Chereads / my kisah cinta / Chapter 2 - sebuah isyarat

Chapter 2 - sebuah isyarat

leila ingat bahwa hari ini ia sudah berjanji akan membawa ferza selaku bosnya untuk pergi menemui anak-anak kecil ditempat ia biasa bermain dengan mereka,akhirnya leila bergegas pergi keruangan pak ferza.

tok....tok....leila mengetuk pintu ruangan pak ferza.

"masukkkkkkk"teriak ferza saat ia mendengar sebuah ketukan pintu dengan pelan leila memegang knop pintu dan membukanya.

"permisi pak.apakah kita jadi ketempat anak anak?"

"oh iya iya jadi,em...apa kamu nggak ada jadwal lagi setelah ini?"

"tidak pak.karna ini waktunya saya breaktime dan mari kita pergi"

"ya sudah,mari."

leila dan ferza akhirnya pergi bersama untuk ketempat yang mereka tuju dengan membelah jalanan kota.

"ini didepan belok kanan atau kiri?"tanya ferza yang jelas jelas tak tau arahnya untuk pergi ketempat anak-anak.

"belok kiri"jawab leila dingin

ferza fokus dalam menyetir sedangkan leila masih fokus menatap jalanan diluar jendela mobil.

"ohh iya saya lupa menanyakan siapa nama kamu?"

"kenapa bapak menanyakan itu kesaya?"

"kan saya nggak tau nama kamu siapa?"

"bukannya nama saya sudah tertera dilampiran lamaran pekerja saya ya pak?"

"oh iyakah?saya kok nggak tau ya?kalo boleh tau lagi siapa nama kamu?"

"nama saya leila amarzoa"merasa dipojokkan akhirnya leila memberitau saja pak ferza siapa namanya bagi leila pak ferza ini adalah sosok laki-laki yang pemaksa dan suka memojokkan orang.

"ohh.nama kamu leila amarzoa,bagus sihh....tapi kurang menarik menurut saya"

"loh kok jadi bapak yang ngatur ngatur nama saya?"

"emang kenapa?hahahah"goda pak ferza sangat keterlaluan menurut leila tapi tidak menurut pak ferza sendiri "bercanda.oh iya ini kemana lagi?lurus apa belok kanan nih?"

"lurus terus ntar ada perempatan belok kiri"leila menunjukkan arah sekaligus daripada selalu bertanya tapi akhirnya bakal ribut karna masalah lain.ferza fokus dalam menyetir untuk melihat jalan dan selalu mengingat arahan dari leila selaku manager dikedainya.

"nah disini pak tempatnya"leila angkat bicara setelah sampai di tempat yang pas "pak ayokkkkk"ajak leila

"ah...iya iya ayo"rupanya ferza ketakutan setelah melihat anak anak yang sebegitu banyaknya.apa yang ditakutkan ferza?pasti tingkah mereka karna ferza sekarang sedang terbayang bayang oleh tingkah aneh dan menyebalkannya anak anak.

"pak....ayok malah bengong"

"ah..emh...bener ya tingkah anak anak disini nggak menyebalkan?"

"huft.....iya pakkk....."

meskipun ada rasa sedikit ketakutan ketika melihat anak anak ini,tapi dalam hatinya ferza harus bisa dekat dengan anak anak meskipun hanya dengan satu anak.

"kamu bener kan tingkah anak anak disini nggak nyebelin?"

"huft.....enggak pakkkkk udah ayo"

"yang bener?"

"ihs....bapak nih kebanyakan nanya udah ayokk kita masuk dulu baru bapak kenalan sama mereka"sebal leila

"ya udah ayok.hhhhhhhhh...huft...."

leila dan ferza masuk disana banyak anak kecil dengan tingkahnya masing masing sedangkan ferza otaknya tengah menampilkan tingkah anak anak yang very very annoying.

"ehh.....ada kak zoa"teriak salah satu anak yang biasa bermain dengan leila "haiii....adek"sapa leila lembut sedangkan ferza diam kaku melihat anak kecil mendekati leila. "hallo adek...nama kamu siapa?"

"n...n...nama a...aku firla kak"meskipun firla memperkenalkan dirinya ke ferza tapi mata firla melirik ke leila.

"firla...adek jangan takut sama dia yaa dekk...dia ini bos kakak.kamu bisa panggil bos kakak sebagai pak....?"leila merasa terbodohkan disini karna kenapa tadi ia tidak tanya namanya ketika dalam mobil.

"kamu bisa panggil kakak sebagai kak ferza ya..?"

"ohhh...iya.oke kak ferza"semangat firla kembali ternyata pak ferza juga bisa kok bergaul dengan anak kecil dan itu baru disadari oleh leila.

"em...kak zoa kita main yuk disana"

"oke.no need to worry"senyum leila dengan firla mengembang sempurna dan entah kenapa ferza sangat suka dengan senyum kedua orang ini?isyarat apa coba?itu juga yang sedang ferza artikan dalam hatinya.

"kak ferza ayokkk"

"ohh..eh...iya"

ferza dan leila bermain dengan firla, mereka bertiga sangat bahagia yang tadinya ferza takut akan tingkah anak anak yang menyebalkan kini ia menjadi riang dan gembira.jika dilihat lihat mereka bertiga seperti keluarga yang selalu bahagia.setelah puas bermain leila dan ferza pamit untuk kembali lagi kekedai coffe shop arendra dan mobil pak ferza kini sudah membelah kembali jalanan raya.

"gimana pak?seru kan main sama anak anak?"tanya leila girang

"emh.....gimana ya?seru sih"

"serukan.makanya pak jangan memandang tingkah seorang anak kecil hanya melalui pengalaman pribadi dulunya"

"iya sihh.apa kata kamu itu bener juga tapi ya gimana kan dulu aku pernah ngasuh anak kecil ehh malah tingkahnya nyebelin tingkat akut"

"hahahah pak kan udah saya bilang kalo itu nggak semua anak kecil tingkahnya sama kok"

"iya juga sihh"

tak terasa berbicara hanya seperti itu saja mobil pak ferza sudah terpakir rapi dihalaman kedai coffe shop arendra dan kegiatan akan segera dimulai seperti awal.sebenarnya leila masih kurang untuk bermain disana tapi bagaimana lagi karna jatah waktunya untuk breaktime hanya satu jam saja dan setelah itu kegiatan akan kembali seperti semula.

"permisi pak.saya langsung keruangan saya saja"

"ohh iya iya silakan"

ferza melanjutkan perjalanannya untuk sampai keruangannya ditengah jalan ia dihadang oleh pegawainya.

"mohon maaf pak saya ada perlu dengan bapak"

"silahkan keruangan saya"pegawai itu mengikuti bosnya untuk keruangannya.

"silakan duduk dan ucapkan apa keperluanmu dengan saya?"

"saya mau resign pak dan ini surat resign saya silakan bapak baca kenapa alasan saya untuk resign dari sini"

"kenapa kamu mau resign?"

"alasan saya sudha tertera disurat resign itu pak.kalo begitu saya pamit permisi"

"ya udah tapi kalo kamu mau bekerja lagi disini maka saya akan menerima lagi"

"baik pak.permisi"pegawai itupun keluar dari ruangan ferza.