-----*------------------*-----------------*----
Setelah lelah berkuda Xiao Hong, memutuskan untuk berhenti dan beristirahat sebentar di lapangan penuh rumput.
"Huuuuhhh... Aku hausssss." Keluhnya dengan menyeka keringat di dahinya. ' andai saja tadi aku menuruti apa yang Qixuan katakan, pasti aku tidak akan kehausan seperti ini, huhuhuhu Qixuan aku haussss.' gerutunya dengan putus asa, ya salah sendiri tidak mau mengikuti apa yang di katakan oleh Qixuan.
flashback on
"Hosh...hosh...hosh, yang.....yang mulia.... berhenti sebentar.....haaahh....saya capek...." Ucap Qixuan terputus putus akibat kelelahan.
"Aha...maaf ya Qixuan, habisnya aku sudah lama tidak menaiki kuda, hehehehe." Ucapnya tanpa dosa.
Karena Qixuan terlalu lelah ia memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum duduk ia berkata.
"Yang mulia, anda jangan jauh jauh ya, saya mau istirahat terlebih dahulu." Setelah mengatakan itu ia lantas mendudukkan diri di bawah pohon yang cukup lebat. Karena Xiao Hong tidak sabaran ia lantas memacu kudanya dan pergi meninggalkan Qixuan, sungguh ratu yg kejamಠ_ಠ.
Flashback end
Kalau di pikir pikir lagi itu merupakan kesalahan nya sendiri bukan?.
"Haaaaaahh." Menghela nafas panjang Xiao Hong telah memutuskan untuk mencari sungai atau apapun yang penting dapat di minum.
"Hm?."
"Aha. Aku mendengar suara air, akhirnya keberuntungan berpihak pada ku." Ucapnya dengan girang.
Setelah beberapa saat memacu kuda akhirnya ia sampai di tempat yang ia tuju.
Skipppp
Setelah selesai meminum air ia berniat untuk kembali, namun niatnya di urungkan karena tiba-tiba dahinya membentur sesuatu yang begitu keras.
Bugh
"Aw....aw.....shhhh. apakah aku membentur pohon?." Tanyanya dengan mengusap usap kepalanya. Saat ia ingin melihat pohon apa yang ia tabrak, alangkah terkejutnya ternyata yang iya tabrak bukanlah pohon melainkan suaminya sendiri, buru buru ia menjauhkan dirinya.
"Maaf Yang Mulia, tadi saya tidak melihat anda." Ujarnya dengan sedikit gugup.
Hening....
'ukhhhhh kenapa dia tidak mengatakan apa-apa' gerutunya dalam hati. Karena terlalu lama hening akhirnya xiao hong menghela nafas lelah sambil memejamkan matanya.
"Haaaaaahh."
Melihat itu kaisar Feng awalnya mau membuka suara namun terhenti karena perkataan orang yg berada di depannya ini.
"Maaf kalau saya lancang yang mulia, tetapi saya harus pergi dari sini. Saya undur diri Yang Mulia." Ucapnya dengan nada tegas namun halus.
Setelah mengatakan hal tersebut ia akhirnya berjalan meninggalkan kaisar Feng sendirian, harusnya seperti itu tetapi langkah nya berhenti tak kala mendengar apa yang ia katakan.
"Apakah kau marah karena aku menuduh mu meracuni selir Chan?." Tanyanya dengan lirih namun bisa di dengar oleh xiao hong.
Terkejut? tentu saja!! saat membaca novel ini ia berfikir bahwa kaisar itu membenci sang Permaisuri, tetapi alangkah terkejutnya saat ia mendengar pertanyaan kaisar, bukan bukan terapi kosa kata yang ia pakai, kenapa seolah-olah mereka itu dekat. Untuk memastikan bahwa itu hanya ilusi ia akhirnya berbalik dan bertanya pada kaisar Feng.
"Maaf, apakah anda mengatakan sesuatu tadi?." Tanyanya untuk memastikan, awalnya mungkin ia salah dengar karena ia mendengar kaisar menghembuskan nafas panjang . Tetapi alangkah terkejutnya mendengar penuturan sang kaisar.
"Aku berkata,'apakah kau marah karena aku menuduh mu meracuni selir Chan'." Kaisar Feng
"Eh?". 'ehhhhhhhhhhhhh???. Bagaimana mungkin kaisar bisa bicara akrab dengan Permaisuri??'. Batinnya dalam hati. Karena setau dia di novelnya mereka menikah untuk kepentingan politik, jadi wajar saja jikalau xiao hong terkejut. Kembali ke percakapan tadi. Setelah beberapa saat hening melanda, tiba tiba kaisar Feng membuka suara.
"Jadi benar, ternyata kau marah karena aku menuduh mu." Ujarnya dengan mimik wajah yang tetap dingin dan tak tersentuh, karena Xiao Hong tidak ingin ini menjadi kesalahpahaman jadi ia membuka suara.
