"Nona Anya?" sapa suara di telepon. Membuat Anya mengerutkan kening. Selama ini, tidak pernah ada seorang pun yang memanggilnya 'Anya', sejak ia pergi meninggalkan Uni Soviet dan berganti nama menjadi Raihana.
Merasa bahwa pria asing di telepon pastilah mengenalnya atau setidaknya mengenal Adrik, sang ayah. Yang selama berbulan-bulan telah membawa putrinya yang lain. Anya memberanikan diri menanggapi panggilan telepon misterius itu.
"Ya, itu aku. Anda siapa?" Anya harus memastikan orang yang menghubunginya adalah orang yang berada di pihaknya ataukah bukan.
"Yunus Pratama. Waktuku tidak banyak, ayahmu, Adrik, yang memintaku untuk menghubungimu jika terjadi sesuatu padanya."
"Apakah terjadi sesuatu pada ayahku?" tanya Anya memastikan.
"Anya kamu harus tahu, ayahmu tewas dalam serangan dan meninggalkan seorang bayi perempuan," jelas pria bernama Yunus kemudian.