Alisha melompat dengan cepat ke dalam pintu lift yang terbuka lebar dan bersegera menekan tombol menutup, mencegah siapa pun ikut masuk ke dalam lift. Alisha masih sempat melihat penguntitnya beberapa saat sebelum pintu lift tertutup.
Pria bertopi hitam, menutupi wajah. Berpakaian serba hitam.
Alisha kemudian sengaja menekan satu angka di bawah lantainya, alih-alih pergi ke lantai di atasnya tempat kafetaria berada.
Saat lift bergerak turun, Alisha baru teringat dengan Adrian yang sendirian di kamar rawat inapnya.
Bagaimana jika pria itu selain mengincar Alisha, juga mengincar Adrian? Meski kini Alisha tahu Adrian bisa bela diri, namun kondisinya yang terluka, tidak akan mungkin bisa menang melawan orang yang menyerangnya.
Alisha lantas menekan kembali tombol nomor lantainya. Yang sialnya, lift tetap bergerak turun terlebih dahulu.
Alisha merasa bodoh, mengapa tadi lari menghindar dan masuk lift, dan bukannya kembali ke kamar Adrian.