Chereads / Penyihir Pemanggil / Chapter 4 - Kitab Mantra Pertama

Chapter 4 - Kitab Mantra Pertama

Setelah sang raja mengucap kan pesan dan kata – kata yang mana membuat kami bersemangat untuk terus berjuang dan juga membuat kami terus bersemangat untuk bisa mendapat kan kekuatan yang besar nanti nya, di mana kemampuan kami terus di asah dan juga membuat kami terus berjuang untuk mencapai impian kami masing – masing.

Di mana impian ku adalah menjadi penyihir nomor satu di dunia dan juga untuk mendapat kan pengakuan tersebut aku harus lah berjuang dengan sekuat tenaga ku dan juga membuat ku harus berjuang sekuat – kuat nya dan juga aku harus bisa mendapat kan kekuatan ku yang besar nanti nya.

Di sini lah saat kaki ku melang kah kan kaki ke dalam kastil di mana aku akan mendapat kan sebuah kekuatan besar sebuah buku pertama yang akan aku dapat kan nanti nya, aku sangat menanti kan ini di mana aku akan mendapat kan buku pertama ku, sebuah buku mantra yang semua orang – orang nanti kan, di usia tujuh belas tahun semua orang sangat mendamba kan untuk mendapat buku pertama mereka, dan aku sendiri sangat senang dan juga membuat ku bergembira, begitu juga dengan Mielda di mana dia juga sangat menanti kan saat – saat ini, dan itu lah yang membuat kami sangat suka untuk bisa mendapat kan buku mantra pertama kami ini, dan aku juga sangat senang bila bisa mewujud kan impian – impian ku nanti nya.

Kaki kami semua pun melang kah kedalam, dan kami mulai menginjak kan kaki ke kastil sihir, di mana di kastil ini akan memberikan orang – orang untuk menunjuk kan langkah mereka di mana saat seseorang memasuki nya akan ada buku – buku yang segera berterbangan dan mengarah ke arah mereka, dan degan buku mantra ini akan membuat mereka mendapat kan kekuatan mereka yang sebenar nya.

Seperti Mielda yang memang sudah bisa mengeluar kan sihir nya sejak awal dan benar – benar di anugerahi sebuah kekuatan besar yang mana membuat nya dengan mudah nya untuk mendapat kan kekuatan yang dia mau nanti nya dan dia memang benar – benar istimewa dan dengan mudah nanti nya dia bisa memilih ke kelompok mana dia akan belajar nanti nya.

Aku dan yang lain nya pun menginjak kan kaki kami ke dalam kastil dan mulai mendapat kan sebuah energi yang luar biasa, di mana aku mulai merasa kan sebuah kekuatan yang besar dan juga mengalir ke dalam diri ku saat ini, baru pertama kali nya aku merasa kan sebuah energi yang meledak – ledak mengalir ke daam diri ku, aku yang merasa kan kenikmatan ini membuat ku memejam kan mata ku dan saat aku memejam kan mata ku terasa sebuah buku yang sudah mulai ku pegang, aku pun mulai berpikir ini lah buku pertama ku, dan saat pertama kali ini, sebuah sihir besar meledak – ledak energi yang besar, dan aku tidak merasa kan atribut apa pun yang mengalir.

Mungkin ini lah sebuah energi tanpa atribut, aku sangat senang sekali karena ternyata aku di anugerahi sebuah energi sihir tanpa atribut, sihir yang hanya beberapa orang saja yang bisa memiliki nya dan aku rasa ini adalah sebuah kemampuan besar yang mana jarang sekali ada yang bisa mendapat kan kekuatan ini.

Aku yang memegang buku mantra ku sambil terpejam membuat ku melihat banyak sekali monster – monster dan yang terbesar dengan mahkota dan juga sayap namun begitu gelap, saat aku berjalan di mana ini semua adalah benar – benar di penuhi monster, sihir apa ini aku benar – benar tidak mengerti sebuah sihir yang begitu besar mengalir di dalam tubuh ku dan aku sendiri juga belum begitu mengerti tentang energi sihir yang aku rasa kan saat ini, dan aku pun merasa ini adalah sebuah hal yang sangat bagus dan juga membuat ku merasa kan hal ini untuk pertama kali nya.

"Fesol ayo keluar, yang lain sudah keluar semua" Mielda yang menepuk pundak ku dan mengajak diri ku untuk keluar bersama dengan nya, karena ternyata hanya tinggal aku sendirian di dalam kastil, dan Mielda menunggu ku dan mungkin dia heran kenapa aku diam saja dari tadi.

"Kamu mendapat kan buku bintang berapa?" Tanya ku kepada Mielda, dan saat aku melihat buku ku, sebuah bintang yang lebih dari lima ada di buku ku, kelas tujuh namun tidak terlihat oleh mata terlihat di sampul buku ku, sebuah kelas yang belum pernah ada sebelum nya di mana kelas tertinggi adalah kelas lima, dan aku mendapat kan kelas tujuh, namun menghilang dengan sekejap dan aku sendiri yang melihat nya namun begitu samar.

"Lihat ini, taraaa" Ucap Mielda yang mana buku nya sudah terisi empat bintang dan di usia nya saat ini serta diri nya yang mana memang memiliki bakat serta kemampuan alami pertama kali memegang buku nya sudah mendapat kan empat bintang, dan masih tersisa satu slot kosong yang arti nya dia memiiliki kesempatan untuk naik ke kelas lima atau kelas yang tertinggi di antara semua kelas saat ini, namun di riku yang sudah memegang buku kelas ke tujuh, di mana tidak ada slot sama sekali namun aku bisa melihat nya karena aku yang memiliki buku ini.

"Wah buku mu masih tersisa satu slot, selamat ya kamu menjadi penyihir kelas empat di usia mu saat ini" Ucap ku kepada Mielda yang memberikan selamat kepada nya dan aku rasa dia memang cocok dengan hal itu karena dia mendapat buku mantra kelas empat dan masih tersisa satu slot kosong, yang mana biasa nya kelas kelas penyihir akan langsung habis slot nya atau slot di buku tersebut di batasi seperti misal nya bila ada penyihir kelas satu namun masih memiiki empat slot kosong maka mereka bisa menjadi penyihir kelas lima namun usaha mereka akan lebih keras dari pada orang – orang biasa nya.

Begitu lah fungsi slot dan ada juga yang slot nya memang Cuma dua atau juga satu slot itu lah penyihir kelas terendah, dan aku memiliki kelas ke tujuh, tepat seperti yang di mimpi kan oleh sang raja di mana di dalam mimpi nya dia mengata kan akan ada yang lahir seseorang yang memiliki kemampuan sihir di atas kelas lima, dan mimpi nya benar – benar menjadi kenyataan, namun untuk saat ini aku harus menyembunyi kan kemampuan ku, agar aku bisa merahasiakan nya.