Alister melempar ponsel begitu saja di kursi yang ada di sampingnya. Emosinya tambah memuncak setelah seseorang tak dikenal menelfonnya. Lalu apa katanya tadi? Dia ada masalah dengan Ayahnya? Siapa orang itu? Bagaimana bisa orang itu mengenal Ayahnya dan apa masalah orang itu dengan Ayahnya. Banyak sekali pertanyaan yang melintas di dalam pikiran Alister.
Dengan wajah yang tambah memerah, lelaki itu langsung menjalankan mobilnya yang sempat terhenti karena penelfon sialan itu. Darah Alister mendidih dengan cepat ketika tahu orang itulah yang menculik Jie bukan Saka.
"Apa maksud dia surat wasiat?" Tujuan Alister saat ini adalah Ayahnya. Lelaki itu akan menanyakan hal itu kepada Ayahnya. Meminta surat wasiat itu untuk menebus Jie.
Alister benar-benar kehabisan kesabaran, tapi sebelum itu ia menelfon Rayn terlebih dahulu. Alister kembali meraih handphonenya itu, rasanya ia akan menghancurkan lelaki itu sekarang.