Suara gelak tawa memenuhi ruang makan saat Revan, Davina, dan Raisa sedang menyantap sarapan mereka pagi itu. Ketiganya terlihat bahagia memulai hari yang diharapkan lebih baik dari hari kemarin, mereka juga terlihat lebih akrab.
"Iya, Devan suka membicarakanmu. Katanya kau sering kurang ajar sama dia saat masih kecil. Kau sering mengganggunya," kata Raisa, kemudian disambut tawa oleh Davina juga Revan.
Tawa Revan memudar, ia melirik arlojinya di tengah-tengah obrolan mereka bertiga. Dan, jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
"Kenapa? Sudah mau berangkat ya?" Davina menyadari gerak-gerik suaminya yang menatap arloji di pergelangan tangannya.
Revan pun mengangguk seraya tersenyum kepada Davina. "Iya, aku harus berangkat sekarang. Sepertinya sudah telat," kata Revan.
"Baiklah," Davina pun bangkit dari duduknya. "Kak, aku antar Revan dulu ke depan," ucap Davina sambil membawa tas kerja milik suaminya itu.