"Buka! Hei, buka pintunya!" Teriakan yang terdengar begitu nyaring itu mengalihkan perhatian para manusia yang berada di dalam toko boneka.
Sontak, semua pasang mata terkejut melihat begitu banyak manusia berpakaian gelap dan ngotot sekali ingin masuk ke dalam toko boneka. Orang-orang yang berada di dalam toko boneka sudah bisa menebak jika mereka adalah para pembantai, manusia tanpa hati nurani itu.
Melihat para pembantai menggedor-gedor pintu dengan kasar, masyarakat di dalam toko boneka kepanikan. Mereka lantas bangkit dari duduk mereka dan mulai mencari cara agar pintu tersebut tidak terbuka. Namun, sekuat apa pun mereka mencoba memikirkan jalan keluar, tetap nihil. Toh, mereka sudah terjebak di dalam toko boneka tersebut. Tinggal menunggu kapan pintu tersebut dibuka oleh mereka.
Jie dan Nesti yang berada di antara kumpulan masyarakat yang tengah kepanikan itu juga ikut panik. Terlebih Nesti yang sedikit kesusahan karena Jie semakin menjadi-jadi tangisnya.