eh Reyn, dia siapa sih? Dari tadi lu ribut mulu sama diaa... Eh BTW dia ganteng loh... Eh dia sering gangguin lu kan... Jangan jangan dia suka sama luu"
Ucap Dara yang ceplas-ceplos tanpa memikirkan apa yang dibicarakan.
Reyn kesal, dia merasa bahwa Dara adalah kembaran Ferga versi perempuan. Dia sering ikut campur urusan orang lain dan Reyn kurang menyukai hal itu. Ditambah lagi setiap Dara berbicara tanpa ada jeda. Jadi sering membuat lawan bicaranya bingung. Reyn tidak ingin memper buruk suasana, dia hanya menjawab singkat.
"Gatau, gua gakenal"
Jawab Reyn tanpa ekspresi
"Kalo ga kenal, tadi itu apa? Kok dia bisa tau nama lu?? Terus dari pertama kok lu marah-marah mulu sama dia? Lu kenapa marah ke dia? Padahal dia kan ganteng... Bisa-bisanya lu marahin orang secakep dia... Eh lu tetangganya kan.. Jadi tiap hari ketemu dong.. Kalo gua di posisi lu, palingan gua uda suka sama dia... Aw"
Ocehan Dara kembali lagi, hal itu membuat telinga Reyn menjadi panas
"Ya udah itu kan lu bukan gua, kalo lu suka sama dia yauda pacarin aja sana, lu sama dia cocok banget"
Jawab Reyn dengan ketus, dia merasa mereka cocok karena sama-sama ngeselinnya.
Reyn mempercepat langkah kakinya, sehingga membuat dia berada di urutan paling depan. sedangkan Dara masih terus mengoceh.
Setelah sampai mereka memesan siomay dan es teh, Reyn memegang 2 gelas es teh, sedangkan Sheila memegang 2 mangkok siomay, yang satu miliknya dan satu lagi milik Irish. Mereka kembali ke bangku yang telah dijaga Irish. Tetapi mereka juga harus melewati Ferga dan gerombolannya. Reyn mempercepat langkahnya. Sedangkan Ferga berjalan maju menuju Reyn dan mengambil 1 gelas es teh di tangan Reyn. Tetapi Reyn menahan nya. Sehingga es tersebut tumpah mengenai rok Reyn. Reyn sangat kesal, dia malu karena menjadi tontonan seisi kantin. Dia langsung memberikan kedua gelas teh tersebut kepada Ferga, kemudian Reyn lari ke kamar mandi untuk membersihkan roknya agar tidak lengket.
"Lu kenapa sih suka banget gangguin Reyn?! Lu suka sama Reyn?! Kalo suka bilang nggak gini caranya, lihat tuh dia gak jadi makan gara-gara lu kan! Terus lu sekarang mau gimana, kalo dia marah gimana anjir mikir!!!"
Bentak Sheila kesal dengan Ferga. Sedangkan Ferga hanya terdiam. Dan teman-temannya bersorak tidak merasa bersalah
Kemudian Sheila berjalan menuju bangku yang telah dijaga oleh Irish untuk meletakkan siomaynya.
"Eh si Reyn kenapa kok lari-lari? Mau kemana dia? Dia ga ikut makan??"
Tanya Irish yang tidak tahu permasalahannya.
"Tuh roknya ketumpahan es teh gara-gara si Ferga!"
Jawab Sheila dengan kesal
"Bentar ya gue nyoba nyusul Reyn dulu, Eh ini uangnya lu beliin es teh dua lagi."
Ucap Sheila sambil menyodorkan uang kepada Irish
"Lah emang tehnya yang dua ke mana?"
Tanya Irish karena masih kebingungan tidak tahu cerita lengkapnya
"Udah udah nanti gua cerita, yang penting lu beli es tehnya dulu, terus gua mau nyusul si Reyn"
Ucap Sheila kemudian berlari menyusul Reyn
--------------SHEILA DAN REYN--------------
"Reyn! Gimana? Bisa di bersihin gaa? Sini gua bantu"
Ucap Sheila kemudian membantu Reyn membersihkan roknya
"Udah gapapa Sheil, bisa kok ini udah hampir bersih"
Jawab Reyn santai, tapi dia masih merasa kesal dengan Ferga
Kemudian mereka segera membersihkan rok Reyn
---------------DARA DAN ERLYN---------------
"Reyn sama Ferga kenapa sih? Kok tiap saat berantem mulu, apa Ferga suka sama Reyn, tapi Reyn nya nggak suka? Jadi si Ferga lebih milih buat usilin Reyn... Tapi si Reyn kenapa nggak suka sama Ferga padahal dia kan ganteng, bisa-bisanya cowok seganteng Ferga ditolak sama Reyn yang gitu-gitu aja"
Ucap Dara asal ceplos
" Udahlah biarin aja.. Gua juga gak tau, mending lu diem aja gak usah ikut campur urusan mereka. Daripada lu malah memperburuk suasana..."
Ucap Erlyn yang tidak mau ikut campur urusan Reyn dengan Ferga
Tidak lama kemudian iris kembali membawa 2 gelas teh.
"Eh, Reyn sama Sheila belum juga balik? Ceritain gua dongg tadi kenapa.."
Tanya Irish penasaran
"Itu tuh si Ferga suka sama si Reyn, tapi Reyn nya tapi nolak si Ferga, kok bisa-bisanya ya Reyn nolak cowok seganteng Ferga"
Ucap Dara asal ceplos lagi
"Siapa yang bilang kayak gitu? Lu jangan nyebarin hoax deh Dar, jangan sok tau lu jadi orang. Gue juga gak tau permasalahannya apa, tapi dari SD mereka awalnya temenan baik, tapi gatau kenapa sejak kelas 5 Ferga sering usilin si Reyn, apa gara-gara masa puber si Ferga jadi usilin Reyn, tapi gatau lah gua gak paham, gue nggak mau ikut campur urusan mereka. Gue nggak mau dapet masalah."
Ucap Erlyn panjang lebar
Tidak lama kemudian Sheila dan Reyn datang. Mereka menghabiskan siomay tersebut, karena waktu istirahat tersisa 10 menit. Setelah selesai mereka kembali ke kelasnya. Di kelas mereka bertemu wali kelasnya. Wali kelasnya menentukan bangku tempat duduk.
"Assalamualaikum anak-anak perkenalkan nama saya Ufairah Sa'diyah bisa dipanggil Bu Ufa, saya wali kelas kalian, saya mengajar mata pelajaran IPA. Sekarang saya mau mengacak tempat duduk, agar kalian saling mengenal satu sama lain. Ayo kita mulai, semuanya maju ke depan membawa tas nya."
Ucap Bu Ufa
Reyn merasa bahagia karena dia merasa, dia akan dijauhkan dengan Ferga. Tetapi....