"Yang Mulia, sebenarnya saya tidak terlalu mempersoalkan apa yang terjadi tadi." Ucapnya dengan sedikit merubah mimik wajahnya menjadi tenang, ya walaupun sebenarnya ia gelisah tapi mau bagaimana lagi? Dia harus tetap tenang dan anggun, oke.
"Baiklah kalau begitu, ku kira kau akan marah." Ujar kaisar.
"Aiyaa, tentu saja tidak." Xiao Hong
"Mmm, tapi maaf yang mulia seperti nya saya harus kembali. Mungkin para dayang dan pelayan sedang kewalahan mencari saya, jadi saya undur diri Yang Mulia." Ucapnya lantas bergegas berjalan dan menaiki kuda.
Setelah menaiki kuda ia memacu kudanya dengan kencang meninggal kan sang kaisar sendiri.
Setelah beberapa saat memacu kudanya akhirnya ia bertemu dengan Qixuan. Ia dapat melihat bahwa wanita itu sedang cemas jika di lihat dari mimik wajahnya.
"Hah....hah....ak.... akhirnya...saya menemukan anda yang mulia." Ucapnya dengan nafas tersengal sengal. Setelah ia dapat menetralkan deru nafasnya, ia melanjutkan perkataannya.
"Yang mulia, saya mendapat kabar dari kerajaan bahwa ayah anda kaisar
Fang Chang Bei dan ibu anda Permaisuri Ming Mei, datang berkunjung ke istana." Ucap Qixuan.
Alangkah terkejutnya ia mendengar dua nama yang baru saja di sebutkan oleh Qixuan, Xiao Hong berasumsi bahwa ini adalah hari tersialnya.
"Apakah hanya mereka berdua yang datang?." Tanyanya dengan nada sedikit khawatir.
Ia khawatir jikalau ada orang lain yang ikut bersama kedua orang tadi, dan yah.. ia rasanya ingin tengelam karena mendengar apa yang Qixuan katakan.
"Dan juga ada pangeran Fang Fei Heeng, dan putra mahkota Fang Jianying."
'akkhhhhhhhhh, ingin rasanya aku matiiii, huhuhuhu ini adalah hari sialku.' Xiao Hong memang terlihat bahagia atas kedatangan mereka, tapi hatinya menangis mendengar nama nama tersebut.
Setelah Sampai Di Kerajaan Xiao Hong memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, setelah mandi baru ia akan bertemu mereka semua di aula isatana.
"Yang mulia, untuk saat ini anda harus mengunakan pakaian ini terlebih dahulu." Ucap Dayang satu.
"Mn. Baiklah aku akan mengunakan pakaian itu." Ujarnya dengan lesu.
Setelah berganti pakaian ia lantas berjalan menuju cermin besar yang begitu indah.
"Haih. Untung saja pakaian ini tidak seberat dan seribet yang tadi." Cibir nya pada pakaian yang ia kenakan
Skipppp
Aula kerajaan
Xiao Hong berjalan dengan anggun, setelah memasuki aula ia di sambut dengan suara salaman dari semua orang yang berada di sana.
"Semoga Panjang umur, Permaisuri." Ucap mereka serentak.
Setelah menjawab ucapan dari mereka lantas ia berjalan menuju tempat kedua orangtuanya dan kakaknya.
"Semoga Panjang umur, Ayahanda."
"Semoga Panjang umur, Ibunda."
"Semoga Panjang umur kakak pertama dan kedua." Ucap nya dengan sedikit membungkuk.
Mereka mengangguk kan kepala mereka sebagai balasan. Setelah Xiao Hong mendudukkan tubuhnya ke singgasananya, aula itu menjadi begitu hening, bahkan beberapa pelayan dan pengawalan menahan nafas mereka karena aura dominan yg begitu mengerikan.
Setelah hening beberapa saat akhirnya kaisar Fang membuka mulutnya.
"Bagaimana kabarmu A Xiu?." Tanyanya untuk mencairkan suasana.
Xiao Hong tersenyum manis lalu ia membuka mulutnya.
"Selama saya di sini, kabar saya baik baik saja, ayahanda." Jawabnya dengan tersenyum.
Setelah mengatakan itu suasana menjadi sedikit mencair Xiao Hong akan menjawab apapun yang mereka katakan. Hingga di pertanyaan yang di ajukan oleh ibunya, ia hampir saja tersedak oleh air liurnya sendiri akibat terkejut.
"Apakah kau tidak berkeinginan untuk memiliki penerus?." Tanya ibunya, walaupun beliau mengucapkan dengan nada yang halus tetapi tetap saja hal itu tetap membuatnya terkejut.
Xiao Hong tersenyum dengan canggung, ia ingin menjawab pertanyaan ibunya tetapi di urungkan karena mendengar jawaban dari kaisar Feng.
"Yang Mulia Permaisuri, tentu saja kami berniat untuk membuat penerus." Ucapnya dengan seringai kecil.
----*--------*--------*-----------*----