Berdiri di depan pintu dan terus mengetok pintu kamar Jie selama lima belas menit. Bosan? Capek? Tentu saja. Namun, Alister tidak akan tenang sebelum gadisnya ini tidak marah lagi kepadanya. Memang, membujuk perempuan yang lagi marah itu merupakan salah satu hal yang paling susah. Alister tidak tahu kalo wanita akan seribet ini.
Di dalam kamar, Jie mendengar jelas pintunya diketok oleh Alister dan teriakan lelaki itu yang ingin pintunya dibuka, tapi rasa kesal yang menguasainya membuat niatnya untuk membuka pintu hilang seketika. Namun, lama kelamaan Jie meraaa kasihan dengan lelaki itu. Meskipun ia sedang marah, Jie bukan gadis yang berhati batu. Ia menyayangi Alister, kasihan lelaki itu.
Akhirnya, gadis itu pun bergerak untuk membuka pintu. Saat pintunya dibuka, nampaklah wajah khawatir Alister. Mata lelaki itu berbinar dan tanpa basa-basi ia memeluk dengan erat.