Motor Alister berhenti tak jauh dari rumah yang baru saja dimasuki oleh dua mobil tersebut. Alister tidak bisa membawa lebih dekat lagi motornya, alhasil Alister memutuskan untuk jalan kaki saja ke sana dan meninggalkan motornya di sini.
Alister berjalan pelan dengan helm yang masih melindungi kepalanya, tetapi kaca helmnya terbuka membuat penglihatan Alister begitu jelas. Tatapannya yang tajam seakan bisa merobek tubuh seseorang. Tangannya juga tak henti-henti mengepal erat. Suatu saat kepalan tangan itu akan mendarat di wajah seseorang.
Tunggu saja.
Alister tidak perlu pintu untuk masuk. Dia memanjat dinding lalu melompat, hanya saja saat dirinya memanjat Alister harus merasakan kedua tangannya ditusuk sesuatu. Alister tidak tahu jika ada serpihan kaca di dinding ini untuk antisipasi aksi tidak terpuji, misalnya maling.