9 bulan kemudian...
"teruss Syifa, teruss mengejann ayoo" seru dokter Kesya
Syifa saat ini sedang melakukan proses lahiran dengan ditemani oleh Angkasa. tangan kiri Angkasa dibuat untuk menggenggam erat tengan Syifa dan tangan kanannya dibuat untuk mengusap keringat yabga da dikening istrinya itu
"kamu kuat sayang, demi aku dan anak kita kamu pasti kuat" bisik Angkasa
Syifa terus mengejan dan tidak lama setelah itu terdengar suara bayi
Oekk Oekkk
"alhamdulillah bayi nya lahir dengan selamat dan sehat. bayi nya berjenis kelamin perempuan" jelas dokter Kesya
Angkasa dan Syifa bernafas lega. Angkasa terus saja mengecup pelipis istrinya dengan sayang dan selalu melontarkan kata terima kasih untuk istrinya itu.
*
Syifa sudah dipindahkan ke ruang rawat bersama dengan bayinya yang sekarang sedang tertidur digendongan Angkasa.
bunda Syifa sekarang sedang berada diruang rawat Febby karena gadis itu juga melahirkan hari ini. tadi bunda Syifa sudah menyempatkan ke ruang rawat Syifa untuk melihat kondisi anak dan cucu nya
diruang rawat Syifa kini sudah ada sahabat sahabatnya
"nama nya siapa Sa?" tanya Alaska
"Naira Anara Dirgantara" jawab Syifa cepat
"udah disiapin ya?" tanya Angkasa
dengan cepat Syifa menggeleng "nggak tau ya, tiba tiba refleks nyebutin nama itu"
"oke jadi nama nya Naira Anara Dirgantara" final Angkasa
"haii Naira" sapa Beby "lucu bangett sih bikin tante pengen cubit aja"
"gausa cubit cubit nanti dia kebangun" ketus Angkasa
"dih apaan sih, sensi banget lo kak kalo ada gue" kesal Beby
"muka lo bikin gue ga mood" jawab Angkasa ngasal
"ihh jangan gitu kak, Beby itu sahabat aku" tegur Syifa
"iya iya bercanda, jangan ngambek dong" bujuk Angkasa pada Beby sambil menoel noel pipo chubby Beby
"apa sih toel toel segala" kesal Beby
"jangan marah, ntar Syifa malah marahnya sama gue" bujuk Angkasa
"kan marahnya sama lo bukan sama gue wle"
"ngeselin banget lo jadi orang" balas Angkasa "untung aja ada Naira disini, kalo nggak udah gue habisin lo"
"kalian ini apa apaan sih tiap ketemy ribut mulu" sahut Amara
"ya abisnya kak Angkasa ngeselin" jawab Beby
"udah kak jangan diladenin" lerai Syifa
"gimana Sip rasayanya ngelahirin?" tanya Zahra tiba tiba
"sakit, tadi aja gue hampir gak kuat tapi karena kak Angkasa semangatin gue terus ya gue berusaha" jawab Syifa
"gue gak mau punya anak deh kalo gitu" celetuk Zahra
"dihh, cetek banget pikiran lo" ejek Amara
"iya nih, dari dulu lo yang suka aneh aneh Zar" timpal Natasya
"ya kan kalo sakit gue juga gak mau" kekeh Zahra
"kalo lo gak mau ngelahirin lo bakal dosa besar" ucap Beby menakut nakuti
"hah emang iya kalo gak ngelahirin dapet dosa?" tanya Zahra polos
"iya lah" jawab Beby
"yauda deh kalo gitu gue mau ngelahirin" ucap Zahra
sontak semua orang yang ada disana langsung tertawa mendengar penuturan Zahra. mereka kira Zahra ini bukan lah gadis polos namun nyatanya gadis ini sangatlah polos
*
sudah dua hari ini Syifa dirawat dirumah sakit dan akhirnya Syifa diperbolehkan untuk pulang.
saat ini Angkasa, Syifa dan anaknya Naira berada didalam kamar. mereka sama sama berbaring dengan Naira yang berada ditengah tengah mereka
"bahagia banget aku Syif dengan kehadiran Naira yang ada ditengah tengah kita" ujar Angkasa
"iya kak sama" balas Syifa
"aku berharap Naira nantinya akan menjadi gadis yang pinter seperti kamu. baik hati, ramah, murah senyum dan nggak pernah sombong sama satu lagi selalu bisa menghadapi masalahnya dengan dewasa" ucap Angkasa
"aminn, aku juga berharap gitu kak, tapi aku juga berharap Naira akan menjadi gadis yang bertanggung jawab seperti kakak dan selalu bisa mengatur waktunya dengan tepat seperti kamu" imbuh Syifa
"makasih ya Syif, udah mau terima segala kekurangan aku dan kamu selalu melengkapi kekurangan itu" ungkap Angkasa
"sama sama kak" balas Syifa "oiya kak, kakak tidur dulu aja kan udah malem juga"
"kamu mau kemana?" tanya Angkasa saat melihat Syifa beranjak dari kasur
"mau ambil air bentar" jawab Syifa
seperginya Syifa, Angkasa selalu saja menoel noel pipi putrinya itu
"cantik banget sih anak papi, kayaknya maminya deh. kamu kalo besar jangan nakal ya, turutin apa kata papi dan mami, jangan jadi anak pembangkang oke princes?" celoteh Angkasa
"oiya satu lagi kamu juga nanti kalo besar jangan gampang percaya sama laki laki, biar hati kamu gak retak. kamu juga nanti kalo udah besar cari temennya yang bisa membawa kamu ke jalan yang bener, atau mending kamu temenan sama Gita aja anaknya om Reno sama tante Febbt" tambahnya
saat Syifa kembali ke kamarnya, ia melihat Angkasa yang sedang memberi nasehat pada Naira
"kamu kenapa kak? bayi kok diajak ngobrol" ledek Syifa
"yauda sih biarin aja" kesal Angkasa
"hehe maaf maaf" ucap Syifa lalu kembali berbaring disamping Naira
"ohiya kamu udah jenguk anaknya bang Reno sama kak Febby?" tanya Syifa
"udah, anaknya juga cewe namanya Gita Savitri" jawab Angkasa
"besok kita liat ya ke rumah bunda" ajak Syifa
"iya, sekarang kamu tidur gih pasti kamu capek" titah Angkasa
"kakak juga tidur" ucap Syifa dan diangguki oleh Angkasa
ketiga nya pun tertidur dengan lelap dengan posisi saling berpelukan.
akhir yang bahagia mereka dapatkan. semuanya berjalan baik, meski kadang ada saja batu kerikil yang menghalangi. namun, mereka bisa mengatasinya. membuat perjalanan mereka kembali lancar tanpa hambatan hingga ini adalah kisah akhir mereka. Angkasa dan Syifa yang bahagia