"Sebaiknya kalian bekerja sama."
"Bekerja sama untuk apa? Jika memang benar para Vimal yang memiliki senjata harus menyimpannya, lalu kenapa anak-anak itu tidak memprotes pada pedang di punggungku. Kalian sedang mencoba mengelabui ya?"
Kazo menatap berang pada tiga petugas di hadapannya. Matanya kini kembali melirik ke arah kerumunan, tempat dimana laki-laki bermata biru tadi berada. Tapi sosok itu sudah tidak ada di sana. Hanya menyisakan para kerumunan peserta yang mulai tertarik menonton dirinya dan para petugas Menara.
"Baiklah, begini saja. Aku tidak akan membawa kalian, jika kalian memanggil teman rambut merah kalian kesini."
"Teman? Apa maksudmu?"
Si petugas tadi kembali mengangkat kertas selebaran. "Kalian datang bertiga. Di mana teman kalian, anak laki-laki yang berambut merah?"
"Dari mana kalian bisa menyimpulkan ada anak berambut merah bersama kami? Bukankah kalian bisa melihat kami hanya berdua?"