Adrian dan Alisha keluar dari kamar sambil bergandengan tangan. Alisha ingin meyakinkan Regina, jika hubungannya dengan putra sulungnya baik-baik saja, meski tadi sempat terjadi insiden.
"Mau keluar, Yan?" tanya Regina, saat Adrian mengambil kunci mobil milik Alisha.
"Iya, Ma. Mau beli engsel pintu," ujar Adrian.
"Alisha udah baikan? Yang luka apanya?" Regina menghampiri Alisha.
"Udah baikan, kok, Ma. Tangan Al, cuma merah-merah aja. Ian, nih, becandanya gitu." Alisha melirik Adrian, yang pura-pura tidak mendengar.
"Hilman ke mana?" tanya Adrian, sedari tadi saat mengambilkan minyak zaitun untuk Alisha, Hilman tidak terlihat.
"Di kamarnya, kayanya. Kenapa?" jawab Regina.
"Oh, ya, udah, yang penting ada di rumah. Ian pergi dulu, ya, Ma. Mungkin pulang agak lama. Tuan putri minta jalan-jalan dulu. Ngerayain satu pekan pernikahan." Alisha membelalakan mata mendengar perkataan Adrian.