Hidup itu adalah Cahaya Jiwa,
Hendaklah kita saling memberi Manfaat Hidup bagi Sesama..
Filosofi Jawa di atas Sangat Masuk Akal dan Penting sekali di tanamkan pada tiap-tiap manusia berakal dan sehat rohani..
Kiranya Hidup bermanfaat akan membuahkan hasil yang juga tidak mengecewakan..
******************************************
Cerita yang cukup Rumit dan mungkin harus membaca secara berulang untuk memahami tiap Halaman yang berisi makna-makna dan pandangan hidup dari segala aspek penilaian.
di Sini tidak hanya akan Saya ceritakan tentang bagaimana Hubungannya dengan Sebuah Judul yang cukup membuat penasaran Para Pembaca tentunya, di Goresan Tulisan Saya yang kali pertama di Whattpad. Namun, Saya juga ingin mengajak Para Pembaca untuk bersikap bijak dalam memahami bait-bait cerita saya yang tertuang pada masing-masing halaman dengan judul tema berbeda..
Dengan Latar Belakang Saya Orang Jawa meskipun ada beberapa darah campuran dari Ayah Ibu dan Nenek yang berbeda. Saya cukup memahami, Bagaimana pandangan Para Perempuan tentang hidup pada masa itu.. Di tambahi bumbu-bumbu cerita misteri yang cukup rumit terkandung di dalamnya..
Saya mengajak Kalian semua Para Pembaca terjun langsung dan hanyut bersama menikmati Imajinasi Cerita di setiap halamannya..
Jangan sungkan berikan Saran atau kalian pun bisa memberikan Masukan tentang Halaman berikutnya..
Terima Kasih tentunya,kepada Whattpadd, untuk teman-teman sesama Penulis lainnya, dan Tuhan Yang Maha Esa
Terima Kasih,
RMoneyca 🤍🖤
******************************************
Langit Jingga terhampar luas, menaungi hamparan padi yang kian merunduk di saat musim panen hampir tiba, sawah yang bertingkat menjadi kelokan indah di setiap sudut mata memandang, desiran padi dan tumbuhan rambat seperti cabai dan kacang membentuk pola pagar alami terbawa arah mata angin menambah indahnya anugrah yang di ciptakan Yang Maha Kuasa, terbesit dari hati Roekmini yang duduk termenung menikmati sautan dari cuitan burung-burung pipit yang tengah bersorak riang seakan ikut menyambut Pesta Panen Padi yang akan di gelar sebentar lagi. Tentrem!!
"Hushh.. Husshh.. Hiaaaaahhhh.. Aduhhh minggat kowe soko pari-parikuu!!" Pak Kusno,seorang petani yang sangat ulet dan terampil sibuk menggertak sekumpulan para pencuri-pencuri kecil dengan mengayunkan tongkat jaring-jaring ke area sawah yang di sewa milik Romonya.Roekmini tersenyum kecil menanggapi Pak Kusno yang tak jauh dari tempat ia duduk di sebuah Pondok tengah sawah.
"Ndoro..ndoro putri..ndoro putri Roekmini..Ndoro Ku..sumoo.."Mbok Sulasmi datang berlari menghampiriku dengan langkah tergopoh-gopoh,
"Ada apa,mbok??ada apa dengan Romo??"
"Blaenn,ndoroo.. Piye niki Ndoro putrii?? Ngapuntenn.."Raut muka Mbok sulasmi begitu takut dan kebingungan,tangannya yang kasar meremas lenganku begitu kuat.
"Mbok,sabarr.. Mbok tenang dulu..tarik nafas pelan-pelan mbok.."
Dari jauh di susul Para Abdi Romo yang sangat setia datang bersamaan dengan membawa senjata lengkap. Semakin besar rasa penasaranku, belum lagi si mbok yang nampak khawatir dan gagap ketika berbicara padaku, sesaat Roekmini teringat oleh pesan Ndoro Kusumo pada malam kemarin,ia menyipitkan matanya mencoba mengingat-ingat kembali apa yang Romonya pesan petang itu,
**** ****
"Gusti,berilah aku kekuatan agar aku tidak selemah ini?? Gustiii.. Apa yang harus aku lakukannnn.. Romoooooooooooooooooooooooo..."
Isakku dalam mimpi sampai ku terjaga dalam sebuah gubuk tua di terangi damar cempluk (Api Cempluk),segera Mbok Sulasmi ikut tersadar dan memberiku seteguk minuman dari cawan batok kelapa,
"Ndoro Putri, mimpi buruk kembali yaa??" tanya Mbok Sulasmi lembut,tatapan wajahnya mengasihaniku, batin Roekmini.
"Mbok, maafkan Roekmii..."
