"Oh, shit!"
Saka memukul dinding kamarnya dengan keras ketika orang yang sedaritadi ia telfon tak mengangkat panggilannya.
Memejamkan matanya erat, Saka bersandar pada dinding dengan deru nafas tak beraturan. Emosi, ya Saka sedang menahan emosinya saat ini. Ia mencoba menjernihkan pikirannya dari hal-hal yang mengganggunya. Sejak menemukan hal yang mengganjal di kantor sang paman, Saka menjadi tidak tenang, lalu berniat menelfon lelaki itu. Namun, panggilannya sama sekali tak diangkat membuat darah Saka semakin mendidih.
Kenapa bisa foto kedua orangtua Gilang juga Gilang ada di ruangan kerja lelaki itu?
Apa hubungan kedua orangtua Gilang dengan pamannya?
Apakah dirinya juga ada hubungannya?