Di Indonesia
Jam 10 pagi
Sekitar sepuluh menit yang lalu pemakaman Niel telah terlaksana dengan baik. Tanpa dihadiri banyak orang, selain Agandara serta seorang pendeta yang memberi instruksi dalam pemakaman dan mendoakan.
Sekitar lima menit yang lalu pendeta yang ikut serta dalam pemakaman Niel sudah pergi, meninggalkan Agandara serta dua gadis yang senantiasa bersama mereka. Siapa lagi kalau bukan Jie dan Nesti.
Keenam lelaki itu berdiri menatap sendu gundukan tanah di hadapan mereka. Lagi, mereka kembali kehilangan sahabat mereka. Rasanya sesak, semua perlahan tidak akan sama lagi. Tanpa mereka, Agandara bukan Agandara lagi.
Alister sendiri, lelaki berinisial ABFC itu ingin berteriak dengan kencang, mengungkapkan kepada dunia siapa yang bisa membangkitkan orang mati. Namun, Alister tahu jika hal semacam itu tidak ada dan itu mustahil. Sebagai ketua, Alister merasa sudah lalai dalam bertugas. Melindungi teman-temannya adalah tugas yang paling penting dan itu sudah gagal.