"Turun, Rayn!" titah A sembari mengusap kasar airmatanya.
Rayn menatap A dengan dalam. Bayangan dimana A dan teman-temannya yang selama ini selalu ada buat dia terus berputar-putar dalam ingatannya.
"Lihat, Rayn." A mundur ke samping membuat Rayn yang masih berada di atas pinggir tol mengerutkan keningnya. A menunjuk semua orang yang berada di sana, yang menunggu penuh harap Rayn turun dari atas sana.
"Kata lo, lo hanya beban bagi semua orang, terus kenapa mereka meminta beban mereka buat turun? Bisa saja, 'kan mereka membiarkan lo terjun karena mereka gak peduli?" Rayn mencoba mencerna setiap ucapan A. Ia menatap semua orang yang juga tengah menatapnya dengan sendu.
"Gak, 'kan Rayn? Mereka datang ke sini hanya untuk menahan lo biar gak mengakhiri hidup. Mereka tuh peduli sama lo. Lo bukan beban bagi mereka. iya, 'kan?" tanya A pada semua orang.
"Iya! Kamu bukan beban, nak!"
"Turunlah, kami menunggumu!"