Sebelum pergi ke kampus, A menyempatkan diri untuk bertemu dengan sang Ayah. Berbicara secara empat mata bersama lelaki paruh baya itu. Ia merasa sudah keterlaluan kepada sang Ayah karena selalu membuat masalah besar, membuatnya tidak bisa hidup dengan tenang sebelum ia memastikan bahwa Ayahnya sudah memaafkannya.
"Ayah," panggilnya setelah membuka pintu kamar.
Nampak, Argan sudah bersiap-siap dengan setelan jas formalnya. Pagi ini ia akan pergi ke kampus, tapi sebelum itu ia ingin pergi ke kantor terlebih dahulu untuk melihat berkas-berkas yang dikirim klien kepadanya melalui surel. Kemudian setelah itu barulah ia ke kampus untuk membicarakan masalah Alister.
Argan yang sedang berkaca seraya memperbaiki dasinya menoleh ke belakang ketika Mendengar Alister memanggilnya. Ia menatap A dengan alis bertaut. "Kenapa belum ke kampus lagi?" tanyanya berjalan ke arah A dan menelantarkan dasinya yang menggantung di lehernya dalam bentuk tak beraturan.