"SAKA!" teriak Eldov, ia berlari dengan cepat ke arah balkon, menatap ke bawah dengan tatapan nanar. Detik kemudian, ia menatap Saka dengan tajam.
Bugh!
Satu pukulan ia daratkan di wajah Saka membuat sudut bibir keponakannya itu mengeluarkan darah. Saka memegang sudut bibirnya tersebut, ia sedikit meringis, tapi itu tidak menghalanginya untuk tersenyum. Sekarang pamannya itu tidak bisa berbuat apa-apa, Eldov sudah terkurung di sini bersamanya.
"Apa yang kamu lakukan, hah?!" Eldov emosi, ia benar-benar tak habis pikir dengan keponakannya itu.
Saka terkekeh. "Aku melakukan apa yang seharusnya aku lakukan." Saka mendudukan bokongnya di ranjang milik Eldov karena kamar ini memang kamar pamannya itu. Saka berlagak santai membuat Eldov tambah kesal. Eldov mengeraskan rahangnya menahan emosi melihat Saka.
"Saka, kenapa kau tidak bisa mengerti? Aku melakukan ini karena dirimu!"