Sudah waktunya mereka berpisah. Toh malam nanti lebih tepatnya jam 7 malam mereka akan kembali bertemu sesuai dengan perjanjian mereka. A membuka pintu mobil untuk Jie. Setelah memastikan gadis itu masuk ke dalam mobil, A tak lupa kembali menutup pintu mobil dan berlari kecil ke kursi mengemudi. Sedangkan Gilang sudah stand by pada kursi di sampingnya.
Sejenak A melirik Gilang yang sibuk dengan handphonenya. Anehnya lagi, lelaki itu senyam-senyum entah melihat apa di layar handphone tersebut, hingga membuat kakaknya bertingkah gila seperti itu.
"Lo masih waras, 'kan? tanya A. Lelaki itu sungguh khawatir jika Gilang beneran gila karena dunia sekarang lebih mendewakan hanphone. Apa-apa handphone tak pernah lepas dari tangan.
Gilang hanya melirik, lalu kembali menatap handphonenya. Sikapnya yang acuh tak acuh itu membuat A tambah mengheran sekaligus geram.
"Gila. Hmmm ... fiks lo gila," kata A sambil menyalakan mesin mobil dari sekian mobil termahal miliknya.