"sSssttt.. Sampun ndoro, mboten wonten sing salah. Ingkang Mbaur Rekso Urip sing nyukani. Sabarr njihh Ndoroo.."
(sSssttt.. Sudah ndoro, tidak ada yang salah. Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan cobaan. Sabar yaa ndoro)
si Mbok dengan sabar menyelimuti ku dengan jariknya yang kami bawa pergi setelah Desa kembali di serang oleh Sekelompok Para Pembajak.Mereka menuntut balas atas kematian para teman-temannya yang mati di tangan Ndoro Kusumo beberapa bulan setelah Penyerangan kali pertama itu terjadi. Yaaa.. Mungkin ini sudah takdir Sang Kuasa ketika Ndoro Kusumo menghela nafas terakhirnya di tangan Para Pembajak yang sangat beringas dan haus akan balas dendam. Singkat cerita kami melarikan diri waktu itu, Roekmini, Mbok Sulasmi di temani Para Abdi setia Ndoro Kusumo sampai akhir mengawalku sampai pada saat ini.
Mereka adalah satu-satunya Keluarga yang Roekmini punya saat ini.Jatmiko,panji,hanung dan wisnu adalah nama dari abdi setia Ndoro Kusumo yang belum lama ini Roekmini ketahui,meskipun Sang Ndoro kini telah berpulang. Tidak ada satu detik pun mereka meninggalkan Roekmini dan Mbok Sulasmi,sepeninggal Romonya yang kini berganti julukan menjadi Almarhum,mereka dengan sabar dan siaga masih saja menjaga kemanapun Roekmini pergi,pun termasuk membangun sebuah gubuk dari bambu di tepi hulu sungai jauh berada dari desa sebelumnya mereka tinggal. Berkat keahlian yang mereka miliki, gubuk tersebut nampak berdiri kokoh lengkap dengan pawon(dapur) perapian dan lumbung tempat mereka menyimpan hasil buruan tiap harinya.Para abdi itu tak banyak bicara,hanya sesekali menanyakan pada Roekmini hendak memakan apa esok hari, selanjutnya mereka saling membagi tugas dua di antaranya pergi berburu dan sisanya membantu keperluan memasak yang di siapkan Mbok Sulasmi. Roekmini hanya segan akan perlakuan mereka terhadap dirinya yang kini bukan siapa-siapa lagi, bahkan untuk merindukan Romo serta suaminya yang entah sekarang berada di mana ia tak sanggup..apalagi membayangkan keadaan besok,bukan lagi sosok Roekmini yang Ceria seperti sebelumnya, ia menjadi lebih pemurung dan pendiam.Banyak waktu yang ia habiskan di tepi hulu sungai sambil membayangkan nasibnya kelak. Mbok Sulasmi memperhatikan dari jauh di ikuti Panji sembari menepuk punggung si mbok.
"Mbok, biarkan dia dulu.."bisiknya pelan ke cuping telinga wanita baya di balik rimbunnya daun talas sore itu
"Sakne Ndoro Roekmi.. Panji,tulung awasono yoo lee.. Si Mbok mau masak dulu",kalimat memohon Mbok Sulasmi berpesan kepada Panji agar tetap mengawasi dan menjaga Cah Ayu nya yang ia rawat mulai dari kecil. Anggukan Panji meyakinkan Mbok Sulasmi agar tidak terlalu khawatir dan pergi memasak dengan perasaan tenang.
Seperti di ayun-ayun oleh angin sepoi-sepoi yang bertiup lembut,berisiknya suara air terjun yang terletak tak jauh dari tempatnya bersandar sambil mengasah sebilah pedang pada sebongkah batu di bawah daun talas yang meneduhkan membuatnya nyaman dengan menikmati indahnya pemandangan alam. Sepasang matanya sebentar selalu tersenyum melirik Roekmini yang tengah asyik dengan berdiam larut dalam lamunan. Beberapa saat ia melirik kembali tempat Roekmini duduk bersimpu dekat hulu sungai tersebut.
"Hilangg.... Kemana??!!!"Sontak Panji kaget terperanjat dari tempat ia bersila.
Panji kemudian berlari menghampiri tempat semula Roekmini duduk,menoleh kanan kiri,mencoba menerawang dalam air sungai yang mengalir jernih,tapi tak kunjung ia temukan jejak atau petunjuk Roekmini pergi ke arah mana.Perasaaan cemas dan takut akan terjadi sesuatu melanda perasaan Panji seraya menyusuri sepanjang hulu sungai.Kakinya tak berhenti berjalan setengah berlari sambil terus berteriak pelan memanggil-manggil Ndoro Putrinya..
"Panjii.."
Langkah Panji terhenti di tengah kegelisahannya,spontan saja Panji menoleh dengan cepat mencari dari mana suara tersebut berasal.
"ehh..hehh.. ehh..hehh.." Suara Ngos-ngosan Panji masih terdengar begitu keras mengitari tempat ia berdiri mencari darimana datangnya suara tersebut.
"Panjii.. Tolongg",tak salah lagi itu suara Roekmini..
"Ndoro Roekmiii...."Ia kaget melihat Roekmini tengah terperosok ke dalam parit dalam keadaan setengah telanjang bulat dan terluka, tak pikir panjang Panji segera menolong Roekmini dengan tali jerami yang selalu ia bawa kemanapun.
"Ayoo.. Ndoro Roekmi.. Peganglah tali ini kuat-kuat."
"Tapiii...."Roekmini sendiri ragu dan tengah malu seraya menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi bagian payudaranya yang sangat merekah seperti buat apel yang matang.
"Tenang Ndoro.. Percaya pada saya, Roekmii.." Panji mengulurkan tangannya seraya memandang Roekmini teduh dari atas, sekilas kata itu terucap dari bibir Panji untuk kali pertama memanggil dengan sebutan nama, Roekmi yang bersimpuh malu dan masih sibuk dengan pikirannya sendiri kemudian beralih memandang wajah Panji, ada sesuatu yang tidak pernah ia rasakan selam ini, yaitu sebuah kepercayaan.
Akhirnya sesaat dekat dengan bibir parit atas, dengan tangannya yang cukup perkasa Panji menarik tubuh Roekmini yang sudah lemas. Payudara Roekmini dan Panji kinipun bersatu saling bersentuhan.. Hangat.. Sangat hangat rasanya ketika Panji memeluk seluruh pinggang Roekmini yang ramping.Setelah di atas Roekmini melepaskan pelukan tangannya di leher Panji, keduanya tersipu malu, lagi-lagi Roekmini menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi area buah dadanya yang merekah sambil berbalik badan membelakangi Panji.
"Ngapunten.. Ndoro saget ndamel jarik niki"
"Maaf, Ndoro bisa memakai jarik saya ini"
Panji menunduk sembari perlahan mencoba memakaikan jariknya kepada Roekmini dari belakang. Kini jantung mereka saling berdegub kencang,suasana canggung dan kikuk masih menyelimuti keduanya,wajah panas serta muka memerah tampak dari keduanya yang berjalan menyusuri arah suara dari hulu sungai. Diam tak sepatah kata pun yang keluar dari mereka, ada perasaan macam-macam yang ingin di layangkan kepada Wanita di depannya yang sangat ia hormati tersebut, namun ia tak berani berucap. Hanya menunduk terus mengawasi tiap langkah Roekmini yang juga terdiam.
*** *** ***
Cuitan merdu burung Madu Sriganti bersenandung mengitari langit senja yang membentuk gerakan siluet, mengikuti detik-detik tenggelamnya matahari dari barat. Bayangan air yang membentuk kristal-kristal kilatan cahaya dari sisa-sisa syahdunya mega di langit menambah rasa penasaran sejuta tanya mengantarkan perjalanan mereka yang semakin dekat menuju Gubuk.
Sayup-sayup terdengar suara teriakan Mbok Sulasmi senang dan tangisnya pecah melihat Ndoro putri kesayangannya yang ia duga hilang bersama Panji.
"Syukuur... Gustiii... Ndorooo...ndoro Roekmi tidak apa-apa?!! Mbok kuatiiirrr, Ndoroo.."
"Iya, mbokk.. Roekmi tidak kenapa-kenapa. mbokk.. Jangan nangis,maafkan Roekmi yang membuat khawatir semuanya." Pungkas Roekmini mengusap air mata dari Mbok Sulasmi yang tidak hentinya mengalir. Perasaan Roekmini sangat bahagia setelah semua belum di ketahui apa yang barusan terjadi padanya,ada orang yang rela meneteskan air matanya hanya untuk dirinya,ada seseorang yang dengan tulus mencari dan menolong dirinya ketika ia tidak kehilangan segalanya termasuk keluarga.
Bukan... Bukan itu yang di Maksud dengan Keluarga,inilah keluarga sesungguhnya. Ketika kita mengalami kesusahan,coba lihat dan perhatikan siapa saja yang masih berada di samping untuk siap mengulurkan tangannya untukmu.. itulah Keluarga sesungguhnya..
*Hyang Sukmo, manghesti, mangastuti, marem lan sadermo
*Meminta Petunjuk Yang Kuasa, untuk menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat bermanfaat bagi sesama dan menerima apa pun pemberian dari Nya...
***Dinten Sae ingkang Bungah..
***Hari Baik yang Membahagiakan..